Part XXV - END

11.3K 415 0
                                    

Happy reading!^^

*****
DEMI

Aku menoleh ke belakang tubuhku dan melihat Brian sedang mengarahkan kameranya ke arahku. Aku berdecak, mengapa dia senang sekali memotret diriku?

 Aku berdecak, mengapa dia senang sekali memotret diriku?

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

"Lee pulang kapan, B?" tanyaku

"Besok, mungkin."

"Emang dari Paris ke Lyon berapa jam?"

Brian merangkul pundakku erat lalu menjawab, "kalau naik mobil hampir lima jam. Kalau naik kereta sekitar enam jam."

Aku mengangguk mendengar jawabannya. "Di sana ada siapa? Kamu nggak nyusul ke sana?" tanyaku

Brian menoleh dan menatapku lembut, "kakak ayahku. Kamu mau ke sana?"

"Boleh. Aku mau jalan-jalan selain di Paris."

"Oke. Nanti sore kita berangkat."

Aku tersenyum mendengar perkatanyaanya, aku merangkul pinggangnya. Jika di tanya apa aku mencintainya? Aku akan menjawab iya sekarang.

Aku ingat dulu awal-awal aku bertemu Brian, dia memperlakukan ku cuma sebagai ibu dari anak perempuannya. Tapi beberapa bulan ini, aku menyadari bahwa dia tidak lagi hanya menganggapku ibu dari anaknya, tapi juga sebagai orang yang di cintainya.

Aku sangat bahagia sekarang. Jujur, aku tidak pernah punya pacar sebelumnya, dulu waktu masih sekolah, aku sibuk dengan belajar dan menjadi model, lalu saat mempunyai Lee, aku tidak punya waktu untuk sekedar mencari pria. Karena fokusku saat itu menjadi ibu yang baik untuk Lee.

"Mau ke mana, chéri?"

Aku menyeringai, "terserah kamu. Ke manapun kita pergi selama sama kamu aku seneng kok."

Brian mendengus, "kamu udah bisa gombal sekarang." Aku terkekeh mendengarnya.

"Tapi aku serius kok. Terserah kamu aja, kamu kan tour guide aku."

"Mana ada tour guide ganteng kayak aku, Dem." Aku menoleh dan melihatnya menyeringai.

Aku memperhatikan wajahnya dari samping, memang benar dia sangat tampan, mempesona dan sexy. Sangat lama aku memperhatikan wajahnya, sampai akhirnya dia sadar kalau sedang di perhatikan, menoleh menatapku.

"Ada apa?" tanyanya, dengan wajah bingung. Aku menggeleng mendengar pertanyaannya. Lalu tanpa bisa ku tahan, aku mengecup bibirnya cepat.

Astaga apa yang sudah kulakukan, aku menyembunyikan wajahku di lengannya, karena tubuhku hanya sebatas pundaknya. Aku mendengarnya terkekeh. Sial, aku sangat malu sekarang. Aku bisa merasakan Brian mengecup puncak kepalaku.

"Makan siang di rumah aja ya? Kamu katanya mau ke Lyon, packing baju dulu." ujarnya

"Oke." jawabku singkat, karena masih malu.

Be FamilyDove le storie prendono vita. Scoprilo ora