29: Maaf

218 15 4
                                    

29
Vira


"Mereka yang belajar untuk memaafkan dan dimaafkan."
(dikutip dari With Julian, karya Wulanfadi)

-

Ayra hanya terus memegangi kepalanya sejak tadi. Maritza menenangkan Ayra yang terus merintih. Ada apa dengannya? Mengapa sepertinya ia begitu kesakitan? Dia punya penyakit?

Aku memberanikan diri untuk mendekat ke dua orang itu. Dengan ragu, aku menepuk pundak Ayra.

"Ay," panggilku dengan suara yang pelan. Ayra menoleh dan tersenyum tipis. Jelas sekali bahwa ia sedang menahan rasa sakit. "Kamu oke?"

Ia mengangguk. "Oke oke aja, kok."

Aku menghela napas lega. Kukira Maritza akan memotong omonganku dan memarahiku atau membentakku, seperti yang biasa ia lakukan akhir-akhir ini. Tetapi ternyata tidak demikian.

"Maaf ya. Aku... aku nggak tau jadinya bakal kaya gini," ucapku dengan suara lirih. "A-aku pikir, kita bakal ke tempat yang indah, ke tempat yang bagus. Kan ta-tadi, a-aku cuma ikutin petunjuk dari Anita..."

Suaraku terbata-bata. Rasanya ingin menangis sekarang juga. Aku merusak persahabatan ini lagi. Sepertinya begitu. Akankah mereka mengira aku telah menjebak mereka?

Ayra mengusap pundakku, tanpa diduga. "Nggak masalah, Vir."

Aku memaksakan diri untuk tersenyum. "Aku ngelakuin hal itu, sampe ditawarin bantuan dari Anita, cuma karena satu hal, Ay, Mar."

"Apa itu?" tanpa diduga, lagi, Maritza bertanya dengan lembut.

"Satu hal yang paling aku inginkan sekarang; kita jadi sahabat lagi."

Hening. Baik aku maupun kedua lawan bicaraku, semuanya diam. Gudang yang sepi itu mendukung dan membuat suasana benar-benar sunyi. Sedangkan aku begitu membenci kesunyian jika sebenarnya ada banyak hal yang bisa membuat suara.

"Soal surat yang waktu itu, terserah kalian anggap apa, yang penting kalian tau kalau itu fitnah," ucapku lagi.

Maritza menatapku dengan tajam, membuatku menunduk. Ia terus memperhatikanku sampai akhirnya, ia memelukku. Ya, memelukku.

"Vira..." Maritza memanggilku pelan. "Maaf. Maaf kita percaya surat itu."

Ayra juga turut memelukku. "Aku seneng akhirnya Maritza bisa luluh, dan aku juga minta maaf. Maaf yang sebesar-besarnya, Vira."

Aku menengadah, menatap mereka berdua. "Ka-kalian.. nggak bercanda?"

Maritza terkekeh. Ia langsung melepaskan pelukan kami. "Bercanda, lah. Siapa juga yang mau maafin orang kaya kamu."

Rasanya bagaikan disambar petir. Aku tau. Tidak mungkin mereka memaafkanku, langsung memaafkanku  semudah itu.

Melihat perubahan ekspresiku, Maritza dan Ayra langsung tertawa.

"Ya kali bercanda!" seru Maritza, yang kemudian kembali merangkulku. "Kita sungguh-sungguh minta maaf."

"Maaf untuk apa?" tanyaku, menjebak.

"Maaf untuk segala kesalahan kita akhir-akhir ini, termasuk untuk memercayai surat fitnah itu," jawab Ayra tanpa beban.

Senyumku otomatis mengembang. "Iya, aku maafin. Aku juga minta maaf."

Sekarang kami bertiga kembali, berpelukan seperti Teletubbies, kemudian tertawa.

"Kenapa jadi menye-menye gini sih, ah," celetuk Maritza, membuat tawa kami semakin keras.

Tanpa kami sadari, raut wajah Ayra berubah. Maritza dan aku masih larut dalam sisa-sisa tawa kami. Namun begitu Ayra berdeham, kami semua terdiam.

"Eh, sorry. Cuma, aku mau minta maaf karena satu hal lagi," kata Ayra. "Maaf ya, aku nggak pernah kasih tau ini ke kalian."

Maritza menaikkan alis. "Kalian? Aku juga belum tau?"

"Belum, makanya sekarang aku mau kasih tau sekalian. Ini mungkin berita buruk, karena inilah alasanku sering sakit kepala sampai sempat pingsan waktu upacara kemaren."

Suasana kembali serius. Aku dan Maritza menyimak dengan baik, kami tahu ini nggak main-main lagi. Sedikit rasa panik melandaku, namun kuusir perasaan itu cepat-cepat.

"Oke.." Ayra menghela napas dalam-dalam.

"Aku punya penyakit kanker otak, stadium akhir."

•••

Aaahh Ayrakuu :( but finally mereka berbaikan💓 Aku mau ngebut selesaiin cerita ini guys. Kayanya mau aku genapin 40 part, tapi pendek2 kaya gini. Nanti kalo ini udah selesai, aku publish cerita baru. Mungkin aku mau buat series, hehehe. Oiya, ceritaku yang dulu judulnya Lollipop diganti jadi Broken Promises.
Baca terus yaa! Kapan 2k reads-nya nih? :v (kapan2 varr)

Real Friends? ✔Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz