Part 20

24.5K 1.9K 24
                                    

Seminggu setelah kepergian Aqila, Raihan semakin sibuk bekerja. Bahkan pernah sekali ia bermalam di kantor. Atau jika semua pekerjaannya sudah selesai, ia akan mencari kesibukan lain seperti bermain golf, berkuda ataupun renang yang menjadi hobinya. Seakan Raihan ingin menunjukkan kepada siapapun kalau dirinya saat ini baik-baik saja tanpa Aqila.

Namun tak dapat dipungkiri, kehadiran Aqila selama tiga bulan ini sangat merubah hidupnya. Dari yang biasa mandiri, hingga bergantung pada gadis– eh wanita yang selama ini berstatus sebagai istrinya. Dan sekarang, ia harus kembali hidup mandiri seperti saat sebelum menikah.

Karena saking bergantungnya dengan Aqila, pernah suatu pagi Raihan bangun kesiangan, padahal jam 7 ia harus sudah berada di kantor karena ada meeting penting dan Rita harus mengikuti ujian nasional. Dan ia baru bangun pukul setengah tujuh, padahal jarak dari rumah ke kantor butuh waktu satu jam. Andai Aqila ada, pasti ia tak akan mengalami hal itu. Karena Aqila dengan senang hati menjadi alarm hidupnya. Sesuatu hal yang kecil baru terasa berharga jika kita sudah kehilangannya. Itulah yang Raihan rasakan.

Raihan mengambil figura foto yang terletak di bagian ujung meja kerjanya, foto itu adalah foto Aqila yang diambilnya sendiri melalui kamera handphonenya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Raihan mengambil figura foto yang terletak di bagian ujung meja kerjanya, foto itu adalah foto Aqila yang diambilnya sendiri melalui kamera handphonenya. Kemudian diam-diam Raihan mencetak dan ia taruh di meja kerjanya.

Di foto itu Aqila memakai baju berwarna kuning sambil menyentuh lehernya dan tengah tersenyum ke arah kamera. Betapa saat ini ia sangat merindukan senyum itu.

BRAKKK!!!!

Suara dentuman pintu sangat kencang, membuat Raihan terkejut setengah mati. Orang itu menghampiri Raihan dan langsung menarik kerah kemeja yang dipakai Raihan.

"Brengsek lo Bang!!" Laki-laki itu lebih kencang menarik kerah Raihan yang membuat Raihan berdiri dan lebih mendekat ke arahnya.

"Whooa santai dong Yan." Raihan tetap berusaha tenang seperti tidak terjadi apa-apa.

Bughh!

Satu pukulan tangan mendarat mulus di rahang Raihan, "santai lo bilang Bang? GIMANA GUE BISA SANTAI KALAU LO NYAKITIN ORANG YANG GUE CINTA!!" Hendrian berteriak tepat di depan muka Raihan.
"Waktu itu lo mukulin gue karena lo ngira gue ciuman sama Qila. Sekarang gue akan bunuh lo, karena lo udah buat dia hamil terus lo malah ceraiin dia."

Raihan berdecih, " silakan lo bunuh gue supaya lo bisa dapetin dia lagi."

Hendrian mendorong tubuh Raihan sampai menabrak pintu dengan tangannya yang masih berada di kerah Raihan. Hendrian geram, "LO PENGECUT!!"

Buggh! Buggh! Buggh!!

Kalau tempo hari Raihan lah yang melayangkan serangan kepada Hendrian, maka kali ini berkebalikan. Raihan merasakan seluruh tubuhnya sakit karena pukulan dari Hendrian dan ia terpekur di lantai.

Raihan menyeka darah yang mengalir dari sudut bibirnya yang pecah, ia menatap nyalang pada Hendrian. "Kalau gue mati, lo bisa hidup bahagia sama dia dan juga anaknya."

StepmotherWhere stories live. Discover now