Extra Part

9K 478 19
                                    

Seline pov
"Anna? Jaga Duke." ucapku yang sedang sibuk memasak makan siang untuk keluargaku.
"Yes, Mom." suara lantang anak sulungku terdengar.

Hah, sekarang umurnya 13tahun. Dia punya rambut hitam milikku, mata coklat milik aku dan suamiku, berkulit putih bersih, tetapi memiliki tinggi badan yang eum? Terbilang pendek untuk gadis seusianya. Wajahnya sangat cantik tetapi tampak juga bahwa dia adalah gadis yang judes, mengingat dia mewarisi sifat suamiku. IRIT SENYUM.

Dan anak bungsuku, Duke Damian Rusky. Sekarang berumur 10tahun, berarti dia berbeda tiga tahun dengan sang kakak. Duke memiliki rambut yang sama seperti ayahnya, kulitnya sedikit langsat tetapi masih terbilang putih, wajah kokohnya tidak menampakkan sisi tentramnya. Tingginya sekarang sedikit melebihi sang kakak mengingat betapa pendeknya si kakak.

Duke berbeda dengan Delanna. Delanna memiliki senyum yang sangat irit dan Duke yang selalu menebarkan senyumnya, Delanna yang selalu bersikap lebih dewasa dan Duke yang selalu bersikap selayaknya anak-anak seusianya, Delanna selalu menjawab sesuatu secara singkat padat dan jelas sedangkan Duke yang akan menjawab sesuatu dengan panjang lebar. Untuk masalah sekolah, Delanna yang selalu mendapat juara kelas dan Duke yang hanya dapat ranking pertengahan. Mereka banyak perbedaan, tetapi mereka selalu akur.

Hanya dalam bergaul, perlu di akui pasti Duke lebih unggul dibanding kakaknya yang sangat pendiam dan irit dengan senyuman.

"Mom? Mommy sedang apa?" suara imut yang membuatku langsung menoleh dan mendapati pangeran kecilku sudah duduk dimeja makan.
"Sedang masak. Duke sudah lapar?" tanyaku dan dia mengangguk dengan semangat.
"Jangan ganggu Mom, kemari." terdengar suara datar putri kecilku yang sedang sibuk dengan segala buku pelajarannya di ruang tamu.
"Tidak Anna, aku hanya duduk dan sedikit bertanya, kurasa Mom tidak keberatan." ucap Duke dengan suara menggemaskannya.
"Hmm.." ku dengar gumaman kecil dari Anna dan itu berarti tidak akan ada lagi perkataan lanjutan darinya.

"Kemana pelayan bagian memasak Mom? Kenapa Mommy yang memasak? Apa pelayannya libur lagi?" tanya Duke bertubi-tubi seperti kebiasaannya.
"Martha Mommy liburkan hari ini. Mommy sedang ingin memasak." jawabku dan ku lihat wajahnya bersinar.
"Masakan Mommy sangat enak! Aku, Anna, dan Daddy sangat menyukai masakan Mommy. Benar, Anna?" suara imut itu kembali mengoceh lagi.
"Hmm.." gumam sang kakak lagi dan walaupun Anna hanya menaggapi Duke dengan sangat singat, Duke menganggap itu bukanlah hal besar.

Suara bel mension berbunyi.
"Dimana Pon? Mintakan dia menekan remote gerbang. Daddy baru saja mengganti sensornya." ucapku dan ku lihat Duke beranjak dari kursinya.
"Aku saja. Itu pasti Grandma dan Grandpa." ucapnya kemudian bergegas berlari.

"Jangan berlari Duke, astaga! Kau bisa jatuh!" ku dengar Pon terpekik sambil mengejar Duke. Pon ya? Pelayan setia keluarga kami. Tahun lalu dia baru menikah, ku pikir dia akan berhenti bekerja, tetapi tidak. Mungkin karena dia diberi gaji yang lumayan mengingat dia sudah menjadi kepala keluarga sekarang.

Author pov
"Cepat Pon? Siapa itu? Grandma? Grandpa? Ayo! Ayo!" pekik Duke sambil meloncat-loncat kegirangan.
"Sabar Duke." ucap Pon dengan senyum merekahnya.

Ting...
Sensor sudah di terima.
Duke berlari menuju jendela dan menyibak tirau berwarna emas itu.
"GRANDMA! GRANDPA!" pekik Duke girang kemudian langsung membuka pintu dan berlari keluar.

Gukkkk!! Gukkk!!!
"Hi Ciko!" teriak Duke kepada anak anjing berwarna coklat yang sedang beristirahat dirumahnya.

"Grandma! Grandpa!" pekik Duke dan ketika melihat cucunya berlari kearahnya, Janet langsung melempar kembali tasnya ke dalam mobil dan menggendong Duke dengan semangat.
"Pon? Bawakan barang-barang saya." ucap Janet dan di balas anggukan sopan oleh Pon.

What is Mine, is MineWhere stories live. Discover now