Episode 13

7.2K 846 185
                                    

Bertemu dengan Kim jaejoong rasanya sudah seperti kebiasaan bagi Yunho. Seperti halnya kau harus makan tiga kali sehari. Begitu pula dengannya, jika tidak bertemu sehari saja dengan pria manis itu, rasanya seperti ada yang kurang.

Apalagi setelah kecelakaan yang menimpa Yoojung. Entah kenapa Yunho selalu mencemaskan Jaejoong. Apa dia makan? Apa dia tidur? Apa dia menangis terus? Apa dia lelah? Dan lain sebagainya. Akibatnya, malah justru Yunho yang mengalami kesulitan tidur.

Dan akhirnya ia pun kembali berakhir di sini, menunggu di depan mobilnya tak jauh dari lokasi rumah yang ditinggali oleh Jaejoong. oh itu dia! Lelaki manis itu baru saja keluar dengan mengenakan tiga lapis pakaian dari mulai kaus, sweater rajut lalu mantel tebal dan syal yang melilit dilehernya. Hari ini cuaca memang sangat dingin.

“Kim Jaejoong!” panggil YUnho, membuat pemuda itu berhenti dan menoleh. Namun detik berikutnya Jaejoong melanjutkan langkahnya dan mengabaikan panggilan Yunho.

“Kim Jaejoong!” Yunho memanggil sekali lagi. Jaejoong tetap tidak memedulikan.

“Jangan ikuti aku! Aku tidak mau bertemu denganmu lagi. Berhenti menggangguku! Aku muak melihatmu!” pekik Jaejoong sambil terus berjalan agak cepat sementara Yunho mengikutinya dari belakang.

“Aku hanya ingin bertemu denganmu dan memastikan keadaanmu,” ucap Yunho.

Jaejoong langsung berhenti dengan menyentakkan kakinya, ia pun menoleh cepat. “Kenapa kau ingin bertemu denganku? Untuk memastikan agar aku lebih menderita dari sebelumnya? Untuk memastikan keadaanku lebih hancur dari sebelumnya, begitu?” wajahnya jelas tidak sedang bercanda. Jaejoong terlihat kesal, marah, dan sedih di waktu yang bersamaan.

“Aku tidak seperti itu!” seru Yunho membalas.

“Kau memang seperti itu! Karena itu selamat, kau berhasil membuatku lebih menderita dari sebelumnya. Kau berhasil menghancurkan hidupku! Sebenarnya apa yang kau cari dariku? Kau masih punya ayah, ibu, dan adikmu. Hidupmu sempurna. Kau tidak pernah kekurangan apapun. Tapi aku? Aku tidak punya tempat tinggal. Aku bekerja dari satu tempat ke tempat lainnya, dari pagi menjelang pagi. Ibuku, satu-satunya tumpuan hidupku meninggal karena penyakit. Aku bahkan tidak bisa membiayai operasinya. Adikku! Satu-satunya keluargaku yang tersisa kini juga harus mengalami kesakitan di rumah sakit.

“harus berapa banyak lagi aku merasakan kehilangan? Tidak cukupkah semua itu menjadi hukumanku? Apa aku harus membayar nyawa nona itu dengan nyawaku juga? Kau ingin aku juga mati di jalanan seperti yang terjadi pada kekasihmu? Apa seperti itu baru kau puas?”

“Jangan coba-coba kau lakukan hal itu.” Yunho mendesis di antara gigi-giginya.

Namun Jaejoong tidak menghiraukannya. Lelaki itu kemudian menghampiri sekelompok warga yang hendak menyeberang jalan.  “Semuanya, aku adalah seorang pembunuh! Aku adalah pelaku tabrak lari. Aku menabrak seorang perempuan lalu melarikan diri meninggalkan nona itu terkapar di jalanan. Karena itu, aku akan menebus kesalahanku sekara—“

“Hentikan! Apa kau sudah gila?!” bentak Yunho pada Jaejoong. Sementara kerumunan orang tersebut tengah memperhatikan mereka berdua sambil berbisik satu sama lain.

“Aku sudah gila!! Aku sudah gila!” Jaejoong berteriak frustasi.

“Ayo pulang.” Yunho menarik paksa tangan Jaejoong dan menyeret pemuda manis itu.

“Lepas! Biarkan aku mati! Biarkan aku menyusul ibuku!” Jaejoong meronta sambil memukul-mukul tubuh Yunho.

“Kim Jaejoong!” teriak Yunho sekali lagi. Rahang Yunho menegang marah.

“Lepaskan!” suara Jaejoong pun tak kalah tinggi. Ia berhasil melepaskan pegangan tangan Yunho.

“Aku tidak menginginkanmu mati!”

SECRET (Bimil)Where stories live. Discover now