Part 16

90.4K 6.5K 133
                                    

Gilang meremas gelas kecil dalam genggamannya. Kata iya yang keluar dari mulut Bunga terus terngiang-ngiang di telinganya. Bahkan rasa tidak terima menggerogoti hatinya, miliknya telah direnggut oleh orang lain. Gilang kembali menuangkan cocktail ke dalam gelas kecil itu lalu meminumnya sekali tegukan.

"Lang!" Emil menghampiri Gilang yang duduk di depan meja panjang bartender. Sedari tadi ia perhatikan ada yang tidak beres dengan sahabatnya itu.

Mereka saat ini ada di sebuah club malam. Selepas keluar dari apartment, Gilang memutuskan ikut bergabung bersama teman-temannya. Sebenarnya Gilang bukan tipe pria yang suka club dan sejenis lainnya. Lain cerita jika ia benar-benar punya masalah berat, maka ia akan lari melampiaskan dengan meminum minuman beralkohol serta merokok.

"Kenapa Lang?" Emil duduk di depan Gilang sambil menatapnya penuh tanda tanya. Gilang terlihat kacau.

"Dia.." Gilang terus menuangkan lalu meminum cocktail itu lagi dan lagi sambil mengepulkan asap rokoknya di udara.

"Udah!" Emil merampas gelas dan botol itu kemudian memberikannya pada sang bartender. Menyuruhnya agar menjauhkannya dari Gilang.

"Sebenarnya kenapa?" tanya Emil.

"Dia.. dia suka sama orang lain." Gilang menerawang, mengingat percakapannya dengan Bunga tadi.

"Dia? Zeeta maksudnya? Udah lah, lupain Zeeta. Fokus sama-"

"Bukan.." Gilang menggeleng kuat, dimatikan api puntung rokoknya. Matanya tampak sayu tanda sudah mulai mabuk.

"Tapi Bunga." Gilang memijat keningnya yang pening.

"Bunga? Bunga siapa?" Emil mengernyit tak tahu sosok yang bernama Bunga.

"Dia istri ku. Yang waktu itu ku bilang cuma istri di atas kertas aja." Gilang tertawa, lebih tepatnya menertawakan dirinya.

"Oh dia..." Emil mengangguk sesaat, kemudian tersadar akan ucapan Gilang yang sebelumnya.

"Jadi Bunga suka sama orang lain? Terus kenapa?" tanya Emil santai, namun mengusik ego Gilang.

"Terus kenapa?!" Gilang tak suka mendengar ucapan Emil.

"Dia istriku, Emil!!!" teriak Gilang. Untungnya suara Gilang teredam oleh dentuman musik yang begitu keras. Emil melirik sebentar kedua teman mereka yang masih sibuk dengan para gadis di depan sana.

"Iya tahu. Terus? Bukannya ada Zeeta?" Emil sengaja memancing Gilang. Biasanya orang yang mabuk itu berkata yang sebenarnya.

"Ada Zeeta.." Gilang terdiam sebentar, lalu kemudian ia terkekeh pelan.

"Jadi nggak papa kan Bunga punya hubungan sama pria lain?"

"Big no! Big no!" Gilang menggerakkan telunjuknya ke kanan-kiri sambil menatap tajam Emil.

Emil menghela nafas. Sepertinya sahabatnya ini sudah jatuh hati pada istrinya, tapi bodohnya pria dihadapannya ini tidak menyadari itu.

"Kenapa? Kamu aja sama Zeeta. Itu nggak adil buat Bunga." Emil rupanya masih memancingnya.

"Pokoknya dia milik ku! Terserah mau dia suka sama pria manapun! Dia tetap milik ku, istri ku." Gilang menunjuk-nunjuk dadanya sendiri.

Tak lama penglihatan Gilang mulai kabur, semuanya terlihat berputar-putar dan membuatnya mual.

"Hah..pasti bakalan kayak gini!" Emil menatap Gilang dengan malas. Sahabatnya yang satu ini memang tidak bisa minum beralkohol terlalu banyak. Ia akan muntah, bahkan demam setelahnya.

Bunga Si Gilang ✔️Where stories live. Discover now