What is Mine, is Mine

Ending

Author pov
"Ambil semua." ucap Edward yang membuat Seline membulatkan kedua bola matanya.
"Ed, jangan gila. Ini terlalu banyak." ucap Seline ketika melihat hampir sepuluh gaun yang sudah dicobanya kini berjejer disebuah gantungan gaun.
"Semua bagus untukmu. Ambil semua." ucap Edward santai dan semua pelayan bergegas melakukan perintah Edward.
"Jangan berlebihan, Ed." ucap Seline mengingat semua permintaannya saat ingin mendekorasi hallroom dan garden.

"Setelah gaun, cobakan heels." ucap Edward dan pelayan yang lain mengangguk dan mengeluarkan beberapa pasang heels yang mereka yakini dari perancang yang hebat dan belum beredar di lokal maupun luar.
"Jangan tinggalkan gaun dari perancang pertama yang masih merupakan salah satunya hasil designnya. Itu akan menjadi gaun utama istriku." ucap Edward dengan nada memperingatinya.

Para pelayan mengangguk dan beberapanya memakaikan heels kepada Seline.
"Kau suka?" tanya Edward dan Seline menatap kaki jenjangnya yang kini di hiasi oleh heels indah dengan permata yang mengelilinginya serta seperti sentuhan pakar yang sangat teliti.
"Aku suka yang ini." ucap Seline dengan senyum lebarnya.
"Ambil ini. Coba yang lain." ucap Edward dan Seline menatap Edward kesal.

"Tidak perlu terlalu banyak." ucap Seline dan membuat pelayan itu menghentikan aktivitasnya dalam mengeluarkan heels terbaru mereka.
"Itu masih tidak seberapa. Kau bisa memiliki semua itu..."
"Tidak. Ini cukup. Lagipula aku tahu ini harganya..."
"Jangan berbicara tentang harga. Kau tahu aku dan..."
"Aku tahu kau. Tapi ada baiknya kau tidak menganggap itu nominal yang kecil. Itu sangat besar Ed, dan..."
"Membelikanmu semua ini tidak akan membuatku jatuh miskin dan kau tidak perlu..."
"Tapi ini terlalu berlebihan, lagipula..."
"Tidak ada alasan Seline Smith." potong Edward pada akhirnya setelah perdebatan mereka yang tidak penting sama sekali.

"Aku hanya ingin lima gaun itu." ucap Seline dan Edward mengangkat salah satu alisnya menatap Seline.
"Tidak. Ambil semua." ucap Edward santai.
"Kalau sepuluh gaun itu diambil semua, aku hanya akan mengambil satu pasang heels ini." ucap Seline dengan nada datarnya.
"Ambilkan empat pasang lagi. Jadikan lima pasang heels." ucap Edward kepada pelayan butik itu.
"Jika kau ambil lima pasang heels, maka aku ambil lima gaun ini saja. Cocok bukan? Satu gaun, satu heels." ucap Seline dengan senyum kemenangannya.
"Kalau begitu ambil sepuluh gaun itu dan ambilkan sepuluh pasang heels yang cocok dengan masing-masing gaun itu." ucap Edward dengan santainya sedangkan Seline membulatkan matanya tidak percaya.

"Ja..jangan.." ucap Seline tergagap ketika melihat belasan heels terpampang didepannya.
"Jangan gila Ed, ini terlalu banyak." ucap Seline tidak percaya.
"Kau tidak perlu khawatir. Semua ini asli dari designer ternama dan semua ini adalah hasil tangan mereka sendiri." ucap Edward memastikan.
"B...bukan itu maksudku, tapi ini terlalu banyak untuk satu orang." ucap Seline dan Edward menatap gadisnya penuh tanya.

"Setiap wanita yang datang padaku, sudah pasti didasarkan dengan uang. Aku punya segalanya dan mereka tahu itu. Tapi gadis satu ini? Apa yang sedang dipikirkannya?" batin Edward sambil memandangi wajah kesal Seline ketika para pelayan itu mencobakan satu persatu heels yang sudah disediakan.

**

"Aku lapar dan lelah sekarang." ucap Seline ketika mereka sudah masuk kedalam mobil marcedes berwarna hitam metalic.
"Kau lelah?" tanya Edward dan Seline menatapnya dengan tatapan MENURUT MU?!
"Kau tetap saja galak walaupun dengan calon suamimu." ucap Edward mengejek kemudian melajukan mobilnya dengan mulus.
"Jangan mengejekku, Ed." ucap Seline malas sedangkan Edward hanya mengangkat bahu nya.

Edward mengerti bahwa mencoba belasan gaun dan belasan heels memang akan sangat melelahkan. Tetapi dia benar-benar ingin melihat Seline tampak begitu sempurna di hari yang membahagiakan itu, walaupun Seline yang tampak begitu biasa-biasa saja sudah sangat memukaunya. Seline selalu terlihat sempurna di matanya.