Episode 9B

6.7K 716 101
                                    

Mata Yunho berkejap-kejap sebelum ia benar-benar membuka matanya. Begitu ia terbangun dari tidurnya, kepalanya langsung diserang rasa sakit.

Alkohol memang sialan.

Yunho mendesis sambil memegangi kepalanya yang terasa berat. Ia bersusah payah hanya untuk menarik tubuhnya duduk.

Setelah rasa sakitnya agak berkurang, ia mulai melihat ke sekitarnya dan begitu sadar bahwa ini bukan kamarnya, Yunho langsung melebarkan matanya.

Di mana ini?

"Apa kau tidur nyenyak?" dan suara lembut itu langsung mengalihkan perhatian Yunho.

Kim Jaejoong memasuki kamar itu dengan membawa nampan berisi makanan.

"Mengapa kau disini?" tanya Yunho tajam.

"Apa kau tidak ingat? Semalam kau minum terlalu banyak dan saat kutanya di mana kau tinggal, kau tidak bisa menjawabnya. Jadi aku terpaksa membawamu ke tempat tinggalku." Jaejoong menyimpan nampan tersebut di atas meja kecil berkaki rendah. "Aku sudah menyiapkan teh madu untuk mengurangi mabukmu. Aku juga sudah menyiapkan sarapan untukmu. Makanlah," ucapnya ramah.

Yunho berdeham sebelum menyingkirkan selimutnya dan menggeser duduknya menjadi tepat di depan meja. Keningnya mengerut. "Kau ingin aku makan ini?"

Jaejoong mengusap tengkuknya sambil tersenyum canggung. "Mungkin ini tidak sebanding dengan makanan yang kau makan biasanya. Tapi aku sudah membuatkannya untukmu, akan sayang jika tidak dimakan. Makanlah sebelum dingin." Jaejoong menaruh sumpit dan juga sendok di depan Yunho.

Meski begitu, Yunho tetap memakan makanan yang sudah disiapkan Jaejoong dengan lahap.

"Oh iya, aku sudah membuat ini. Ini adalah perjanjian bagaimana aku akan membayar hutang-hutangku." Jaejoong menunjukkan secarik kertas yang sudah ia tulis dan Yunho langsung merebutnya. "Sekarang ini aku bekerja di banyak tempat, jadi aku yakin aku bisa membayarnya-kenapa?" tanya Jaejoong ketika ia melihat Yunho mengipasi mulutnya.

"Air..." ucap Yunho.

"Huh?" tapi karena Yunho berkata dengan makanan masih dalam mulutnya, Jaejoong jadi tidak bisa mendengarnya dengan jelas.

"Air!" bentak Yunho, membuat Jaejoong mengambil botol minuman lalu menuangkannya ke gelas namun tiba-tiba Yunho langsung menyambar botol itu dan langsung meminumnya sampai hampir habis setengahnya.

"Kenapa kau menuangkan airnya pelan sekali?!" pekik Yunho kesal.

"Maaf... Apa makanannya terlalu pedas?" ucap Jaejoong sambil tertawa melihat tingkah Yunho tadi.

Sejenak Yunho tertegun melihat pemuda itu tertawa di hadapannya. Ini pertama kalinya ia melihat pemuda itu tertawa.

Namun sesaat kemudian ia kembali tersadar. "Jangan tertawa. Jangan tertawa di depanku, Kim Jaejoong."

Jaejoong pun langsung menghentikan tawanya. "Maaf..." ucapnya pelan sambil menundukkan kepalanya.

"Dengar, aku tdak akan merasa berhutang padamu. Sebagai gantinya aku akan mengurangi hutangmu. Apa kau mengerti?"

Jaejoong mengangguk. "Terima kasih. Soal rumah itu..."

"Ck..." Yunho mendecak dan melirik sinis pada Jaejoong. Pemuda itu seketika diam tak melanjutkan ucapannya. Yunho meraih kertas yang tadi diberikan Jaejoong sebelum keluar dari rumah itu.

Astaga, Yunho nyaris saja terpesona pada senyum Kim Jaejoong.

...

...

Yunho menaruh ponselnya di dekat telinga. Ia sedang menghubungi Yoochun dan sialnya asistennya itu tidak kunjung mengangkatnya. Kemana dia? Ck, ia kirim sms saja. Awas saja kalau pria itu lama menjemputnya.

SECRET (Bimil)Where stories live. Discover now