Hari Itu Dalam Sejarah

44K 2.3K 11
                                    

Sang Ibu terus membujuk anaknya supaya mau keluar dari kamarnya itu. Ia mau tidak mau harus melakukan ini, meski ia tahu ini sangat berat untuk dijalani sang putri semata wayangnya. Dan akhirnya hati gadis bernama Nadja itu luluh. Ia mau keluar dari kamarnya dan menemui calon suaminya itu.

Saat ia membuka pintu kamarnya, ia melihat seorang perempuan berhijab berdiri di depan pintu kamarnya. Ia terkejut bukan main.

“Sofie...”

Wanita di depannya langsung memeluk dengan hangat gadis itu, sambil berkata, “Menikahlah dengan suamiku. Aku sudah mengikhlaskan dia untukmu. Aku ikhlas jika ia berbagi. Apalagi ini untuk menjaga amanah.”

Nadja malah menangis tambah menjadi. Nadja memeluk sahabatnya semakin erat.
Apa-apaan ini. Ini bukan hanya akan menjadi masalah, tapi awal dari semua masalah dalam hidupku.

Sofie melepaskan pelukannya, lalu mengajak Nadja untuk bergabung dengan suaminya dan keluarga yang lain.

***

Sofie POV

Hari itu datang. Hari dimana begitu hati ini hancur melihatnya. Hari dimana aku merelakan suamiku meminang sahabatku sendiri untuk dijadikan istri keduanya. Ya, aku ikhlas, tapi entah mengapa aku merasa mulai sekarang aku harus terbiasa berbagi. Berbagi hati lebih tepatnya. Pernikahan ini sangat sederhana. Berbeda dengan pernikahanku dengan Alvin dulu. Begitu megah dan privasi. Dalam balutan busana pengantin berwarna putih yang begitu sederhana, sahabatku nampak begitu cantik. Ia adalah gadis dengan hati baik yang selalu dan akan tetap menjadi sahabatku. Dia gadis cerdas, ia meraih gelar S2 nya di London, dan saat ia kembali, Ayahnya meninggal dunia karena penyakit kanker paru-paru dan meninggalkan sebuah amanat yang aku yakin ini juga amanta terberat dalam hidup Nadja. Hidupnya setelah kematian sang Ayah cukup berubah. Ia berubah menjadi gadis pekerja keras dan hidup dalam kesederhanaan. Sedari dulu memang begitu. Ia dan keluarganya bukanlah orang yang suka berfoya-foya, walaupun mereka bisa dikatakan keluarga berada, tapi mereka tetap hidup sederhana, hingga akhirnya hartanya cukup terkuras karena untuk membiayai kehidupan Nadja selama di London dan membiayai pengobatan sang Ayah di rumah sakit.

***

Nadja POV

Mungkin hari ini adalah hari bahagia untukku (seharusnya). Tapi bagiku sekarang adalah, ini sebuah awal untuk masalahku selanjutnya, percayalah. Aku bingung harus bagaimana kini. Baru saja aku menikah tadi siang, sekarang aku sudah ditinggal tidur seorang diri di sebuah kamar yang ukurannya dua kali kamarku, ranjang berukuran king size, serta suasana kamar yang temaram dan menenangkan. Aku menyukai kamar ini, sangat. Tapi aku tidak menyukai malam ini. aku harus tidur seorang diri dalam kamar yang luas ini, sedangkan suamiku? Dia tidur bersama istri pertamanya. Entah apa alasannya, tapi aku menerima. Ya, aku tahu diri untuk masalah yang satu ini. Aku barulah saja jadi istrinya. Istri kedua lebih tepatnya. Aku memaklumi ini. Mungkin Alvin belum terbiasa dengan semua ini. Termasuk aku.

2 Hati 1 Cinta - Ketika Aku Mencintaimu Setengah Mati (OPEN PO)Where stories live. Discover now