SELAMA INI

38.7K 2.2K 14
                                    

1 tahun kemudian...

Nadja POV

Sudah setahun aku menikah dengan Alvin, dan sudah nyaris tiga tahun Alvin menikah dengan Sofie. Jika kalian bertanya apakah dirumah ini sudah ada suara bising anak kecil yang menangis, tertawa, atau tawa ceria saat mereka bermain? Jawabannya adalah belum. Belum sama sekali. Bukannya aku tidak mau, tapi aku tahu resiko apa yang harus aku dapat saat aku memiliki anak darinya. Mungkin belum memiliki, tapi saat hamil, pasti aku dicampakkan. Alvin punya hati. Sangat punya hati. Tapi hatinya sudah dimiliki oleh Sofie dan sudah dikunci rapat oleh Alvin. Aku? Hatiku? Hanya mendapatkan tempat sedikit dihati Alvin. Sempat waktu itu aku sakit dan dirawat inap di rumah sakit selama seminggu, Alvin hanya datang pada siang hari pas jam makan siang. Itupun hanya sekedar menyapa dan mengajakku mengobrol ringan, tidak lebih. Lalu selebihnya, aku menghabiskan waktu sendirian di kamar rumah sakit itu. Ditemani televisi, dan kadang-kadang beberapa suster jaga mengajakku untuk mengobrol hingga aku mengantuk. Membosankan!

Sofie? Dia bahkan tidak peduli dengan keadannku. Aku pikir dia akan tetap menganggapku sahabat baiknya, tapi justru sebaliknya. Aku rasa lama kelamaan dia menjadi orang yang posesif terhadap Alvin. Padahal menurut Kak Sharoon, dulu sebelum ada aku dirumah itu, Alvin sangat melarang Sofie untuk bertindak posesif, karena ia menganggapnya seperti kelakuan anak kecil. Dan Kak Sharoon pun mengatakan padaku bahwa dulu sebelum ada aku, Sofie menunda kehamilannya tanpa alasan yang jelas. Namun, setelah adanya aku dirumah itu, Sofie justru sangat ingin memiliki anak. Kak Sharoon pun menyadari keanehan dalam diri Sofie yang baru saja terjadi setelah kedatanganku dirumah itu. Padahal aku pernah bilang kepada Sofie bahwa aku hanya meminta sedikit hati Alvin untuk mencintaiku, karena aku hanya ingin dia peduli padaku, tidak lebih. Itu aku lakukan juga karena aku sadar, bahwa aku tidak benar-benar akan menjadi milik Alvin, dan tidak benar-benar akan memiliki Alvin seutuhnya. Karena aku tahu Alvin hanya mencintai Sofie. Sedangkan aku? Aku seperti hanya dianggap perusuh di rumah tangganya. Ia hanya menganggapku istri kedua yang terpaksa menikah dengannya, tidak lebih.

***
Author POV

Tadi pagi Sofie berpamitan dengan Nadja dan juga Alvin karena akan ikut dengan Kakaknya ke luar negeri. Ini urusan butik yang akan dibangun di Singapore bersama Kakaknya, Sharoon. Alhasil, Alvin dan Nadja akan dirumah ini hanya berdua.

Sore tadi Nadja meminta izin kepada atasannya untuk pulang lebih awal karena akan mempersiapkan makan malam, dan kebutuhan rumah lainnya. Dirumah itu memang tidak ada pembantu. Jadi pekerjaan rumah dibagi dua dengan Nadja dan Sofie. Tapi saat Sofie sedang tidak ada dirumah begini, ia harus pintar-pintar membagi waktu. Tadi pagi setelah keberangkatan Sofie dan Alvin, Nadja langsung membereskan kamar dan mengepel lantai rumah. Sisa pekerjaan yang lain akan dikerjakan saat ia pulang bekerja. Ia menelpon Alvin untuk memastikan pulang jam berapa suaminya itu.

"Halo, Alvin?"

"Ada apa?"

"Hmm... kira-kira hari ini kamu pulang kantor jam berapa?"

"Memangnya kenapa?"

Aku ini nanya, kok malah ditanya balik, sih, Vin.

"Aku mau siapin makan malam buat kamu."

"Nggak perlu. Nanti aku makan diluar aja. Kamu kalau mau makan duluan aja. Terus kalau mau makan diluar juga nggak apa-apa. Satu hal lagi, kamu nggak usah nunggu aku pulang, karena aku sendiri belum tahu akan pulang jam berapa."

Tut... tut... tut...

Nadja membuang napasnya kesal. Apa-apaan suaminya ini? Ia berniat baik, tapi malah ditolak.

***

2 Hati 1 Cinta - Ketika Aku Mencintaimu Setengah Mati (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang