Limabelas

7.7K 412 1
                                    

Pagi ini hujan. Pagi yang buruk. Vira yang baru sampai di sekolah dengan rambut sedikit basah mendengus.

"Pagi, Vir." Sapa Nia saat ia sampai di bangkunya.

Ia pun tersenyum. Lalu ia berjalan mendekati kipas agar rambutnya kering. Saat ia sedang mengeringkan rambut sambil mengobrol dengan Ferdian, Dimas datang dengan Annisa di sebelahnya ditambah Wulan di belakangnya.
Entah kenapa perasaannya kesal melihat mereka berdua berjalan bersama sambil mengobrol ria.

"Ngapain dah?" tanya Dimas pada Vira. Pasalnya di tempat yang Vira duduki itu adalah tempat cowok itu.

Karna perasaan kesalnya ia pun segera bangkit dan balik ke tempat duduk.

"Najis ah lo kek anak kecil," umpat Davina bersama Chris saat masuk kelas.

"Lagian ngomongin Reynaldi terus. Gue gak suka," katanya sambil berjalan mengikuti Davina. Sampai di tempatnya ia pun duduk bersebrangan dengannya.

Davina pun tertawa, "Masa lo cemburu sama abang lo sendiri?" Chris pun menggerutu sebal. "Selaw aja, gue bakal terus sama lo." janjinya pada Chris membuat Chris tersenyum lebar.

"Jadi malu abang dek," ledeknya sambil mencolek dagu gadisnya itu. "Ih megang-megang, gue bilang Reynaldi nih." Ledeknya balik sambil menggerutu. Membuat Chris sebal.

"Reynaldi? Anak kelas XI IPS 3 itu?" sahut Nisa tiba-tiba. "Iye, napa lu naksir Nis?" seru Chris membuat Nisa tersenyum malu. "B aja, " balasnya sambil menahan senyum.

Di sisi lain, Vira yang melihat itu langsung bernafas lega. Entah kenapa, mendengar Nisa suka sama cowo lain yang ternyata bukan Dimas membuatnya lega.

"Apaansih gue."

Sementara Wulan dan Nia sedang mengerjakan PR dan Davina sedang berdebat dengan Chris, Vira menghampiri Nisa. "Nis, lo suka sama Ka Reynaldi?"

Nisa hanya tersenyum malu, "Menurut gue dia itu manis Vir. Ya bisa dibilang gitu sih." jawabnya. Vira yang mendengarnya itu pun tertawa. "Gak sama si Fachri lagi?"

Nisa pun melengos, "Bodo amat lah. Dia mah suka ngilang, terus tiba-tiba dateng kaya gaada apa-apa gitu. Ngeselin kan?" gerutunya. Saat mendengar itu Vira segera menyahut ke Chris, "Chris tolong comblangin si Nisa sama abang lo ye?"

"Siap bor!" jawab Chris lalu kembali meladeni cerita Davina lagi.

Tiba-tiba Reyhan selaku ketua OSIS sekolah, masuk ke kelas mereka. Membuat kaum cewe di kelas mendadak diam terpaku.

"ANJIR." umpat Davina kencang.

"Kenapa dek?" tanya Reyhan lembut.

"Anu, situ ganteng banget kak." Jawabnya polos, membuat anak kelas dan Reyhan tertawa. "Makasih dek." Serunya sambil tersenyum membuat anak cewe heboh seketika.

"Bangsay cakep banget anju."

"Okey. Assalammualaikum. Saya disini sebagai ketua OSIS, ingin mengumumkan di kelas ini siapa saja yang terpilih menjadi anggota OSIS." Anak cewe mulai berkomat-kamit berdoa meminta agar masuk ke OSIS. Untuk modus tentunya.

"Semoga gue masuk OSIS, biar bisa jadi anggota OSIS yang diidamkan Reyhan." Mohon Davina sambil berbisik lalu diberi gelitikan oleh Chris. "Cemburu yaaa? Wkwk" ledeknya sambil tertawa.

"Annisa Rahmawati, Rahmania Fajriati, Anggita Fadhillah, Dimas Prasetyo, Ahmad Fauzi, Ayasha Alvira, dan Rully." Serunya lalu diberi lengosan untuk yang tak terpilih dan sorakan dari Nisa, Nia, Vira, dan Anggita. Ya anak cowo mah b aja.

"Yah gamasuk," lengos Davina. "Emang lu ngumpulin formulir nya kapan?" tanya Nia.

"Gak gue kumpulin," jawabnya dengan kekehan. Dan Chris yang masih disampingnya itu hanya menggeleng-gelengkan kepala.

"Si bloon." Sahut Wulan sambil geleng-geleng. "Bagi yang terpilih nanti saat Isthirahat ke ruang OSIS. Wassalammualaikum." Setelah itu Reyhan pun segera keluar dari kelas.

"YEEEEEE GUE MASUK OSIS. WUHUUUU BISA MODUS KE KA REYHANN!!" sorak Vira gembira.

"Gue juga bisa modus ke Kak Reynaldi yeyy!" sorak Nisa.

"Karna lo masuk OSIS, jadi jangan sering-sering ke rumah gue buat ngemodus sama si Sulthan," peringat Davina pada Nia. Dan diberi kekehan oleh Nia, "Siap bor!"

Vira yang melihat teman-temannya itu hanya tertawa. Lalu tiba-tiba Dimas menghampiri Nisa yang berada di sebelahnya, "Nis, kumpulnya nanti isthirahat?" tanyanya. Nisa pun mengangguk sementara Vira menggerutu kesal.

"Emang gak denger tadi Ka Reyhan ngomong apa?"

"Gak." Jawabnya cuek lalu balik ke tempat duduknya.

Lalu Bu Iyut masuk dengan sepaket matematika di tangannya. Setelah berdoa, pelajaran pun dimulai.

Sementara Bu Iyut menjelaskan materi, Vira masih menggerutu karena kejadian Dimas dan Nisa. "Maksudnya apa coba kemarin ngasih makanan segala macem, terus sekarang dijatohin gitu aja." Batinnya lalu memukul pensilnya keras di meja membuat satu kelas terlonjak.

"Vira, kamu kenapa?" tanya bu Iyut. Ia terkekeh, "Gapapa bu."

Davina yang berada di belakangnya itu pun menepuk-nepuk bahunya pelan. "Gue tau apa yang lo rasain,"

***

Saat isthirahat tiba, Vira dan teman-teman kelas anggota OSIS segera menuju ke ruang OSIS. Sampai disana, banyak yang sudah datang. Vira duduk bersebelahan dengan Nia. Sementara Nisa dan Anggita, dan Oji bersama Rully dan Dimas.

Dimas bersebelahan dengan Nisa membuat Vira menggerutu kesal. "Nis, emang hari ini ngapain?" tanya Dimas basa-basi sambil melirik ke arah Vira.
Maksudnya apaan coba?

"Mana gua tau, Dim." Balasnya dengan sewotan khasnya. Dimas menatapnya kesal. Tak lama Reyhan datang bersama dengan Sulthan yang berjabat sebagai wakil ketua OSIS. Membuat Nia dan Vira menahan bahagianya.

"Tenang Vir, tenang. Haruss terbiasa Vir," seru Nia dengan menarik-narik roknya agar bisa menahan bahagianya.

Vira pun mengelus dada sambil mengambil nafas perlahan, "Iya harus terbiasa."

Dimas yang melihat mereka pun menggerutu kesal. "B aja kali." sahutnya sambil menatap lurus ke depan. Vira pun berdecak, "Suka-suka gue lah."

Rapat OSIS pun dimulai. Hari ini mereka membahas tentang acara 'King and Queen' di sekolah. Rencananya malam tanggal 18 maret, dengan dress code hitam putih, juga harus dengan pasangan masing-masing.

Setelah selesai mereka pun segera keluar dari ruang OSIS.

"Nanti latihan kan?"

***

Ketua Kelas vs SekretarisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang