Edward Vs Seline

6.2K 413 13
                                    

Seline Smith : Sarah Synder
Zea                 : Matt Lanter
Edward.     : Renan Grassi
Jade.           : Gregg Sulkin
Daren.      : Camerondallas
Edward Pov
Hanya satu kata untuk sekreatrisku ini "KONYOL".
Bagaimana bisa dia mengira Luna itu istriku? Bayangan wajahnya saat memerah dan saat dia menutupi kegugupannya bahkan bayangan saat dia dengan percaya dirinya menilaiku masih terlintas sangat jelas dikepalaku.

"Son? Kau tinggal dipenthouse lagi?" sebuah suara lembut membuatku menoleh dan mendapati ibuku memasuki perpustakaan pribadiku.
"Ya, aku tidak begitu suka dimension." ucapku jujur dan ku lihat raut wajah kecewa Mommy.
"Kapan Daddy akan pulang?" tanyaku mengingat ayahku adalah pria yang workaholic.
"Seminggu lagi." jawab Mommy dengan seulas senyumnya.

Aku bukannya tidak ingin menemaninya dimension ini, hanya saja terkadang kami sering berdebat walaupun dalam hal kecil. Apalagi kalau Dad sudah pulang, hal yang hanya setitik pun akan menjadi selobang besar dibuatnya.

"Kalau begitu dalam seminggu aku akan tidur dimension." ucapku dan Mommy sedikit melebarkan senyumnya.
"Hanya sampai Dad pulang." sambungku dan Mom tampak berpikir lalu mengangguk.
"Selama itu, jangan membuat hal kecil menjadi heboh, Mom." ucapku memperingati.
"Oke Son, kau tenang saja." ucap Mom dengan senyum lebarnya kemudian berjalan menujuku dan duduk di sampingku.

"Jadi?" tanya Mom yang membuatku menoleh padanya.
"Kau tidak ingin bercerita sesuatu?" tanya Mom lagi dan aku hanya menggeleng sedikit.
"Waste my time." ucapku dan ku dengar helaan nafas Mom.
"Kita sudah lama tidak berbicara, Son." ucap Mom dan jujur saja itu memang benar. Tapi aku punya alasan untuk itu. Alasannya adalah seperti yang sudah kukatakan sebelumnya.

"Baiklah. Kita bicara." ucapku dan lagi-lagi Mom menghela nafasnya.
"Kalau begitu ceritakan." ucap Mom yang membuatku menatapnya dengan sebelah alis terangkat.
"Mommy tahu kau tidak bodoh Son, tentang sekretarismu itu." ucap Mom dan aku mengerutkan dahiku. Pikiranku kembali pada perkataan Seline saat kami berbicara tentang Luna adalah istriku itu. Berarti benar, dia pernah bertemu dengan Mom.

"Kenapa diam? Jadi..."
"Hanya sekretaris." potongku dan Mom langsung merapatkan bibirnya.
"Dia juga bilang seperti itu." lirih Mom yang menyita pendengaranku.
"Jadi mereka sempat berbicara?" batinku kepada diriku sendiri.

"Sejak kapan Mom memperhatikan tentang perusahaan?" tanyaku dan kulihat Mom tampak merapatkan bibirnya.
"Tidak, Mommy hanya bertanya. Tadi Mommy bertemu dengannya dan Jeff jadi Mommy tebak-tebak dan ternyata benar, dia mengaku bahwa dia sekretarismu." ucap Mom dan this's why aku tidak begitu suka sifat Mom yang terkadang sangat berlebihan.

"Dia cantik dan..."
"Hanya sekretaris." potongku lagi sambil menatap Mom serius.
"Mommy hanya bilang, Son. Lagipula sepertinya dia menjalin hubungan dengan Jeff." ucap Mom yang membuatku mengerutkan dahiku.
"Mereka baru bertemu kemarin." ucapku menjelaskan dan Mom tampak mengangkat bahunya acuh.
"Namanya perasaan, siapa tahu?" ucap Mom kemudian beranjak dari sofa.
"Mommy harus kebawah untuk memilih menu makan malam. Kesukaanmu menunggumu." ucap Mom kemudian keluar dari perpustakaan ini.

Entah mengapa, sesuatu yang asing rasanya sangat mengganjalku. Aku menutup buku yang sedari tadi ku baca dan meletakkannya diatas meja.
"Dia dengan Jeff?" batinku mulai bertanya. Apa peduliku? Bukan urusanku. Lagipula itu tidak mungkin bukan? Mereka baru saja kenal dan? Lupakan.

Aku beranjak dari sofa dan ikut keluar dari ruangan ini. Sekarang yang aku butuhkan adalah air dingin untuk menyegarkan diriku dan kasur untuk beristirahat.

Aku merebahkan tubuhku diatas kasur king size yang sudah lumayan lama tidak kutempati. Tiba-tiba terlintas tentang perkataan Mom di telingaku.
"Mommy hanya bilang, Son. Lagipula sepertinya dia menjalin hubungan dengan Jeff."

What is Mine, is MineWhere stories live. Discover now