PART 2

38.3K 1.1K 18
                                    

Tok tok tok...tok tok tok...

Siapa sih gak sabar banget, pikirnya

Rei membuka pintu dengan sekali sentakan "sabar donk" omelnya pada orang itu.

"sorry" hanya itu tanggapan Camden atau Cam, editor barunya yang sudah 2 minggu ini menggantikan editor lamanya karena sudah pensiun.

"dingin seperti biasa" kata Rei. Memang editornya ini orang yang sangat disiplin, dingin, dan sangat tertutup yang pernah ia kenal. "dan sangat tepat waktu" katanya sinis saat melihat jam yang menunjukkan pukul 11 siang, waktu untuk deadline naskahnya.

Cam tidak berkata apa-apa mendengar nada sinis wanita itu ia hanya memperhatikan dengan tatapan datar penampilan Rei yang hanya mengenakan tanktop putih tanpa bra karena puting wanita itu terlihat jelas dan celana super pendek yang dikenakannya.

 Merasa diperhatikan Rei melihat penampilannya sendiri "kenapa?" tanyanya.

"penampilanmu." Kata Cam dengan suara yang sedikit serak

"oooh... ini karena aku kepanasan, semalaman AC-ku mati dan cuaca sedang panas dan bikin gerah." Ucap Rei santai dan mempersilakan pria itu masuk dan duduk di ruang tamunya yang bermodel ala Jepang "tunggu sebentar aku ambil naskahnya dulu."

Rei kembali dengan membawa naskahnya yang telah selesai karena ia kerjakan semalaman sejak pulang dari club dan menyerahkannya kepada Cam untuk dibaca.

Menunggu pria itu selesai membaca naskahnya Rei memperhatikan pria di depannya itu, menyadari ketampanan Cam mulai dari alisnya yang tebal, hidung mancungnya, bibir pria itu yang terkesan lembap dan basah membuat Rei ingin menciumnya serta rahang kokoh pria itu membuatnya ingin menyentuhnya merasakan teksturnya di tangannya.

Ia bisa saja melakukan semua itu, menggoda pria di depannya ini tapi itu akan melanggar prinsipnya sendiri: jangan melakukan seks dengan sesama rekan kerja dalam hal ini editor-mu sendiri. Dan Rei bukanlah orang yang gampang melanggar prinsipnya sendiri lagi pula pria sedingin Cam mungkin tidak akan pernah tergoda padanya.

Menghela napas Rei menangkupkan kedua tangannya di atas meja dan menaruh kepalanya, tanpa sadar ia pun terlelap akibat kurang tidur semalam untuk menyelesaikan deadline naskahnya.

***

Cam selesai membaca naskah itu "baiklah semua sudah bagus hanya butuh perbaikan di..." kata-katanya terpotong ketika ia melihat wanita di depannya ini tertidur pulas.

Ia pun mendekati wanita itu "Rei..Rei.." panggilnya dengan kelembutan yang tidak pernah ia tunjukkan di depan wanita itu.

Hening, tidak ada jawaban. Wanita itu masih tertidur pulas membuat seringaian iblisnya muncul. Cam berdiri dan duduk di belakang wanita itu lalu memegang kedua bahu wanita itu dan menyandarkan kepala Rei ke lekukan lehernya dan mengecup kening wanita itu.

"sedikit bau alkohol" guman Cam mengernyit tidak suka, pasti Rei semalam habis ke club untuk bahan referensi naskahnya tadi dan apakah adegan panas yang di naskah itu ia dapat dari sana?

Tidak suka dengan pemikiran itu Cam mencium leher jenjang wanita itu yang terbuka hingga Rei menggeliat, membuat sebelah tali tanktop yang dipakainya merosot menampilkan lekukan payudara wanita itu.

Gairah Cam naik melihat gundukan lembut itu tersingkap, ia lalu menurunkan tali tanktop Rei yang lain lalu mendorong pakaian itu ke bawah dan membiarkan kedua payudara wanita itu terlihat jelas olehnya. Dengan satu jarinya ia membelai sebelah puting wanita itu yang langsung mengeras.

"Nggggh..." desahan keluar dari bibir Rei yang matanya masih terpejam walaupun tubuhnya melengkung seakan meminta lebih.

