PROLOG

83.1K 2.9K 28
                                    

Pagi membangunkan gadis itu lewat cahaya yang terus mencoba masuk lewat celah jendela kamar sang gadis. Hari ini ia harus bersiap-siap lebih cepat dari biasanya. Katanya, sang Ibu akan mengenalkannya pada sosok pemuda yang akan menikahinya. Ya, ini perjodohan. Lebih tepatnya perjodohan yang sudah kadarluwasa. Dulu sang Ayah pernah punya janji kepada sahabat karibnya bernama Narendra. Saat mereka sama-sama saling menikah dan punya anak, mereka saling menjodohkan anak mereka. Tapi saat takdir berkata lain pada sang Ayah, ia sekarang harus mau tidak mau menerima perjodohan ini. Sang Ayah wafat dua tahun yang lalu, dan sebelum Ayahnya meninggal ia memberi amanat kepada anak gadis semata wayangnya dan kepada sahabat karibnya itu untuk tetap melanjutkan perjodohan. Dan hari ini ia akan bertemu dengan pangerannya itu. Ia selalu mempikan rupa wajah sang pangerannya. Ia akan menerima pria itu dengan senang hati. Walaupun ini adalah perjodohan, tapi perlahan ia akan mencoba mencintai pria itu.

Namanya, Davina Nadja Mezzaluna. Gadis yang biasa disapa Nadja itu langsung menuju ke ruang tamu, dimana disana sudah ada calon suaminya beserta keluarga. Hati Nadja dag dig dug tak karuan. Bagaimana nasib percintaan dirinya selanjutnya akan dia tetap jalani.

Gadis itu menghentikan langkahnya setelah melihat lelaki yang akan menjadi calon suaminya. Ia mengambil langkah mundur dan sesegera kembali ke kamarnya. Sang Ibu yang melihat anak gadisnya masuk ke dalam kamar lagi pun langsung menyusul dan menghampirinya. Ia melihat punggung anaknya yang terguncang. Sepertinya ia menangis, tapi kenapa? Sang Ibu menyentuh salah satu pundak anaknya untuk membalikan badannya.

"Kamu kenapa nangis sayang?"

"Bu, apa dia yang akan menikah denganku? Pria berjas hitam itu?"

"Iya. Memangnya kenapa sayang? Apa kamu tidak mau menikah dengan dia?"

"Masalahnya adalah... Dia suami sahabatku, Bu."

Gadis itu makin terguncang. Sang Ibu yang tidak tega pun langsung memeluk tubuh mungil anak gadisnya itu.

"Ibu tahu, Nak. Ini masalah baru. Kamu akan menjadi istri kedua lelaki itu. Meskipun berat dan menyakitkan, tapi ini amanat. Ayahmu menginginkan kamu dengan dia bersatu sejak dulu, tanpa tahu pemuda itu sudah memiliki istri atau belum."

"Tapi kenapa Ibu tega? Aku nggak mau! Aku nggak akan mau mengkhianati sahabatku sendiri, Bu. NGGAK AKAN!"

Gadis itu berteriak. Bukan memaki Ibunya, tapi dia tidak ingin suatu hal yang buruk menimpa dirinya, dan hubungan persahabatannya.

***

#TBC

With ❤,

MEI.

2 Hati 1 Cinta - Ketika Aku Mencintaimu Setengah Mati (OPEN PO)Where stories live. Discover now