Part 15

25.1K 1.6K 8
                                    

Merasa lebih baikan, Aqila keluar dari kamarnya. Pandangannya menjuru ke isi rumah, namun tak ada siapa-siapa. Terlebih lagi sosok Raihan yang tak terlihat batang hidungnya sama sekali.

"Ayo dong Om nyanyi." Aqila mendengar suara Rita dari arah teras rumahnya.

"Nyanyi apa nih?" Kini suara laki-laki yang terdengar, dan Aqila sangat hafal siapa si siempunya suara itu.

"Tante Qila, sini!"

Aqila terkejut saat namanya dipanggil oleh Rita. Tangan Rita melambai-lambai agar Aqila mengikutinya. Dengan rasa berat, mau tak mau Aqila pun menghampirinya.

"Papa kamu kemana, Rit?" Tanya Aqila pada Rita.

"Oh, tadi Papa bilang hari ini ada meeting penting, Tan."

Entah setan mana yang membisikannya, Aqila merasa Raihan lebih memprioritaskan pekerjaannya ketimbang dengan istrinya. Bahkan dalam kondisi Aqila yang pingsan seperti tadi, Raihan malah meninggalkannya.

Tanpa Aqila sadari, di sana, tepatnya di samping Aqila berdiri seorang laki-laki yang sedang memangku gitar tengah terpaku. Sebisa mungkin ia mengatur hatinya sendiri. Dadanya terasa sakit seperti di remas oleh ribuan tangan tak terlihat.

"Tante sini, duduk."

Aqila duduk, seiring dengan alunan musik intro dari permainan gitar yang Hendrian mainkan.

Kemana kau slama ini
Bidadari yang kunanti

Hendrian mulai menyanyi, lagu itu adalah milik SO7 yang berjudul yang terlewatkan.

Mengapa baru sekarang (cududududu)
Kita dipertemukan

Tepat dikata kita, mata Hendrian dan Aqila bertemu. Aqila langsung menunduk.

Sesal tak kan ada arti
Karena semua telah terjadi
Kini kau telah menjalani (cududududu)
Sisa hidup dengannya

Hendrian sengaja menekan bagian "sisa hidup dengannya."

Mungkin salahku melewatkanmu
Tak mencarimu sepenuh hati
Maafkan aku

Kesalahanku melewatkanmu
Hingga kau kini dengan yang lain
Maafkan aku.

Walaupun terlambat
Kau tetap yang terhebat
Melihatmu, mendengarmu
Kaulah yang terhebat

"Keren..." Rita bertepuk tangan senang, "dalem banget sih Om. Buat pacarnya, ya?" Ledek Rita.

"Iya..." Ujar Hendrian lirih.

"Hah?" Rita melongo, "enak banget ya pacarnya Om Iyan, bisa dinyanyiin gini. Coba aja aku punya pacar."

"Rita!" Ucap Aqila dan Hendrian berbarengan.

Keduanya bertatapan, Hendrian menyuruh Aqila berbicara dahulu.

"Kamu masih kecil, jangan pacar-pacaran dulu. Ntar Tante bilangin Papa sih."

Hendrian mengusap puncak kepala Rita, "benar tuh apa yang Mama kamu bilang."

"Iya." Ucap Rita dengan misuh-misuh.

=====
"La apa kabar?" Tanya Hendrian memecah keheningan diantara mereka. Rita sudah tak ada, ia disuruh Hendrian untuk membeli bakso di depan kompleks. Cara itu ia gunakan agar ia bisa berbicara empat mata dengan Aqila.

"Baik... Lebih baik dari yang kamu kira."

"Sebelum aku kesini, aku sempat cari kamu ke rumah."

StepmotherWhere stories live. Discover now