OH... SOFIE!

33.7K 1.9K 24
                                    

Pagi-pagi sekali terdengar suara rengekan dari luar kamar Nadja. Suaranya terdengar samar-samar, tapi Nadja yang baru saja terbangun dari tidurnya tahu betul suara siapa itu.

"Pokoknya kita harus jalan-jalan hari ini!"

"Iya, tapi nggak sekarang juga. Ini baru jam enam pagi sayang. Mending kita jalan-jalan pagi aja, yuk? Kan itu juga bagus buat kandungan kamu."

"Aku maunya kita jalan-jalan ke Mal. Sekarang." Sofie menekan kata terakhir dari kalimat yang di ucapkannya tadi.

"Sayang, ini masih pagi dan belum ada Mal yang buka pagi-pagi begini. Nanti siang aja, ya. Aku janji..."

Klek...

Kedua anak manusia itu langsung menghentikan percakapan mereka dan melihat ke arah pintu yang terbuka, melihat Nadja yang masih berbalut piyama tidur serta wajah bangun tidurnya menghampiri Alvin dan Sofie.

"Ada apa ini? Pagi-pagi, kok ribut?" tanya Nadja dengan nada lembutnya.

"Ini Sofie..." Kalimat Alvin terputus saat Sofie mulai mendahuluinya bicara.

"Aku mau pergi ke Mal, tapi nggak boleh sama Alvin, Nad."

Nadja mengrenyitkan dahinya. Ia melirik Alvin yang memasang wajah pasrah seperti memohon untuk menolongnya dari rengekan Sofie yang akan segera berubah menjadi sebuah amukan.

"Sofie, ini masih pagi belum ada Mal yang buka. Mending kamu jalan pagi aja, keliling komplek atau pergi ke taman komplek. Itu jauh lebih baik, ketimbang kamu merengek kayak ini."

Nadja memberikan penjelasan kepada Sofie dengan nada lembutnya agar suasana hati Sofie pun berubah. Lalu, detik berikutnya Sofie menoleh ke arah Alvin dan kembali melihat ke arah Nadja yang sedang tersenyum di depannya.

"Yaudah kalau gitu. Tapi aku mau jalan paginya sama kamu, ya, Nad. Aku lagi males liat mukanya Alvin!"

Nadja mengangguk lalu meninggalkan seulas senyum untuk Alvin, sebelum akhirnya mengikuti langkah kaki Sofie menuruni anak tangga menuju ke taman komplek.

Alvin mengusap kasar wajahnya, dan tak lama terdengar sebuah teriakan menggelegar dari lantai satu rumahnya.

"ALVIN, JANGAN LUPA BERES-BERES RUMAH!!!"

Baru kali ini Alvin mendengar suara Sofie sekencang itu. Mungkin efek istrinya itu sedang mengidam, dan perubahan hormon dalam dirinya yang membuat Alvin pusing tujuh keliling.

***

Di jalan saat menuju ke taman, beberapa orang melihat ke arah Nadja dan Sofie, membuat keduanya sedikit risih. Lalu Sofie dan Nadja saling bertatapan melihat apa yang aneh dari keduanya. Astaga! Ternyata mereka berdua lupa untuk mengganti piyama mereka. Mereka menepuk kening mereka masing-masing, dan langsung buru-buru menuju ke taman.
Sesampainya disana, Nadja meminta Sofie untuk membelikannya roti bakar, yang di jajakan oleh pedagang disana.

Sofie membeli dua empat roti bakar. Tahu siapa yang lebih banyak menghabiskan roti bakar tersebut? Yup! Sofie.

"Nad, kenapa ya, semenjak hamil aku jadi lebih suka makan? Padahal sebelumnya aku agak malas makan, dan terkesan diet ketat."

"Yang aku tahu, sih itu karena efek hormon ibu hamil. Kamu juga ngidam, kan?"

"Iya, sih. Tapi aku ngerasa ini parah banget. Berat badan aku juga mulai naik. Terus, aku juga kasian banget sama Alvin, soalnya kadang dia harus siap siaga 24 jam demi memuaskan ngidam aku yang suka aneh-aneh. Contohnya kayak tadi aja, minta ke Mal padahal baru jam enam pagi."

"Sofie, semua ibu hamil akan cenderung lebih manja dan minta di perhatiin terus sama suaminya. Itu sebabnya kamu ngidam, karena faktor ngidam, ya datangnya dari situ."

"Oh gitu..." Sofie melahap gigitan terakhir roti bakarnya, "Bytheway, kamu nggak merencanakan punya anak dari Alvin, kan?"

Deg!

Nadja menelan ludahnya susah payah saat mendengar pertanyaan dari Sofie. Ia memang tidak merencanakannya, tapi ia dan Alvin pernah tidak sengaja melakukan 'itu'.

"Hmm... emangnya kenapa?"

"Ya, nggak apa-apa, sih sebenarnya. Cuma, ya aku harap kamu nggak ada keinginan untuk punya anak dari Alvin. Gini, kamu itu, kan cuma istri kedua Alvin yang banyak orang nggak tau. Yang tau kalau kamu istri kedua Alvin, kan Cuma keluarga dan kerabat dekat kita aja.  Ya, aku pikir kamu tidak berharap lebih dari Alvin, apalagi sampai berharap punya anak dari dia dan kamu bisa milikin hatinya Alvin sepenuhnya, karena Alvin cuma punya satu hati, dan itu udah buat aku."

Jleb!

Menohok sekali kalimat yang di ucapkan Sofie pada Nadja barusan. Dengan entengnya ia mengatakan kalimat menohok yang justru seperti tidak menghargai Nadja sama sekali.

Nadja sudah cukup tahu diri untuk itu, dan untuk semua hal yang di perlakukan Alvin kepadanya, tapi kenapa Sofie menampakkan sisi iblisnya di saat seperti ini?

"Tapi kalau misalkan itu terjadi gimana? Ini hanya misalkan, ya."

"Aku masih fifty-fifty soal yang satu itu. Karena bagiku ada rasa tidak terima dan tidak mau kamu menggantikan posisiku di hati Alvin."

"Tapi, bukannya kalau itu terjadi, justru bisa membuat Alvin berlaku lebih adil lagi kepada kedua istrinya?"

"Memang. Tapi aku nggak mau itu terjadi aja. Aku nikah sama Alvin udah bertahun-tahun dan menantikan anak ini sudah dari lama, terus misalkan kamu juga hamil anak Alvin dalam waktu cepat padahal kamu menikah dengannya selama setahun, jujur aku tidak terima. Mungkin lebih ke arah iri."

Nadja benar-benar terkejut dengan semua penuturan yang diberikan oleh Sofie, karena seperti tidak berdosa, Sofie mengeluarkan kalimat yang menohok seperti tadi. Seperti Alvin tidak boleh dimiliki oleh orang lain bahkan membagi sedikit ruang di hati pria itu untuk dirinya. Dengan segera Nadja langsung mengalihkan pembicaraannya dengan hal yang lain, sebelum kalimat menusuk itu dilontarkan lagi oleh Sofie.

***

HALOHAAAA!! Maap yaa baru sempet buka wattpad krn lgi syibukkk dan gk ada paket data hehehe... Sekalinya isi paket data langsung notife wattpad author bejibunnn hahaha... Thank you buat para readers yg udah vote. DAN VOTE-NYA LEBIH DARI 30! WOWWW!! Alright, sesuai janji aku, kalau lebih dri 30 artinya bakalan ada 2 part yg aku update yipiii... Oke dehh... Gk udah kebanyakan cingcong yaaa langsung aja vote dan cusss ke chapter selanjutnya!

2 Hati 1 Cinta - Ketika Aku Mencintaimu Setengah Mati (OPEN PO)Where stories live. Discover now