Kali ini Cam menangkup kedua payudara wanita itu dan mengusapkan ibujarinya di puncak yang menegang itu membuat tubuh Rei terlonjak.

Melihat Rei yang masih terlelap Cam pun dengan berani mencium dan menjilat belakang telinga wanita itu yang sensitif dengan kedua tangannya masih memainkan payudara Rei.

"ahhh...uhhh..." gumam Rei menikmati sentuhan-sentuhan di tubuhnya.

Melanjutkan penjelajahannya Cam membelai perut Rei membuat lingkaran-lingkaran yang semakin turun ke daerah intim wanita itu.

"hmmm..." tanpa sadar Rei membuka lebar pahanya membiarkan sesuatu itu bergerak semakin bebas menuju bagian intimnya.

Menggoda bibir kewanitaan Rei, Cam pun mengelus klitoris wanita itu yang langsung membuka matanya.

Rei menatap pria itu dengan kaget "Cam!" panggilnya kaget ketika didapatinya pria itu berada di belakangnya dengan satu tangan masih memainkan puncak payudaranya dan sebelah lagi membelai-belai bagian luar daerah intimnya. Rei juga dapat merasakan gairah pria itu yang mengeras menekan pinggangnya.

Pria itu hanya tersenyum miring melihat keterkejutan Rei sebelum melahap bibir wanita itu, melilitkan lidahnya dengan lidah Rei dengan tangan masih mengelus klitoris Rei lalu memasukkan jari tengah Cam  di dalam kewanitaan Rei dengan gerakan 'ayo kemari' yang membuat Rei menggelinjang nikmat sebelum Cam menggesek klitoris wanita itu membuat Rei mencapai klimaks. Cam melanjutkan aksinya sampai Rei mencapai klimaks beberapa kali sebelum jatuh tertidur lagi.

***

Rei terbagun dan tersentak kaget, jantungnya berdebar hebat.

"bangun juga akhirnya" kata Cam masih dengan nada datarnya. "naskah ini perlu sedikit direvisi di bagian yang sudah kutandai."

Menatap pria itu dengan bingung Rei masih tidak tahu apakah kejadian yang dialaminya itu memang mimpi atau bukan, ia pun melihat ke arah pakaiannya yang masih terpasang di tempatnya semula

Berarti itu hanya mimpi, pikir Rei lega

Tapi kalau itu mimpi tidak mungkin kan tubuhmu terasa lemas dan terasa terpuaskan seperti habis orgasme beberapa kali, bisik hati kecilnya.

"hei" ucap Cam dengan nada tajam yang menyentak Rei dari pergulatan emosinya "ini revisi lagi" kata pria itu menyerahkan naskahnya kembali dengan coretan yang terdapat tempat di naskah itu.

"oke. Sorry aku ketiduran" Rei meminta maaf dan memutuskan bahwa ia sudah terlalu lelah sehingga bermimpi yang bukan-bukan tentang editornya ini.

"tidak apa-apa." Katanya lalu "setelah naskah ini selesai apakah kau sudah mendapat ide baru untuk novel selanjutnya?" tanyanya.

"sudah. Aku memutuskan untuk membahas tentang BDSM karena sepertinya topik itu akan sangat menarik dan aku bosan dengan kisah cinta biasa dan ini akan merupakan angin segar bagi para penggemarku." Rei menerangkan dengan senang rencananya itu.

"lalu apakah kau sudah menemukan referensi untuk tulisanmu?" selidik Cam.

"masih belum tapi aku punya kenalan yang bisa membantuku karena dia pernah bekerja sebagai pegawai di toko yang menjual peralatan untuk hal-hal seperti itu."

"kau tidak akan mencoba melakukan BDSM dengan menggunakan dirimu sendiri sebagai percobaan kan?" tanyanya.

"tentu saja aku akan mencobanya. Kau tahu sendiri kan aku selalu melakukan penelitian kalau perlu praktek langsung untuk membuat tulisanku lebih hidup lagipula aku sudah lama tidak 'dimasuki' kalau kau mengerti maksudku." Kata Rei sambil menjilat bibir bawahnya dengan sensual dan kilau nakal di matanya "ini akan sama-sama menguntungkan"

Cam hanya menatap wanita itu dengan tajam tanpa mengatakan apa-apa, pikirannya berkelana menyusun rencana.

***

THE DARK SIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang