PART 8

24.9K 824 23
                                    

Cam bagun dari tidurnya ia melihat luka-luka di tubuhnya sudah pulih berkat darah Rei yang terasa manis dan kental dengan esensi wanita itu di mulutnya membuatnya berhasrat ingin meneguk lagi dan lagi, untunglah ia berhasil menahan keinginan itu dan tidak menghisap sampai kering darah wanita itu.

Melihat Rei yang masih tertidur dengan kepala disandarkan di dinding gua Cam pun bergerak mendekati wanita itu, melihat wajah polos Rei saat tidur dan melihat perpaduan terbaik dari dua budaya. Rei memiliki kecantikan alami dengan kulit mulus dan bersih tanpa cela dari ibunya serta postur tubuh yang cukup tinggi untuk ukuran wanita dari ayahnya.

“cantik” gumamnya lalu duduk di sebelah wanita itu, menunggu Rei terbangun

Sekitar satu jam kemudian wanita itu membuka matanya kemudian merenggangkan tubuhnya “hmmm… kau sudah bangun” kata Rei saat melihat pria itu memandanginya.

“ayo kita pergi sekarang” Cam berdiri dan mengulurkan tangannya, membantu wanita itu berdiri.

“mau ke mana?”

“kita ke tempatku”

“tapi dimana…?”

“sudah jangan banyak bicara nanti kau akan tahu” Cam kembali menggendong wanita itu kali ini dengan posisi seperti pengantin lalu langsung berlari keluar dari hutan.

“hei! Aku bisa berlari tidak perlu kau gendong” protesnya

“dengan begini lebih cepat” Cam mempercepat larinya dan menyamai kecepatan mobil seakan menunjukkan maksudnya “aku tidak ingin diserang di saat tak terduga lagi.”

Rei hanya bisa menutup matanya karena kecepatan pria itu yang sungguh tidak manusiawi membuat sekelilingnya buram dan mempererat rangkulannya di leher pria itu.

Cam menelusuri gang-gang kecil dan melompati dinding untuk mempercepat mereka sampai di tujuan “kita sampai” kata Cam yang berdiri di sebuah toko buku di tengah kota.

“toko buku?” Rei mengangkat alisnya heran

“masuk” hanya itu tanggapan pria itu dan menuntun Rei ke dalam.

Di sana Cam terus berjalan sampai di pintu tanda “DILARANG MASUK KECUALI KARYAWAN”

Pria itu membuka pintu dan masuk ke dalam di mana terdapat loker-loker panjang tempat para karyawan menyimpan pakaian ganti mereka dan membuka salah satunya.

Rei hanya menatap pria itu, meminta penjelasan

“tunggu dan lihat” Cam seperti membacakan suatu mantra di balik loker itu dan beberapa detik kemudian bagian di dalam loker itu  terdapat sebuah terowongan dengan sedikit pecahayaan.

“WOW” hanya itu yang bisa keluar dari bibir Rei “bagaimana bisa?”

“dinding itu dilindungi sihir tidak sembarang orang bisa membuka sihir pelindung ini”

Mereka masuk dengan Cam memimpin di depan, pria itu melangkah dengan penuh percaya diri. Saat berjalan beberapa langkah Rei merasa lubang di belakangnya menutup “Cam lubangnya!” serunya. Pria itu hanya berhenti sebentar lalu lanjut berjalan Rei yang tidak punya pilihan lain pun hanya bisa mengikuti pria itu.

Mereka sampai di ujung terowongan yang ditutupi sebuah batu dan Cam kembali membacakan mantra dan batu itupun bergeser menampakkan sebuah ruangan gelap gulita. Masuk, Cam kemudian menjentikkan jarinya dan lampu pun menyala membuat ruangan menjadi terang benderang.

Hebat! Sepertinya semua vampire tidak butuh mengetahui letak tombol lampu, hanya menjentikkan jari dan lampu menyala.

Rei melihat ruangan yang ternyata bukan hanya nyaman tapi juga mewah, dengan penuh kekaguman ia melihat keseluruhan interior ruangan itu “Woah…aku tidak menyangka di dalam terowongan itu ada ruangan sebagus ini.”

THE DARK SIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang