Episode 3

4.8K 523 14
                                    

Namja cantik itu berjalan dengan langkah gontai, Jaejoong tak menyangka bahwa masalah besar yang sekarang tengah menimpanya itu akan hinggap dalam kehidupannya. Ya Tuhan, apa yang akan nanti ia katakan pada keluarganya? Pada ibu dan juga adik perempuannya, apa yang akan terjadi pada mereka bila mereka tahu jika anak dan kakak laki-laki mereka adalah seorang pelaku tabrak lari?

Haahhh... Jaejoong menghela nafas berat. Kepalanya serasa mau pecah saat memikirkannya.

"JAEJOONG HYUNG!" Jaejoong tersentak saat dari belakang Changmin berteriak dan merangkulnya dengan tiba-tiba, membuat si cantik itu terhuyung ke depan karena harus menahan berat tubuh Changmin yang lebih besar darinya.

"Changmin-ah!" pekik Jaejoong, ia lalu melayangkan sebuah cubitan sayang pada lengan Changmin yang melingkar di bahunya, hingga si jangkung rakus itu mengaduh kesakitan dan memohon ampunan.

"Padahal sudah kubilang untuk tidak mengagetkanmu tapi dia tetap keras kepala." Suara Junsu terdengar dari balik punggung Changmin yang lebar sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah Changmin.

"Habisnya Jae hyung terlihat melamun sih, jadi ide jahilku kan keluar," ujar Changmin sambil memanyunkan bibir seksinya. "Memangnya Jae hyung sedang memikirkan apa? sepertinya serius sekali."

"Ania," jawab Jaejoong tersenyum sekenanya.

"Sudah, jangan terlalu dipikirkan Hyung, lebih baik kita makan sekarang, aku yang akan traktir," kata Junsu membuat Jaejoong menaikkan alisnya heran sementara Changmin diam-diam cengengesan, dasar food monster.

"Memang dalam rangka apa?" tanya Jaejoong.

"Junsu hyung diterima bekerja di sebuah hotel di Jeju," jawab Changmin masih tetap merangkul Jaejoong.

"Geurae? whooahhh Junsu-ya, chukahanda," ucap Jaejoong ikut senang sambil memeluk sahabatnya itu.

"Gomawo Hyung tapi aku sedih karena sepertinya aku akan pergi ke Jeju besok," kata Junsu dengan raut wajah mengkeruh, ia pasti akan merindukan hyung cantiknya itu dan tentu saja, meski Junsu enggan menyebutnya tapi ia juga pasti akan merindukan si tiang rakus itu.

"Sudah jangan bersedih, ayo kita makan!" seru Changmin semangat, mengabaikan perasaan sedih yang tengah dialami oleh kedua hyungnya.

"Euigoo, makan terus yang ada dikepalamu." Junsu mendecakkan lidahnya sambil menggeplak belakang kepala Changmin dan menimbulkan aksi protes dari si bibir seksi itu hingga akhirnya mereka berjalan sambil terus berdebat.

Di belakang, Jaejoong hanya bisa tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Ia pasti akan merindukan kedua sahabatnya, ia kembali mengingat bagaimana jika nanti ia memang akan dipenjara. Kenapa sial sekali hidupnya?

***

Yunho baru saja datang ke ruangan kerjanya, disana ia sudah disambut oleh seorang namja tampan yang terlihat berdiri dari duduknya untuk menyambut kedatangannya.

"Kau sudah menunggu lama?" ucap Yunho pada namja tampan itu dan memberikan gesture untuk mempersilakannya duduk di sofa yang telah tersedia di ruang kantornya yang luas.

"Tidak, aku juga baru saja tiba," jawabnya sambil kembali meletakkan tubuhnya di sofa. "Jadi kenapa kau memanggilku kemari?" tanyanya langsung, yahh... ia bukan tipe orang yang suka basa-basi.

"Baiklah, kita langsung saja. Kudengar kau ditunjuk sebagai jaksa penuntut umum kasus tabrak lari yang menimpa uri Yeji," kata Yunho sambil menautkan kesepuluh jarinya dan menatap lawan bicara didepannya dengan serius.

Namja tampan didepan Yunho terlihat menghela nafas, seperti telah memprediksikan jawaban Yunho sebelumnya. "Ya, itu memang benar. Wae?"

Yunho terlihat melemparkan seringaian yang terlihat jelas oleh namja tampan yang berprofesi sebagai jaksa itu. "Kebetulan sekali, aku punya permintaan padamu Soohyun-ah."

SECRET (Bimil)Where stories live. Discover now