Part II

10.3K 663 0
                                    

Happy reading!^^

*****
DEMI

Aku baru saja selesai photoshoot untuk salah satu brand ambasador baju. Sekarang aku sedang bersiap-siap untuk balik ke hotel, aku melihat jam. Masih jam lima sore, masih ada beberapa jam lagi sebelum makan malam, aku memutuskan untuk bertemu teman-temanku yang berada di Jakarta.

Aku memasuki cafe tempat aku berjanji bertemu dengan temanku. Aku melihat kesekeliling cafe dan melihat mereka duduk di pojok cafe, aku langsung berjalan menghampiri mereka.

"Hai, lama ya gue?" sapaku langsung duduk di samping Sarah.

"Lumayanlah, yang dari Bekasi aja baru sampe padahal berangkat sejam yang lalu," sindir Niana kepada Vica, yang rumahnya di luar bumi, maksudku Bekasi.

"Ngeselin lo, Na!" Vica melempar Niana dengan tisu.

"Apa kabar, dem?" tanya Irin yang paling kalem diantara kami.

Aku mendengus, lalu menjawabnya, "Rin, lo kayak ketemu siapa aja nanya kabar."

"Ish lo mah masih mending gue tanyain!" jawabnya kesal.

Kami semua tertawa karena sudah membuat Irin kesal.

"Baik Irin," jawabku pada akhirnya.

"Gue mau ketemu anak lo, Dem." kata Vica secara tiba-tiba.

Aku mendadak menegang mendengarnya. Memang selama ini mereka tidak pernah ketemu dengan Lee, karena Lee tidak pernah ke Jakarta dan juga setiap mereka ke Bali aku tidak membawa Lee untuk bertemu dengan mereka.

Bukan tanpa alasan aku tidak pernah mempertemukan mereka dengan Lee. Sekitar dua atau tiga tahun yang lalu, aku baru mengetahui bahwa, Louise, ayah biologis Lee adalah teman Vica, setelah aku melihat sebuah foto di sosial media milik Vica. Karena aku tahu ketika mereka bertemu dengan Lee, pasti mereka menyadari bahwa Lee mirip dengan seseorang yang mereka kenal.

"Dem?" Aku tersadar dari lamunanku mendengar Sarah memanggilku. "You okay?" lanjutnya

"Ya, i'm fine." jawabku dengan senyum menenangkan.

"Nanti pas Vica nikahan bawa anak lo ya, Dem!" kata Irin tersenyum.

"Iya. Nanti gue bawa ke Bekasi." jawabku. Aku nanti bisa beralasan bahwa Lee sekolah jadi tidak bisa ikut dengakku ke pernikahaan Vica.

"Gue kan nikahnya di Bali, Demi! Lo lupa ya?" Vica menatapku bingung.

Aku baru ingat sekarang, Vica akan menikah dengan Kim di Bali, bukan Bekasi. Aku menghela napas, sekarang tidak bisa menghindari mereka lagi. Cepat atau lambat mereka akan segara bertemu Lee dan menyadarinya.

"Iya gue lupa," jawabku jujur.

"Ah lo gimana sih, temen mau nikah masa lupa!" kata Vica cemberut

Aku meringis, "maaf Vica, gue beneran lupa. Tapi gue janji akan dateng sama Lee kok."

"Siapa Lee? Pacar lo?" tanya Niana.

"Lee anak gue, Lilou." jawabku

"Anak lo cewe kan, Dem?" tanya Dahlia.

"Iya."

"Kok dipanggilnya Lee? Kayak cowo tau! Lily aja harusnya!"

Aku tersenyum melihat mereka semua yang protes dengan nama panggilan Lilou. Menurut mereka nama 'Lee' itu sangat laki, tidak cocok dengan anakku yang perempuan.

"Yaudah kalian boleh manggil anak gue Lily, Pearl atau apapun itu terserah." kataku menengangkan mereka.

"Nah gitu dong! Gue mau manggil anak lo Lily aja." kata Sarah tersenyum.

Hari itu kami menghabiskan waktu dengan mengobrol dan bergosip seperti biasa yang di lakukan oleh semua orang.

To be continued...
*****

Thank you for reading, don't forget to Vote, guys!😁

Be FamilyWhere stories live. Discover now