Part I

13.2K 719 2
                                    

Happy reading!^^

*****
Lima tahun setelah kejadian di Singapore.

DEMI

Aku mengawasi Lee yang sedang membuat istana pasir di pinggir pantai.
Ya, Lee atau namanya aslinya Lilou Pearl Louise, anakku. Kejadian lima tahun lalu di Singapore menghasilkan seorang anak perempuan yang sangat cantik, dengan mata berwarna hijau, hidung mungil dan rambut cokelat terang. Dua bulan setelah kejadian itu, aku mengetahui bahwa aku sedang mengandung. Mama sempat bertanya kepadaku siapa ayahnya, aku hanya memberitahu padanya nama laki-laki itu Louise, karena memang hanya itu yang aku tahu. Setelah kejadian itu bahkan aku tidak pernah bertemu dengannya lagi.

Dan juga aku menamai anakku sama dengan namanya, 'Louise'. Karena cepat atau lambat aku tahu bahwa aku akan bertemu dengannya lagi dan dia menyadari bahwa dia sudah mempunyai seorang anak perempuan yang berumur lima tahun.

"Mom?" panggil anakku yang sekarang sedang berlari menuju ke arahku.

"Ya?" Lee berdiri di hadapanku, aku bertanya padanya, "kenapa?"

"Lee laper," katanya sambil cemberut.

"Lee mau makan apa?" lanjutku, "mau makan di rumah atau di luar?"

"Di rumah aja. Mom masakin Lee sayur bayem sama ayam goreng ya" Aku tersenyum mendengar jawabannya. Semua anak kecil pasti menyukai ayam goreng.

"Iya. Sekarang beresin dulu mainan Lee, abis itu kita pulang," kataku

"Oke!" jawabnya semangat.

Aku tersenyum melihatnya yang sekarang sedang membereskan mainannya. Tidak terasa sekarang umurnya sudah lima tahun. Lima tahun lalu, saat umurku tujuh belas tahun, aku melahirkannya. Ya, tujuh tahun, aku memutuskan untuk homeschooling pada saat itu, karena aku tidak mau menggugurkan kandunganku. Bagiku, Lee bukan sebuah kesalahan. Dia anugerah bagiku.

"Mom ayo! Lee udah selesai," katanya bersemangat. Dia selalu bersemangat.

Aku berdiri lalu menggandeng tangannya, "Lee, besok mommy ada kerjaan di Jakarta. Lee dirumah sama mama ya?" Lee memanggil mamaku, 'mama' karena mama sendiri yang memintanya. Dia merasa sangat tua jika di panggil 'nenek'.

Aku tetap menjadi model sampai sekarang, bukan model yang terikat dengan sebuah agensi, tapi model freelance. Aku hanya mengambil pekerjaan yang tidak membutuhkan waktu banyak dan yang honornya lumayan besar, maklum sekarang aku membutuhkan biaya yang lebih banyak dari sebelumnya, karena Lee sudah masuk sekolah.

"Lee ikut mom ya?" katanya penuh harap.

"Nggak boleh, besok kan Lee sekolah. Lagipula nanti kasian mama kalau Lee ikut mom, mama sendirian dirumah." jawabku tersenyum

"Mommy lama apa enggak?" tanyanya cemberut

"Nggak, sebentar. Besok pagi mommy berangkat, trus lusa mommy pulang. Sebentar kan?" jawabku

"Yaudah. Gendong." pintanya manja

Aku tersenyum, lalu menggendongnya. Umurnya memang sudah lima tahun, tapi dia masih sangat manja. Bahkan setiap pagi, bangun tidur, Lee harus di gendong ke manapun, ke kamar mandi, sampai ke ruang makan, jika tidak dia tidak mau berangkat ke sekolah.

"Lee berat," kataku bercanda.

"Iya, Lee kan udah besar jadi berat." jawabnya penuh semangat

"Kalau udah besar harusnya jangan minta gendong dong. Kan udah besar, harus mandiri." kataku

Lee menatapku dengan mata berkaca-kaca, aku tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Lee berkata, "mommy nggak mau gendong Lee lagi?" Pasti dia akan berkata seperti itu.

"Mau kok. Buktinya sekarang mommy gendong Lee." kataku tersenyum menengangkannya.

"Bener juga! Kalau mommy nggak mau gendong Lee pasti sekarang Lee jalan sendiri!" katanya penuh semangat. Aku sudah bilang, Lee anaknya selalu penuh semangat dan ceria. Mata berkaca-kacanya sudah hilang, digantikan dengan mata berbinar.

"Nah itu Lee tahu."

*****

Lee turun dari gendonganku, lalu berlari dan berteriak, "Mama! Lee sama mommy pulang!"

Aku tersenyum mengikutinya dari belakang.

"Oh cucu mama udh pulang." Aku melihat mama memeluk tubuh mungil Lee.

Aku berjalan ke dapur membuat makan malam untuk kami bertiga. Ya, aku dan mama memutuskan untuk tidak pakai pembantu atau babysitter. Karena kami berdua masih sanggup untuk merapikan rumah, memasak, menjaga dan membesarkan Lee.

Setelah selesai memasak dan menata meja makan aku memberitahu mama dan Lee bahwa makanan sudah matang. Akhirnya kami makan bersama-sama.

"Ma, besok aku mau ke Jakarta. Ada kerjaan." kataku memberitahu mama.

"Sampai kapan?" tanya mama yang sedang menyuapi Lee, salah satu sifat manja Lee yang lain.

"Kalau bisa cepat, lusa pulang." jawabku

"Yaudah, kamu udah bilang Lee?" tanyanya

"Udah tadi. Tapi besok aku nganter Lee ke sekolah dulu baru ke bandara." kataku

"Memang pesawatnya jam berapa?"

"Jam sepuluh. Masih sempet kalau cuma nganter Lee kok." Aku menjawab sambil tersenyum.

"Yaudah kalau gitu. Lee besok harus bangun pagi ya? Besok mama mau ke Jakarta, tapi nganter Lee ke sekolah dulu, oke?" tanya pada Lee

"Oke mama!" jawab Lee

Aku tersenyum melihat mereka berdua, hartaku yang paling indah. Aku pikir dulu mama akan membenciku karena aku mempunyai anak di luar nikah. Tapi ternyata tidak, beliau hanya sempat kecewa dan menerima cucunya dengan tangan terbuka.

To be continued...
*****

Thank you for reading, don't forget to Vote, guys!😁

Be FamilyWhere stories live. Discover now