Last Night In Italy

9.4K 563 2
                                    

Seline Smith : Sarah Synder
Zea.                : Matt Lanter
Edward.      : Renan Grassi
Jade.            : Gregg Sulkin
Daren.       : Camerondallas
Author pov
Mobil Edward terparkir indah didepan penthouse.
"Aku mandi dulu atau..."
"Kau." potong Edward dan Seline mengangguk kemudian keluar dari mobil. Edward juga ikut keluar dan langsung menyusul langkah Seline.

Seline langsung melangkah menuju kamar dan Edward melangkah menuju taman belakang. Banyak pikiran yang memenuhi kepala mereka masing-masing. Seline yang selalu terbayang dengan perkataan ayah Edward dan Edward yang bigung dengan sikapnya yang jauh dari apa yang dipikirkannya.

"Kenapa jantungku berdetak lebih cepat bahkan sangat cepat? Ada yang asing didalam sana." batin Seline ketika sudah memasuki kamar mandi.
"Berendam untuk menghilangkan semua beban pikiranku." ucap Seline setelah menggantung pakaian dan handuknya.

Seline keluar dari kamar mandi dan mendapati Edward sedang duduk bersandar diatas kasur.
"Kau mandilah." ucap Seline sambil berjalan menuju meja rias.
"Besok pagi jam 5am kita kembali ke As." ucap Edward dan Seline langsung memutar tubuhnya.
"Aku tidak yakin bisa bangun sepagi itu." ucap Seline jujur mengingat paling cepat dia akan bangun pukul 6am.
"Tidak ada alasan." ucap Edward kemudian beranjak dari kasurnya untuk melangkah menuju kamar mandi.

"Lehermu masih sakit?" tanya Seline dan Edward langsung memutar seluruh tubuhnya.
"Bukan urusanmu." ucap Edward datar kemudian melanjutkan langkahnya.
"Dasar menyebalkan!" pekik Seline kemudian gantian dia yang merebahkan tubuh diatas kasur king size beraroma maskulin itu.
"Hari pertama kau tidur disofa, lehermu terkilir. Malam ini bersiaplah lehermu patah, Ed." batin Edward mengejek dirinya sendiri.

Seperti biasanya, tidak memakan waktu lama, Edward keluar dari kamar mandi dengan sudah mengenakan pakaian lengkapnya. Baju kaos casual dan celana santai selututnya.
"Kemari." ucap Seline ketika Edward bersiap melangkah keluar dari kamar. Edward membalikkan tubuhnya, menatap Seline sekilas kemudian kembali berbalik dan keluar dari kamar. Melihat hal itu, Seline beranjak dari kasur kemudian menyusul Edward.

"Apa?" tanya Edward ketika dirasakannya sebuah tangan mulus milik Seline mencengkram lengannya.
"Biar ku obati." ucap Seline dan langsung menarik paksa lengan Edward.
"No." ucap Edward datar kemudian menarik kembali lengannya.
"Bodoh! Psikopat!" pekik Seline kemudian dengan geram mecengkram erat lengan Edward, melototkan matanya, kemudian menarik tubuh tegapnya langsung masuk kedalam kamar.

Setelah mendudukkan Edward pada kasur, Seline meraih kotak obat dan sebaskom kecil cairan hangat transparan yang sudah disiapkannya.
"Apa itu? Jangan sembarangan." ucap Edward tanpa bisa menolehkan kepalanya kearah Seline yang sedang bersiap-siap di belakang punggungnya.
"Tenang saja." jawab Seline santai dan Edward hanya mendiamkan dirinya.

Edward merasakan sesuatu yang dingin menyentuh kulit lehernya.
"Apa itu?" tanya Edward sedikit meringis dan terdengar kekehan Seline.
"Jangan bercanda atau kau tidak akan pulang ke AS lagi." ucap Edward dengan nada peringatannya dan Seline semakin terkekeh.
"Aku tidak bercanda. Ini saleb, yah, sejenis itu lah." ucap Seline dan Edward mendiamkannya.

"Aku pernah terkilir sewaktu berlari saat hari kelulusanku." ucap Seline mulai bercerita.
"Saat itu rasanya kakiku mau patah. Aku ke rumah Jade dan meringis seperti orang gila. Neira pada saat itu hanya menceramahiku." sambung Seline kemudian dia terkekeh sendiri.
"Tidak lama, Jade memberikan semangkuk cairan transparan yang ku pikir air, tapi ternyata dia mencampurkan sesuatu didalam sana." sambung Seline dengan senyum lebarnya.
"Dia juga menggunakan saleb ini pada kaki ku. Dan..dia mengajariku cara membuat..."
Belum sempat Seline menyelesaikan percakapannya, Edward langsung beranjak dari posisinya dan meninggalkan Seline yang hanya menatap kepergian Edward dengan bingung.

What is Mine, is MineDonde viven las historias. Descúbrelo ahora