BABY

35.9K 1.9K 31
                                    

Setelah selesai pemeriksaan, dokter dengan name tag Lana itu membersihkan perut Nadja dari sisa-sisa gel yang di oleskannya tadi. Ia membantu Nadja untuk bangun dan menyuruhnya untuk duduk di sebuah bangku dan membicarakan suatu hal.

"Sebelumnya saya ingin bertanya dulu kepada anda. Kapan terakhir kali anda menstruasi?"

Nadja diam untuk beberapa saat, mencoba mengingat kapan terakhir kali ia menstruasi.

"Hmmm... Saya lupa, Dok. Tapi yang jelas beberapa bulan belakangan ini memang saya belum menstruasi."

"Apa anda merasakan gejala atau kondisi aneh yang terjadi pada diri anda seperti mual, pusing, atau emosi tidak stabil?"

"Nggak, Dok. Paling saya ngerasa aneh karena perut saya yang tiba-tiba buncit, nafsu makan bertambah, dan berat badan saya naik tiga sampai enam kilo."

"Baiklah kalau begitu. Ini hasil USG tadi."

Dokter itu menyodorkan selembar foto berwarna hitam putih yang di tengah terdapat dua bulatan kecil.

Nadja mengambil foto tersebut dan mengrenyitkan keningya. Ia sama sekali tidak mengerti, ia sangat buta untuk urusan yang satu ini.

"Hmm... maaf, Dok. Ini apa, ya?"

"Itu hasil USG tadi."

"USG? Hmm... begini, Dok. Saya sama sekali buta untuk hal kandungan, atau kehamilan karena saya benar-benar tidak tahu sama sekali, Dok. Bisa tolong jelaskan maksudnya apa?"

"Baik, anda lihat dua lingkaran disini?" dokter itu menunjuk kedua lingkaran di foto, "Ini adalah calon anak anda. Selamat! Anda sedang mengandung bayi kembar dan usianya tiga bulan."

Nadja langsung menutup mulutnya tak percaya. Benar-benar tak percaya. Bagaimana bisa ini terjadi? Ia hanya melakukannya dengan Alvin sekali dan membuahkan hasil yang sempurna. Dua orang bayi sekaligus!

"Dokter serius?"

Dokter tersebut mengulas senyum dan mengangguk, tanda ia sedang tidak bercanda.

"Tapi bagaimana ini bisa terjadi? Saya hanya melakukan hubungan intim itu sekali dengan suami saya. Itupun sekitar beberapa bulan yang lalu dan..."

"Artinya, anda dan suami sama-sama sehat. Lalu ada dua kemungkinan, anda atau suami anda yang punya gen kembar. Yang terpenting sekarang adalah anda jangan sampai kelelahan atau stress. Jaga kesehatan anda selalu."

Rasanya Nadja ingin menangis saat itu juga. Perasaannya campur aduk, walaupun rasa bahagia lebih dominan, tapi ada kecemasan dalam dirinya.

Setelah dokter memberikan resep obat, Nadja langsung keluar dari ruangan tersebut menuju apotik rumah sakit, dan ia masih takut untuk kembali ke rumah Ibunya atau ke rumah yang ditinggali Alvin.

Setelah selesai dengan urusan obatnya, ia menunggu taksi di halte dekat rumah sakit. Ia sendiri tak ingin melukai bayinya, jika harus berdesakan duduk di angkutan umum.

Tak selang berapa lama, Nadja menyetop taksi yang lewat dan langsung kembali ke rumahnya. Ya, tentu saja rumahnya dengan Alvin dan Sofie.

***

2 Hati 1 Cinta - Ketika Aku Mencintaimu Setengah Mati (OPEN PO)Where stories live. Discover now