Epilog

11.3K 491 14
                                    

Happy reading!^^

*****
BRIAN

Aku bahagia, sangat bahagia. Dulu, aku tidak pernah berfikir hidupku akan sebahagia sekarang.

Satu tahun yang lalu, aku menyatakan perasaanku pada Demi. Dan ketika kami berada di Perancis waktu itu, dia mengatakan bahwa dia juga mencintaiku. Aku dan Demi bisa di bilang sekarang menjalin sebuah hubungan.

Ketika dulu ada orang yang bertanya hubungan aku dan Demi itu apa? kami menjawab kami adalah teman. Tapi sekarang ketika ada seseorang yang bertanya, kami akan menjawab, kami mempunyai hubungan khusus, mungkin partner.

Aku tersenyum menatap Lee dan Demi yang sedang membuat kue di dapur. Mereka berkata akan membuat kue ulang tahun untukku. Aku terkekeh pelan mengingat kejadian beberapa saat lalu ketika aku masuk ke dalam apartment mereka, melihat mereka sudah berada di dapur. Ketika aku bertanya mereka sedang membuat apa, mereka menjawab sedang membuat kue ulang tahun untukku.

Aku sempat merasa bodoh, bukan kah kue ulang tahun harus di rahasiakan dari orabg yang sedang berulang tahun? Tapi mereka malah mengatakan secara terang-terangan. Mereka memang aneh, tapi aku mencintai mereka.

"Kamu gila ya, B?" Aku tersadar dari lamunanku dan melihat Demi menatapku aneh.

Aku menggeleng. "Trus kenapa kamu senyum-senyum sendiri kayak tadi?" tanyanya

"Nggak apa-apa. Udah lanjutin buat kue ulang tahun buat aku." Aku tersenyum lebar.

Demi tersenyum, "seharusnya membuat kue nya kemarin. Tapi karena kemarin aku ada kerjaan, jadinya sekarang deh." jelasnya

Aku mengangguk mengerti.

"Daddy pura-pura nggak tahu aja ya, kalau sekarang mommy sama Lee lagi buat kue buat daddy. Biar surprise." kata Lee, polos.

Aku dan Demi sontak terkekeh. Bagaimana caranya aku berpura-pura tidak tahu mereka membuat kue di hadapanku. Bahkan aku tahu mereka mau membuat kue apa.

"Kamu mandi dulu gih. Jadi nanti begitu selesai mandi aku sama Lee surprise in kamu." ujar Demi dengan senyuman geli.

Aku mengangguk menurutinya.

"Yang lama mandinya ya dad! Kalau perlu berendam aja di bathup pake sabun mommy yang banyak busanya." ujar Lee.

"Nanti badan daddy jadi harum kayak mommy dong." kataku

"Ya nggak apa-apa. Lee suka wangi mommy kok." ujar Lee dengan senyum lebar.

Ah Lee, bukan kamu saja yang suka wangi mommymu. Daddy juga sangat menyukainya, bahkan menjadi candu.

"Udah sana mandi."

Aku berdiri, mendekati mereka. Mencium puncak kelapa mereka bergantian. Ah, aku sangat mencintai mereka.

*****

Benar saja, ketika aku selesai mandi. Keluar dari kamar Demi, ya aku memutuskan untuk mandi di sana.

Lee dan Demi sudah menungguku di ruang keluarga lengkap dengan kue dan lilin. Aku tersenyum menatap mereka berdua. Berjalan mendekati mereka lalu duduk di sebelah Demi.

"Ayo nyanyi mommy!" ujar Lee semangat.

Lalu mereka dengan heboh menyanyikan lagu ulang tahun dalam bahasa Indonesia. Di sambung dengan lagi 'tiup lilin' dan 'potong kue'

"Make a wish, B." Demi tersenyum.

Aku memejamkan kedua mataku. Aku berharap semoga kami bertiga selalu bersama-sama dan bahagia selalu. Dan juga semoga Lee tidak malas ke gereja hari minggu seperti Demi. Karena Lee sudah mulai menunjukkan sikap ke malasannya setiap ke ajak ke gereja hari minggu.

Aku membuka mataku, "tiup bareng-bareng ya." ujarku pada mereka berdua. Mereka mengangguk semangat. Lalu kami meniup lilin bertiga.

"Yeaayy!" sorak Lee gembira.

"Happy birthday, B." Demi mencium pipiku.

"Thank you." Aku balas mencium bibirnya.

"Lee ucapin happy birthday dulu buat daddy." ujar Demi

"Happy birthday daddy!" Lee naik ke pangkuan ku lalu memeluk dan mencium pipiku.

Aku balas mencium pipinya, "thank you, my Lilou."

"Daddy Lee punya permintaan." ujarnya setelah melepaskan pelukkan nya.

"Permintaan apa?" tanya Demi

"Permintaan. Katanya kalau lagi ulang tahun kan punya permintaan." jelas Lee

Aku melirik Demi bingung. "Kan yang lagi ulang tahun daddy, bukan Lee." ujar Demi.

"Tapi kan tadi Lee juga tiup lilin."

"Mommy juga." kata Demi.

"Ish mommy! Dengerin Lee dulu." Lee menatap Demi kesal.

Demi tersenyum, "yaudah apa permintaan Lee?"

"Lee mau punya adik!" ujar Lee semangat

"Hah?" Aku dan Demi menatapnya kaget dan bingung.

"Kenapa tiba-tiba?" tanyaku

"Kemarin, kata uncle Irsyad, supaya Lee nggak kesepian lagi, Lee harus punya adik. Jadi Lee punya teman deh. Kata uncle, kalau Lee mau punya adik harus minta sama daddy dan mommy. Katanya yang bisa buat cuma dad sama mom." kata Lee, polos.

Aku dan Demi cuma bisa menatap Lee dengan pandangan sulit di artikan.

"Emang cara buat adik gimana sih Dad?" tanya Lee dengan wajah polos.

Irsyad sialan! Lihat saja besok ketika bertemu dengannya aku akan memukulnya, karena sudah mengajari yang tidak-tidak kepada anakku yang polos ini.

"Jawab, B. Kamu yang jawab." bisik Demi

Aku meliriknya tajam, "ehem Lee, daddy nggak bisa jelasin, karena Lee kan masih kecil. Nanti kalau udah besar baru dad jelasin ya?" ujarku.

"Oke!" Lee mengangguk semangat.

"Kalau ngomong kayak gitu doang mah aku juga bisa." cibir Demi. Aku berdecak dan menatapnya kesal.

"Lee bujuk mommy supaya punya adik ya? Soalnya kalau mommy nggak mau, adiknya nggak akan jadi." ujarku, menyeringai.

Demi menatapku tajam, aku yakin ia sangat kesal padaku sekarang. Pasti sekarang otaknya sedang berfikir bagaimana caranya menghadapi Lee yang sekarang sudah berpindah ke pangkuannya dan membujuknya. Rasakan itu Dem.

*****
Sekali lagi terima kasih buat yang udah baca cerita ini sampai akhir dan untuk votenya juga.🙏🏼
Sampai ketemu di cerita berikutnya!^^
Jangan lupa vote, guys!😁

Ps. Mungkin cerita berikutnya tentang Billy atau Rega. One of them.

Be FamilyWhere stories live. Discover now