PART 6

26.6K 892 20
                                    

Rei terbangun dari tidur lelapnya sesaat ia kira ini masih malam tetapi ia melihat seberkas cahaya dibalik gorden hitam yang menutupi jendela “oiya ini rumah vampire, tentu saja mereka menutup jendela” gumamnya

Merasa lapar Rei pun turun ke lantai bawah mencari letak dapur, tetapi kensunyian di sana membuatnya sedikit ragu untuk menjelajah dan terlintas di pikirannya kalau menurut film-film, vampire tidur saat pagi hari dan itu berarti sekarang para vampire itu sedang tertidur. Ini kesempatannya untuk kabur.

Berjalan mengendap-endap Rei mencari pintu keluar sedikit menyesali karena kemarin ia memejamkan mata sehingga ia tidak tahu letaknya dan rumah ini seperti labirin yang sedikit memusingkannya. Setelah mencoba membuka beberapa pintu akhirnya Rei pun mencoba pintu terakhir yang ditemukannya dan berhasil! Ia menemukan pintu keluar dan untungnya semua pintu di rumah ini tidak dikunci.

Sepertinya semua vampire memang arogan sampai-sampai mereka mengira tidak ada yang berani masuk ataupun keluar dari rumah mereka.

Tetapi itu merupakan keuntungan untuknya, Rei mengingatkan dirinya dan lalu bergegas keluar. Tidak tahu arah mana yang sedang ditujunya Rei hanya bisa terus berlari dan berlari, berharap dapat menemukan sebuah rumah atau seseorang untuk dimintai pertolongan.

Dengan napas terengah-engah dan akhirnya terjatuh di rerumputan karena sudah tidak kuat lagi berlari Rei merasa ia kembali ke tempat semula dan hanya berputar-putar saja selama dua jam pelariannya.

Plok plok plok

Suara tepukan itu membuat Rei menoleh ke asal suaranya dan melihat Cam sudah berdiri beberapa langkah di belakangnya.

“hebat sekali daya tahanmu. Untuk ukuran manusia tepatnya” kata Cam tersenyum dingin

“bukankah seharusnya kau tidur? Dan sekarang siang hari kenapa kau bisa keluar” Rei menanyakan pertanyaan bertubi-tubi yang ada di kepalanya.

“vampire tidak butuh tidur, dear. Itu hanya ada di film-film.” Ucapnya meremehkan “dan salah satu kekuatanku adalah menciptakan pelindung hingga bisa membuat tubuhku bisa terkena sinar matahari.”

Mendengar itu Rei teringat lagi saat sesekali Cam datang ke rumahnya pada siang hari walaupun pria itu lebih sering mengatur pertemuan mereka saat sore atau malam.

“kau…sudah berapa lama kau memperhatikanku.” Tanya Rei

“sedari kau keluar dari rumah”

brengsek!” Rei berlari menghampiri pria itu dan memukul dadanya bertubi-tubi “kau mempermainkan aku!” ucapnya meneteskan air mata karena merasa dipermainkan.

“ssst.. bukan begitu maksudku” Cam berusaha menenangkan wanita di depannya itu dan merasa bersalah ketika tadi ia melihat dengan geli usaha Rei untuk melarikan diri. “aku tidak menyangka kau akan merasa tersinggung. Maafkan aku manis, oke?”

“aku lelah” gumam Rei tidak menjawab permintaan maaf pria itu.

Cam langsung mengangkat wanita itu yang terlihat pasrah dalam dekapannya dan menggendongnya lalu berlari ke arah rumah dengan kecepatan vampire.

Sesampainya di dalam rumah ia membawa Rei ke kamar yang ditempati wanita itu kemarin dan mendudukkannya di ranjang “mandilah” perintahnya “banyak daun di tubuhmu”

Rei yang merasa gerah dan lengket tidak melawan perintah pria itu karena ia juga ingin cepat-cepat membersihkan dirinya. Saat tangannya memegang kenop pintu Rei berhenti “aku tidak punya pakaian ganti”

“pakaian gantimu ada di lemari” lalu pria itu pergi meninggalkan Rei yang masih berdiri di depan pintu kamar mandi yang terdapat di dalam kamar.

Selesai membersihkan tubuhnya yang kotor dari tanah dan dedaunan Rei berendam di bath tub dengan air hangat untuk melemaskan otot-otot tubuhnya yang kaku setelah beberapa jam berlari.

