PART 10

24.5K 875 19
                                    

Karena banyak yang komen adegan hotnya ku potong sampe ada yang bilang aku jahat karena motong2 seenaknya TT___TT

jadi aku upload nih adegan hot-nya xixixi....

*peace yah ^^v

********************************************************************************************

“Cam, kumohon..”

“mohon apa?” pancing pria itu

“kumohon…” Rei menggelengkan kepalanya, pikirannya juga bingung memohon untuk apa setengah bagian dirinya ingin apa yang dilakukan Cam ini berhenti tetapi setengah dirinya malah bersorak gembira dan menyambut sentuhan-sentuhan menghipnotis pria itu di tubuhnya.

“mohon apa… kau ingin aku berhenti?”

Rei menggelengkan kepalanya yang ditanggapi senyum puas pria itu.

“katakan, manis. Katakan apa yang kau inginkan” Cam mengelus bibir bawah wanita itu dengan telunjuknya yang membuat Rei secara refleks menjulurkan lidahnya dan menjilat jari pria itu.

“aku ingin kau…” ucapan Rei terhenti dan ia tersentak karena dengan tiba-tiba jari pria itu memasuki daerah intimnya yang sudah basah, sangat basah dan panas.

“katakan Rei…” katanya lagi sedikit mempermainkan wanita itu dengan memasukkan jarinya keluar masuk dengan lebih cepat saat Rei akan berbicara

Mengetahui pria itu mempermainkannya sedikit membuat akal sehat Rei yang terkubur kembali berbisik di kepalanya menyuruhnya untuk memberi pelajaran pada pria itu. Dengan cepat dan tanpa ragu ia menendang pria itu tepat di dada bidangnya dan sedikit kecewa karena efek tendangannya hanya membuat pria itu sedikit mundur.

“ingin bermain kasar rupanya” Cam menyeringai. Ia bangkit berdiri dan membuka…lebih tepat merobek kemeja yang dikenakannya, menampilkan dada bidangnya yang mulus tanpa bulu.

“ma…mau kemana” tanya Rei panik saat dilihatnya pria itu akan meninggalkan ranjang, takut pria itu pergi sedangkan ia masih terikat di ranjang dengan tidak mengenakan sehelai benangpun di tubuhnya dan sedikit bingung ketika melihat Cam malah menuju lemari dan mengambil kain yang sepertinya merupakan kain sutra.

 “apa yang akan kau lakukan dengan kain itu” Rei menatap curiga kain di tangan pria itu dan beringsut mundur walaupun sia-sia karena tangannya masih terikat dan ia tidak bisa kemana-mana.

“kau akan segera tahu” hanya itu jawaban Cam sambil berjalan mendekati ranjang dengan gerakan perlahan, sengaja membuat wanita itu lebih penasaran dan menebak-nebak apa yang akan ia lakukan selanjutnya.

Saat tiba di samping ranjang di sebelah pasangan jiwanya, Cam mengelus kaki jenjang wanita itu yang ditekuk menyembunyikan daerah yang sudah basah itu dari pandangannya. Dengan cepat sebelum wwanita itu bisa memberontak Cam mengangkat sebelah kaki wanita itu dan mengikatkannya di atas jeruji kepala ranjang lalu kaki selanjutnya bernasib sama, meninggalkan Rei dengan posisi di mana daerah intimnya begitu terekspos.

Rei manatap pria itu dengan mata membuat terkejut dan malu karena ini merupakan posisi paling terbuka yang pernah terjadi padanya, ia merasa rapuh di hadapan pria itu yang menatapnya dengan lapar. Dengan usaha sia-sia Rei berusaha meronta yang hanya membuat kakinya semakin terbuka karena ikatan di kepala ranjang mengencang.

“usaha yang sia-sia itu hanya akan membuat posisimu semakin terbuka” dengan humor kelam Cam merasa terhibur dengan usaha sia-sia wanita itu. Ia memang bukan penggemar seks S&M tapi bukan berarti ia tidak pernah mencobanya dan situasi sekarang, dimana Rei berusaha menolak keinginan tubuhnya sendiri membuatnya dengan terpaksa mengikat wanita itu agar berhenti memberontak.

”lepaskan ikatannya…kau ingin memperkosaku!?” seru Rei

“memperkosa itu kata yang buruk manis. Dan yakinlah saat kita bercinta nanti kau akan merasa nikmat dan memohon padaku untuk memasukimu.” Janji Cam

Rei hanya bisa menatap pria itu dengan pandangan takut, takut dengan apa yang dikatakan pria itu akan benar-benar terjadi lalu memalingkan wajah karena tidak tahan ditatap dengan mata penuh bujuk rayu pria itu.

Mulai berlutut di antara paha wanita itu Cam mendekatkan wajahnya ke daerah intim Rei yang terbuka, menghirup aroma kenikmatan wanita itu dan melihat semakin banyak cairan yang keluar dari sana membuatnya ingin merasakannya di lidahnya.

Merasa malu karena Rei malah merasa bergairah bahkan ia merasakan cairannya turun membasahi sprei bahkan tanpa sentuhan pria itu!

Terpesona dengan aliran cairan yang turun dari daerah intim wanita di depannya Cam mendekatkan bibirnya mencicipi cairan itu yang terasa seperti madu di lidahnya dan mengerang nikmat. Dengan rakus ia mulai menjilat bagian intim Rei dengan tangan yang menjelajah keluar masuk daerah sensitif Rei hingga ia mendengar wanita itu mendesah dan mengerang sambil mencondongkan dadanya, meminta sentuhan Cam di sana yang sengaja tidak dipedulikannya.

“Cam…” desahnya “kau harus menghentikan ini” katanya ragu-ragu

“benarkah” tanyanya “dan kenapa begitu?” Cam meniup tepat di lubang vagina wanita itu membuat Rei bergidik dan bergairah

“karena…” berusaha mencari-cari alasan yang tepat Rei hanya merasakan kepalanya kosong tanpa menemukan alasan sedangkan tubuhnya berteriak untuk menikmati apa yang dilakukan pria itu.

“jika kau tidak memberikan alasan dalam hitungan ketiga maka itu berarti kau tidak keberatan dengan apa yang kulakukan ini” kata cam

“jadi?” tanyanya saat Rei masih tidak berbicara dan mulai menghitung

“satu”

“…”

“dua”

“…”

Dengan menyeringai cam berkata “tiga” dan langsung dengan rakus melahap tubuh Rei, ia menghisap puncak payudara wanita itu bergantian hingga menjadi keras lalu memberikan ciuman basah di samping payudaranya sebagai perpisahan sebelum menjelajah ke bagian tubuhnya yang lain.

Kali ini sasaran Cam adalah lekukan lehernya, ia menghisap leher wanita itu hingga muncul tanda kemerahan yang menyatakan kepemilikan pria itu. Sebenarnya Cam berusaha menahan rasa hausnya untuk mencicipi darah Rei lagi, ia merasa seperti kecanduan darah wanita itu. Dengan perlahan Cam menggesekkan taringnya di nadi wanita itu membuat denyut itu berdetak semakin cepat

“Cam…” erang Rei “sentuh aku, please. Masuki aku” pintanya

“pasti manis, pasti” janji Cam yang langsung menanggalkan celananya dan memasuki wanita itu, sebelah tangannya mengangkat pinggul Rei lebih tinggi dan menyelipkan bantal di bawahnya.

Dengan perlahan Cam memasukkan kejantanannya yang berukuran di atas rata-rata itu dengan perlahan hingga masuk seluruhnya, tebenam dalam liang basah wanita itu “sangat basah… untukku” kata Cam menatap tepat di manik mata Rei ketika mengatakan itu yang disambut lenguhan wanita itu.

Ingin menambah kenikmatan Rei ia memasukkan jari telunjuk dan mencari klitoris wanita itu kemudian menekan, sedikit mencubitnya. Dengan mulutnya ia kembali mencumbu payudara menggoda wanita itu dan tangan satunya meremas-remas payudara yang satunya.

“ha…hampir…sampai” ucap Rei terbata

“aku tahu manis” dan Cam mempercepat gerakannya hingga mereka hampir mencapai klimaks dan saat itu Cam menjadi lepas kendali, ia menggigit leher wanita itu dan mencicipi darah Rei yang seperti ambrosia saat mencapai klimaks.

Saat akan mencapai puncaknya sendiri Rei merasakan suatu dorongan untuk menggigit Cam dan keinginan itu begitu kuat bahkan mengalahkan akal sehatnya, ia juga sempat merasakan gigi taringnya mulai memanjang tanpa ragu ia langsung menggigit pria itu hingga darah Cam meluncur di lidahnya dan ia merasakan sensasi yang begitu nikmat dan erotis mengalir melalui darahnya membuat klimaksnya menjadi dua kali lipat lebih tinggi dan lama dari biasanya.

Terdapat pendar putih aneh yang menyelubungi mereka seperti perisai saat mereka mencapai puncak dan membuat ikatan berpasangan mereka menjadi sempurna.

***

THE DARK SIDEWhere stories live. Discover now