Part 24

26.9K 1.8K 26
                                    

"Nyonya sedang berada di cafe take a rest, tuan."

"Ia sedang meminum teh."

"Kirimkan fotonya."

Tidak lama kemudian sebuah foto masuk ke dalam iPhonenya Raihan.

Raihan memandang foto itu lekat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Raihan memandang foto itu lekat. Ada rasa meletup-letup dalam dadanya yang bahkan ia sendiri tak mengerti perasaan apa itu. Ketika ia melihat Aqila, ia sadar bahwa Aqila telah menariknya ke dalam pesonanya. Hingga ia jatuh cinta lagi dan lagi setiap harinya. Perasaan rindunya membuncah. Betapa tak dapat ia bendung lagi.

Beberapa chat muncul.

"Nyonya sedang menuju ke salah satu tempat."

"Nyonya turun dari mobil berwarna silver dengan seorang laki-laki ke sebuah rumah sakit."

"Nyonya dan laki-laki itu masuk ke dalam."

Raihan terlonjak dalam duduknya setelah membaca isi chat dari informannya. Sedetik kemudian Raihan membalas pesan itu.

"Kirimkan alamat rumah sakit itu sekarang juga."

Dan tak lama setelah ia mengetahui alamat yang dimaksud, Raihan langsung mengambil kunci mobilnya dan segera meluncur ke alamat itu.

"Nyonya ke bagian dokter kandungan, Tuan."

Satu chat lagi muncul, Raihan bertanya kepada security di mana ruang spesialis kandungan, ketika ia paham, dengan segera ia langsung menuju tempat itu.

Karena saking terburunya, tepat di persimpangan jalan ia menabrak seseorang. Benda yang dibawa oleh orang yang di tabraknya terjatuh. Raihan membungkuk untuk mengambil benda pipih seperti hasil sebuah foto klise namun ini lebih besar. Di bagian pojok benda itu tertulis sebuah nama.

Ny. Aqila Belinda.
22 tahun.

Tepat di saat Raihan mengangkat kepalanya matanya bertemu dengan mata Aqila. Mata coklat tua itu menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan. Namun ia sendiri juga sadar, mata itu tak lagi berbinar ketika ia melihatnya lebih dari dua bulan yang lalu.

Dan dari kedua mata itu turun beberapa bulir-bulir air yang mengalir di kedua pipi putihnya.

Rasanya saat ini ia ingin menarik wanita itu ke dalam pelukannya. Sangat.

"Maaf.."

******
"Yan kamu ngga ke kantor apa? Pakai anterin aku ke dokter segala?"

Laki-laki yang diajaknya berbicara hanya tersenyum singkat lalu menggelengkan kepalanya.

"Sesekali lah La, aku ngga ke kantor. Bisa-bisa masa mudaku setres karena berkutat dengan kantor terus." Jawab Hendrian.

Aqila terkekeh.

StepmotherWhere stories live. Discover now