Rei pun terpaksa menyelesaikan mandinya saat melihat ujung jari tangannya sudah keriput dan air hangat dalam bath tub sudah mendingin.

Dengan hanya menggunakan handuk yang melilit tubuhnya Rei pun berjalan ke arah lemari dan membukanya. Dilihatnya pakaian yang ada di sana dan terkejut dengan potongan dada gaun yang rendah, hampir semua pakaian itu berpotongan seksi membuatnya sedikit risih dan tiba-tiba kepalanya berdenyut nyeri.

“hmmm… pakai yang mana yah?” ucap  sisi succubus yang tiba-tiba saja keluar dalam diri Rei. “yang ini deh” Rei tersenyum ketika menarik keluar atasan berwarna hitam ketat berpotongan dada rendah sampai memperlihatkan belahan payudaranya juga celana yang sangat pendek hitam sebagai pasangannya.

Setelah memakai pakaian itu ia keluar kamar dan mencari Cam, saat di lorong tidak jauh dari kamarnya dalam sedetik sisi succubus itu menghilang digantikan dengan Rei yang terbingung-bingung karena tiba-tiba sudah berada di lorong kamar padahal tadinya ia sedang berdiri di depan lemari.

“ini terjadi lagi” bisiknya takut dan melihat ngeri pakaian yang dikenakannya. Akhir-akhir ini kesadarannya sering hilang dan saat sadar ia sudah berada di tempat yang berbeda, malah pernah ia terbangun disamping pria asing di sebuah hotel dan gara-gara itu ia putus dengan pacarnya karena ternyata pria yang ia tiduri itu merupakan sahabat dari pacarnya.

“ada apa?” Tanya Cam yang berada di ujung lorong sedang membawa nampan makanan untuk wanita itu.

Menghela napas untuk sedikit meredakan rasa takutnya Rei menjawab “tidak…tidak apa-apa”

Melihat wajah Rei yang pucat Cam pun tidak memaksakan diri untuk mencari jawaban dari wanita itu dan memeluk Rei untuk menenangkan tubuhnya yang gemetaran “katakanlah kalau kau ingin menceritakannya tapi aku tidak akan memaksamu”

Rei menatap pria yang sedang menenangkannya itu dan melihat tatapan lembut serta ketulusan terpancar dari matanya, ia pun mengatakannya “aku takut” bisiknya “takut karena akhir-akhir ini kesadaranku semakin sering hilang dan saat sadar aku sudah berada di tempat yang berbeda. Aku takut telah melakukan sesuatu saat aku tidak sadar.”

“apa maksudmmu telah melakukan sesuatu?”

“dulu kejadian ini pernah terjadi, katanya aku berubah menjadi wanita penggoda yang menggoda pacar orang sehingga aku dimusuhi saat kuliah padahal aku tidak merasa melakukan hal itu. Untung saja Vicky tetap menjadi temanku di saat aku membutuhkan dia selalu membantuku.” Kata Rei dengan mata menerawang “ tetapi lihat sekarang” ia menunjuk pakaiannya “tiba-tiba saja aku sudah mengenakan pakaian ini padahal aku tidak merasa mengambilnya.”

Cam hanya mengelus lembut rambut wanita itu, tidak tahu apakah harus jujur atau menyembunyikan kebenaran itu lebih lama lagi supaya Rei tidak bertambah ketakutan. Akhirnya ia hanya bisa diam dan berusaha memberikan ketenangan pada Rei juga berusaha menenangkan dirinya sendiri karena saat ini dari posisinya yang lebih tinggi dari wanita itu ia dapat melihat secara jelas kulit payudaranya yang tidak mengenakan bra berkat pakaian berpotongan rendah yang dikenakan Rei.

 “Rei” panggil Cam saat wanita itu terlihat sudah tidak begitu histeris “bisa kau ganti pakaianmu” katanya serak.

Rei pun melihat ke bawah dan dilihatnya potongan rendah pakaian itu memeperlihatkan hampir semua payudaranya. Wajahnya sontak memerah karena rasa malu yang tiba-tiba muncul “eh..uhmm…tunggu aku akan ganti pakaian” ia pun berlari ke kamar yang ditempatinya di rumah itu.

THE DARK SIDEWhere stories live. Discover now