Part 13

24.2K 1.9K 9
                                    

Dari sekian banyak nama di dunia ini kenapa nama itu yang muncul.

Namanya Hendrian, adik dari Mamanya Rita.

Suara Raihan tadi malam masih terngiang jelas di telinganya.

Hendrian..

Aqila meyakini dirinya sendiri. Pemilik nama "Hendrian" tidak hanya satu di dunia ini. Dan itu berarti bukan dia orang yang Aqila maksud.

Tubuh Aqila menyamping ke kanan bersamaan tangan Raihan yang memeluknya dengan erat. Saat ini sudah jam 2 dini hari, tapi ia masih terjaga. Aqila menghadapkan wajahnya ke arah Raihan, napas Raihan berderu secara teratur yang berarti Raihan sedang lelap tertidur.

Diperhatikannya wajah laki-laki yang telah sah menjadi suaminya sejak tiga bulan yang lalu. Raihan termasuk laki-laki yang tampan dan juga suamiable menurut Aqila. Selama ia tinggal bersama Raihan, tak pernah ia membentaknya sama sekali. Malahan ia bisa merasakan kalau Raihan benar-benar mencintainya hanya dari cara melihatnya saja. Raihan laki-laki baik.

Tetapi saat ini hatinya gamang. Hanya sebuah nama semua hal yang sudah ia bangun dengan susah payah, kini seperti diambang kehancuran. Aqila bertanya kepada diri sendiri, apakah ia benar-benar telah mencintai laki-laki ini?

Aqila nyaman dengan keberadaan Raihan, itu faktanya. Aqila juga tidak pernah menolak jika Raihan memintanya untuk melayani Raihan. Aqila sudah berusaha melakukan yang terbaik untuk Raihan. Tapi apa itu semua hanya karena dasar "kewajiban"nya sebagai seorang istri dan tak ada rasa di sana? Tapi kalau tidak ada rasa, kenapa ia marah saat Raihan digoda oleh wanita lain? Kepala Aqila semakin berdenyut-denyut memikirkan hal itu. Seketika Aqila merasa bahwa ia merupakan istri paling berdosa. "Maafkan aku, Mas." Gumamnya lirih.

*****

Aqila masih terpejam, tapi ia bisa merasakan gerakan lembut dari seseorang di wajahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aqila masih terpejam, tapi ia bisa merasakan gerakan lembut dari seseorang di wajahnya. Gerakan itu bermula dari kening, turun ke hidung dan menuju ke bibir. Kemudian gerakan itu menelusuri setiap lekukan di bibirnya. Mata Aqila terbuka, dan menahan tangan Raihan yang tengah memainkan wajahnya.

"Morning..." 

Aqila membalas hanya dengan senyuman saja.

Jemari tangan Raihan menelusuri wajah Aqila lagi, tapi kali ini Raihan menangkupkan kedua pipi Aqila dan mengusap bawah mata Aqila dengan ibu jarinya.

"Kenapa?"

"Kamu ngga tidur semalaman?"

"Insomnia."

Tepat. Jawaban itu bukanlah jawaban kebohongan. Ia memang insomnia akibat memikirkan sesuatu yang tidak penting.

"Mas?"

"Hn?" Raihan melihat ke mata Aqila. Begitupun sebaliknya.

"Aku menginginkanmu."

Raihan tersenyum. Ia merasa senang, karena baru kali ini Aqila bilang bahwa ia menginginkannya. Sedangkan Aqila, ia hanya ingin meyakini hatinya sendiri. Apakah cinta itu sudah bersemayam dalam dadanya?

========

"Kamu tahu ini hari apa?" Tanya Raihan saat Aqila sudah selesai membantunya untuk mengaitkan dasi.

"Sabtu." Jawab Aqila singkat.

"No! Maksudku, ada ngga yang spesial hari ini?"

Aqila diam memikirkan perkataan Raihan sejenak.

"Aku lagi ngga ulang tahun, kamu juga kan? Rita juga."

"Hari ini tepat 3 bulan pernikahan kita, sayang."

Aqila melongo. Mulutnya hampir saja menganga saat ia mendengar ucapan yang keluar dari bibir Raihan.

"Assh.. Ke.. Kenapa aku bisa lupa ya?" Aqila nyengir, dan menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal.

"Aku punya sesuatu buat kamu, tapi harus pejamin mata dulu."

Aqila mengangguk dan juga menuruti perintah Raihan.

Raihan berbalik dan mengambil sebuah kotak kecil beludru berwarna merah. Ia menyuruh Aqila membuka matanya saat Raihan sudah mengeluarkan isinya.

"Astaga! Bagus sekali, Mas."

Aqila sangat terkejut dengan apa yang ada di hadapannya. Raihan tengah memegang sebuah kalung putih dengan liontin inisial namanya dengan Aqila. A&R.

Aqila & Raihan

Satu tetes air mata tak terasa turun dari kelopak matanya. Laki-laki di hadapannya selalu saja bisa membuatnya merasa amat dicintai. Aqila tak menyangka kalau Raihan bisa seromantis ini.

"Aku pakaikan ya?"

Aqila mengangguk.

Setelah memakaikan kalung itu di leher Aqila, ia membenarkan posisinya. Tubuh mereka saling berhadapan. Tangan Raihan sudah bertengger di atas pundak Aqila.

"La, aku adalah laki-laki yang ngga bisa merangkai kata-kata romantis. Tapi aku ingin kamu tahu tentang hatiku, kalau aku menginginkanmu selamanya. Aku mau kamu tetap bersamaku apapun yang terjadi, dalam kondisi apapun, tetaplah berada di sampingku. Karena kamu penguatku, La. Kamu semangatku."

Perempuan mana yang tidak akan meleleh jika diperlakukan seperti itu?

Tok.. Tok..

Suara ketukan pintu dua kali terdengar dari arah kamar.

"Papa Om Iyan sudah sampai."

Tepat setelah pintu terbuka, Rita langsung menyambar Raihan dengan suara yang cempreng. Mau tak mau Raihan langsung keluar untuk menghampiriny.

Sementra Aqila, dia masih terpaku di tempatnya berdiri. Semoga bukan dia. Bukan dia!

****

Yuhuuuuuuuuuu
Aku datang membawa cerita gaje ini, sedikit ajeee yeee.. Inspirasi lagi buyar ntah kemana :(

Minta sarannya buat cerita ini.. Kalau ada masukan juga boleh. Biar nambah inspirasiku juga. Thanks ya.. Ditunggu Voment-nya buat Papa Raihan. See ya :)

StepmotherWhere stories live. Discover now