Part XVIII

7.6K 421 0
                                    

Happy reading!^^

*****
BRIAN

Aku mencoba menahan emosiku. Sialan! Aku kalah argumen dengan anak sepuluh tahun! Aku melirik ke arah Noval yang sekarang mencoba menenangkanku.

"Maafin Dylan ya, Bray. Nanti gue kasih tau dia supaya nggak begitu lagi." ujar Noval yang entah sudah berapa kali sejak dia menarikku keluar.

"Jadi sekarang anak lo di sukai sama Dylan, Bray? Wajar sih, orang si Lee cantik gitu siapa coba yang nggak mau." ujar Rega menyebalkan.

"Lo jangan kompor gitu! Udah tau Brian lagi galau bentar lagi anaknya di ambil sama Dylan!" kata Alif

Mereka bukannya memperdingin suasana tapi malah membuat suasana di sekitarku tambah panas dari sebelumnya. Sialan!

"Tapi ya nggak apa-apa sih, kalau Dylan bilang dia suka sama Lee. Daripada kayak Brian." ujar Devon

"Kenapa jadi gue!" Aku menatap Devon kesal.

"Iya lo! Setiap ditanyain pacaran apa enggak sama Demi jawabannya 'engga'." jelasnya

"Emang bener engga! Gue sama Demi nggak pacaran!"

"Nggak pacaran tapi punya anak." cibir Maulvi.

"Teman tapi punya anak!"

"Teman tapi bobo bareng!"

Damn! Kenapa mereka semua tahu kalau aku dan Demi sering tidur bareng? Memang beberapa kali aku dan Demi melakukan hubungan intim, tapi aku tidak pernah memberitakukan pada mereka! Hanya aku dan Demi yang tahu.

Jujur aku sendiri saja bingung dengan hubunganku dan Demi, sebenarnya kami berdua ini apa? Jika aku tanya hal ini ke Demi, dia menjawab, 'kita berdua teman dan orang tua bagi Lee.'

Aku berfikir, mana ada teman yang melakukan hubungan seks kan? Aku memang beberapa kali mempunyai pacar, tapi tidak pernah serius, Demi juga beberapa kali mempunyai teman kencan, tapi cuma sebatas itu, dia tidak membiarkan teman kencannya naik level menjadi 'pacarnya'. Setiap kita putus dengan pasangan masing-masing, pasti aku akan langsung mencari Demi begitupun sebaliknya.

Jika pulang dari restaurant terlalu malam, aku lebih menyukai pulang ke apartment nya dan tidur sambil memeluk tubuhnya. Entah mengapa setiap aku tidur memeluk tubuhnya pasti rasa lelahku hilang digantikan rasa nyaman. Tidak mungkin aku jatuh cinta pada Demi kan? Ayolah, dia cuma ibu dari anakku.

Tapi kadang aku tidak suka ketika melihat dia dengan teman kencannya. Padahal ku tahu Demi tidak akan pernah menjadikannya pacar, jika ada teman kencannya yang mau berpacaran dengannya, dia langsung memutuskan kontak dengan orang tersebut. Demi tidak suka terikat hubungan dengan orang lain.

"Bray, kok lo malah bengong sih!" Aku menatap Kim kaget. Dia menyadarkanku dari fikiranku tentang Demi.

"Lo jadi mikirin hubungan lo sama Demi ya?" Tepat sasaran sekali, Billy! Namun aku menggeleng.

"Lo suka sama Demi?" Aku menggeleng.

"Tapi lo suka kesal kalau dia jalan sama cowo lain?" Aku mengangguk ragu-ragu.

"Lo nyaman sama dia?" Aku mengangguk.

"Lo suka bandingin pacar lo sama Demi? Dan Demi yang menang di pikiran lo?" Aku mengangguk lagi.

"Brian, itu namanya lo cinta sama Demi." Aku mengangguk. Lalu tersadar, menatap mereka semua yang melihatku dengan geli menahan senyum.

"Masa sih?" tanyaku tidak yakin.

Be FamilyWhere stories live. Discover now