Part 4 (Gilang)

69.8K 6.8K 67
                                    

Aku sedang berdiri dikelilingi oleh para tamu undangan. Ya, malam ini malam pertunangan ku dengan Bunga. Semenjak kejadian beberapa hari yang lalu aku belum pernah bertemu dengan Zeeta lagi. Kami hanya bertukar nomor saja. Tapi itu pun tidak ada komunikasi yang terjalin diantara kami. Jujur, aku memang masih menginginkan Zeeta.

Syukurnya percakapan ku dengan Zeeta waktu itu sepertinya tidak didengar oleh Bunga dan Denis. Saat aku bertanya, mereka kompak mengatakan tidak mendengar apa pun.

Ku tatap Zeeta di depan sana yang tampil cantik seperti biasanya. Pandangan kami bertemu lalu memberi senyuman satu sama lain. Kemarin aku sengaja membeli sebuah majalah fashion, salah satu modelnya itu Zeeta. Gambarnya sangat cantik di majalah itu, sama seperti aslinya.

"Kamu lihatin siapa hm? Zeeta?" ucap mama yang berdiri disamping ku dan berhasil memutuskan pusat perhatianku.

"Dengar Gilang, kamu itu calon suami Bunga. Jangan pernah berpikiran untuk dekatin Zeeta. Mama nggak suka menantu seorang model. Citra model itu buruk!" oceh mama panjang dengan mata melototnya.

"Ma.."

"Awas aja kalau kamu dekatin dia. Mama bakalan bilang ke papa untuk menarik semua fasilitas kamu dan coret nama kamu dari pewaris tunggal" ancam mama dengan wajah galaknya.

"Ma tap-"

"Lihat itu menantu mama! Bunga cantik banget.." ucap mama kagum. Dan akupun menoleh mengikuti arah pandang mama. Ya, ku akui malam ini Bunga terlihat beda dan.. sedikit cantik.

Buru-buru langsung ku alihkan pikiran ku. Sampai dia dan mamanya sudah berada di dekat kami.

Tak lama acara tukar cincin pun dimulai yang disambut tepuk tangan para tamu.

***

"Kalau kamu nggak bisa pakai heels, lebih baik jangan dipakai. Bikin susah aja" bisik ku padanya yang sedang merangkul lenganku. Kami berjalan menyapa para tamu setelah sesi tukar cincin tadi. Dia merespon ucapan ku dengan melepaskan rangkulannya dan menatap ku tajam tanda tak suka.

Terserah! Ku biarkan saja dia jalan sendiri. Dan aku pun lebih dulu sampai disana, bergabung bersama Denis dan Zeeta. Meninggalkan Bunga di belakang.

"Hai" sapa ku pada Zeeta.

"Hai m-" ucapan Zeeta terpotong oleh kelakuan Bunga yang sukses membuat ku kaget karena dia hampir jatuh dihadapan semua tamu. Langsung saja ku rangkul pinggangnya, meraihnya dalam dekapan ku.

Hah.. anak nakal ini!

"Kamu bikin susah aja" bisik ku padanya menahan kesal. Bisa ku dengar jantungnya berdetak kencang.

Apa dia benar-benar takut jatuh?

"Kamu nggak papa?" tanya Denis pada Bunga yang telah melepaskan diri dari ku. Dia mengipasi wajahnya. Dia kelihatan sesak.

"Aku nggak papa mas" jawabnya mulai santai.

"Ya ampun Bunga. Kamu ini lucu banget sih. Pakai heels aja nggak bisa" kata Zeeta.

"Loh kak Zeeta kan udah tahu kalau aku nggak bisa pakai ginian dari dulu" jawab Bunga sewot. Sepertinya perdebatan kecil antar saudara.

"Oh iyaya. Kamu kan sukanya pakai sepatu kets. Mulai sekarang jangan pakai lagi ya? Nanti kasihan mas Gilang punya istri tapi nggak bisa dibawa ke acara perusahaan" Zeeta terdengar seperti sedang cemburu. Ini sinyal bagus untuk ku!

"Yaudah dia bisa pergi sendiri" ucap Bunga. Kenapa aku tidak terima Bunga si gadis barbar terlihat santai cuek saja?

"Nanti mas Gilang diambil orang loh"

Bunga Si Gilang ✔️Where stories live. Discover now