Rusky

11.7K 564 4
                                    

Seline Smith     : Sarah Synder
         Zea            : Matt Lanter
Edward           : Renan Grassi
Jade                 : Gregg Sulkin
Daren            : Camerondallas
Author Pov
Seorang gadis berambut blonde sebahu melangkahkan kaki jenjangnya menuju pintu masuk perusahaan industri tersebesar Rusky. Memakai kemeja putih berlengan panjang serta dipadukan dengan rok pensil selutut berwarna hitam membuat gadis ini tampak sangat elegant. Tidak lupa dengan heels setinggi 5cm berwarna hitam juga menghiasi kaki jenjang nan mulusnya.

"Good Morning Ms? May I help you?" ucap seorang wanita yang sedang duduk diruangan sebelah kanan pintu masuk perusahaan.
"Costumer Service." batin Seline kemudian dengan senyum lebarnya mengeluarkan sebuah map pemberian Jade tadi pagi.
"Ms.Seline Smith? Silahkan ikuti saya." ucap wanita itu kemudian menuntun Seline kearah sebuah lift yang berada di sebuah lorong panjang perusahaan.

Seline lebih memilih merapatkan bibirnya dan mencuci matanya dengan pemandangan indah yang mungkin beberapa lama lagi akan menjadi pemandangan memuakkan untuknya. Design perusahaan yang sangat berkelas, pintu kaca di setiap ruangan, dan banyak lagi hal berkelas lainnya yang membuat perusahaan ini tampak bagai istana.

"Silahkan Ms." ucap wanita itu sambil menunjuk pada sebuah pintu berwarna coklat transparan tetapi tidak sampai menampakkan apa dibalik pintu itu.
"Anda tidak ikut?" tanya Seline dengan wajah polosnya.
"Anda yang akan menjalankan interview Nona, bukan saya." jawab wanita itu kemudian berbalik dan meninggalkan Seline yang sedang menghitung kancing baju berulang-ulang untuk mengurangi kegugupannya.

"Jalan sekarang atau tidak sama sekali." batin Seline pada dirinya sendiri.
"Baiklah Jade, seharusnya aku menerima tawaranmu untuk mengantarku menemui CEO perusahaan ini." bisik Seline dengan nada menyesalnya.
"Oke, oke. Come on Seline Smith. Take it easy." ucap Seline seakan hal itu adalah mantra terakhirnya. Dengan mantap Seline melangkahkan kakinya menuju pintu coklat itu dan mengetuknya tiga kali lalu membukanya dengan cara menggeser.

Tampak seorang pria sedang duduk dengan gagahnya diatas kursi kebesarannya sambil memandang berkas-berkas di mejanya.
"Excuse me Sir?" sapa Seline sesopan mungkin ketika sudah berada di hadapan meja CEO. Terdengar suara deheman yang membuat jantung Seline terpacu sangat cepat.
"Ms.Smith?" tanya pria itu dengan nada datarnya.
"Yes Sir, I am." jawab Seline sebaik mungkin yang mendapat anggukan dari pria itu.

"Kemarilah." ucap Pria itu sambil mengeluarkan sebuah map dan pulpen dari dalam lacinya.
"Kemari. Ms.Seline Smith." ucap pria itu penuh penekanan yang membuat Seline langsung melaju menuju meja CEO.
"Kurasa Jade sudah mengatakan tentang kontrak kerja." ucap Pria itu lebih ke pernyataan daripada pertanyaan.
"Baca dan jika setuju silahkan tandatangani." ucap Pria itu masih dengan nada datarnya.

"Tidak perlu membacanya. Keputusanku sudah memang disini. Jika bukan disini maka aku akan menjadi pengangguran lagi." batin Seline kemudian tanpa membaca langsung menandatangani berkas itu.
"Anda terlihat sangat yakin Nona." ucap Pria itu dengan tatapan mengintimidasinya.
"Bukan yakin, hanya saja tidak ada pilihan lain lagi bukan?"  batin Seline kemudian meletakkan pulpen milik pria didepannya itu.

"Jadi saya kapan akan mulai bekerja Sir?" tanya Seline ketika melihat pria di depannya sedang sibuk memasukkan map kedalam laci meja kebesarannya.
"Sekarang." jawab pria itu singkat yang membuat Seline mengangguk mengerti. Baru saja Seline ingin membuka mulutnya untuk menanyakan nama pria yang merupakan pemilik perusahaan ini, Seline menutup kembali mulutnya.

"Ruanganmu tepat di samping ruanganku." ucap pria itu dengan nada datarnya. Mungkin karena melihat Seline masih berdiri di hadapannya.
"Baik Sir, kalau begitu saya permisi." ucap Seline kemudian berbalik dan mengurungkan niatnya untuk mengetahui nama pria itu.

What is Mine, is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang