Part XXIV

8.4K 391 3
                                    

Happy reading!^^

*****
BRIAN

Aku mengajak Demi ke Eiffel Tower yang lumayan dekat dari rumahku. Tangan Demi masih berada di genggamanku, dia tidak berusaha menariknya, malah kadang jika aku tidak sengaja melonggarkan genggaman, dia mempererat nya lagi.

"Sana pose, aku foto nanti." ujarku menunjuk ke arah menara eiffel.

Demi menggeleng, "kamu aja."

"Kenapa?" tanyaku bingung

"Kamu dulu nanti baru aku. Sini aku yang fotoin." Demi mengambil kamera dari tangaku lalu mendorongku untuk berpose di depan menara eiffel.

"Kemarin kan kamu udah fotoin aku pas di balkon kamar. Sekarang kamu." Aku kembali mengambil kamera dari tangannya. Demi cemberut tapi tetap saja berpose. Aura modelnya sudah keluar jika berhadapan dengan kamera.

"Udah." kataku, sambil melihat-lihat hasil fotonya.

"Aku nya cantik nggak?" tanyanya, berdiri di sampingku berusaha melihat hasilnya juga.

"Always." kataku tersenyum.

Setelah puas berjalan-jalan, kami memutuskan untuk mencari restaurant atau cafe, karena Demi sudah mengeluh lapar.

Kami memutuskan untuk mampir ke cafe yang berada tidak terlalu jauh dari menara eiffel. Aku membiarkan Demi memilih pesanan kami, akhirnya dia memutuskan untuk memesan dua chocolat chaud dan macarons, Demi benar-benar terlihat sangat turis sekarang karena pesanannya.

Aku sedang melihat-lihat hasil foto tadi, yang banyak berisi foto Demi dengan berbagai pose.

Aku menyukai semua foto-fotonya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menyukai semua foto-fotonya. Aku yakin jika aku beralih profesi menjadi photographer, alif akan merasa tersingkir, karena hasil fotoku seperti photographer kelas atas. Atau mungkin karena Demi cantik jadi hasil fotoku terlihat bagus karena modelnya cantik?

"Besok kita mau ke mana?" tanyanya. Aku mendongak menatap Demi lembut.

"Kamu mau ke mana? Aku akan anterin kamu ke manapun." ujarku

Demi mendengus tapi tersenyum lembut. God, aku sungguh jatuh cinta pada senyuman nya.

"Besok pasti mommy ngajak Lee jalan-jalan lagi." ujarnya

"Iya. Kamu nggak marah kan mommy memonopoli Lee?" tanyaku hati-hati.

"Kenapa aku harus marah? Aku malah senang, mommy sayang banget sama Lee. Aku senang Lee di kelilingi orang yang sayang padanya." jelasnya

Aku menghela napas lega, aku takut kalau dia merasa mommy terlalu memonopoli Lee sehingga Lee jadi tidak punya waktu untuk berjalan-jalan denganku ataupun dengannya.
Pesanan kami datang tidak lama kemudian, Demi berbinar melihatnya.

Be FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang