Episode14

8.1K 878 179
                                    


Sunghee sudah menghabiskan setengah botol wine dan ia tak henti-hentinya menuangkan wine ke dalam gelas dan terus meminumnya meski wanita itu sudah setengah mabuk.

“Jadi dia koma? Setidaknya dia tidak bisa bicara untuk sementara waktu.” Ia memejamkan matanya dan menghela nafas dalam-dalam.

Sunghee kembali menuangkan wine ke dalam gelas, tapi begitu ia mengangkat gelas tersebut tangannya bergetar hebat, membuat cairan alkohol di dalamnya bergerak-gerak.

Wanita itu menatap tangannya yang terus gemetar tanpa kendali dengan perasaan gelisah hingga ia kembali menaruh gelas itu ke meja agak keras hingga sebagian isinya bercipratan.

“Go Sunghee,  sampai sejauh mana kau akan berbuat seperti ini?” gumamnya pelan sambil menarik rambutnya kebelakang agak frustasi.

Wanita itu mengepalkan tangannya kuat-kuat sebelum akhirnya ia menjerit keras sambil melempar gelas wine di meja ke dinding hingga menimbulkan suara nyaring dan gelas tersebut pecah berhamburan.

Sunghee pun menangis.

***

Jaejoong sedang membenarkan selimut Yoojung setelah suster dan dokter melakukan pemeriksaan rutin ketika pintu ruangan itu diketuk dan menampilkan sahabatnya yang imut, Kim Junsu.

“Hyung…” ucap Junsu yang kedua tangannya penuh dengan bawaannya.

“Junsu-ya.”

Junsu menyerahkan sebuket bunga yang dibawanya pada Jaejoong sebelum ia memeluk sahabat yang sudah seperti kakak laki-laki baginya.

“Aku diberitahu oleh Changmin kalau Yoojung kecelakaan, aku turut prihatin Hyung.”

Junsu bahkan hampir menangis, hatinya juga ikut merasakan sakit. Yoojung juga sudah seperti keluarganya. Ia menyanyangi gadis itu seperti adiknya sendiri. Mendengar Yoojung kecelakaan, rasanya ia juga menolak untuk percaya.

“Terima kasih Junsu.” Jaejoong membalas pelukan itu sama eratnya.

“Bagaimana keadaannya?” tanya Junsu saat ia melepaskan pelukan itu sebelum ia menghampiri Yoojung yang masih betah tertidur dengan dibantu beberapa alat medis di tubuhnya. Junsu meringis sedih sambil mengelus rambut Yoojung dengan sayang.

“Dokter menyatakannya koma. Dia masih belum sadar.”

“Yoojung pasti sadar cepat atau lambat. Dia gadis yang kuat karena itu Hyung juga harus kuat, fighting!” seru Junsu sambil mengacungkan kedua tangannya yang terkepal pada Jaejoong dengan wajah cerah, menyemangati Jaejoong hyungnya.

Jaejoong tertawa kecil. “Aku tahu, terima kasih Junsu.”

“Oh iya, bagaimana dengan biaya rumah sakitnya? Yoojung dirawat di ruang VIP dengan banyak peralatan. Pasti mahal sekali.”

Jaejoong menggeleng dengan senyum di wajahnya. “Apa kau tahu? Aku tidak perlu mengeluarkan biaya rumah sakit sepeserpun. Suster bilang rumah sakit dan pemerintah telah bekerja sama untuk memberikan layanan kesehatan gratis untuk pelajar tidak mampu.”

“Benarkah? Jadi ini semua gratis?” Jaejoong mengangguk dengan wajah senang. “Waahh syukurlah, kau beruntung Hyung.” Junsu lantas memeluk kembali Jaejoong dengan suka cita. Tuhan memang baik sekali.

“Aku dengar pelakunya kabur dan belum tertangkap,” kata Junsu seraya mendudukan tubuhnya setelah melepaskan pelukan.

“Polisi sedang menyelidikinya. Kemarin aku juga sudah dimintai keterangan oleh polisi. Aku menyerahkan semuanya pada polisi saja. Aku ingin fokus pada Yoojung,” ucap Jaejoong sambil menatap Yoojung yang betah membisu dalam pejaman matanya.

SECRET (Bimil)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang