Chapter II Tidak Ada Noda

7.4K 785 91
                                    

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (=')

++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Mo Ka sebenarnya punya emosi yang sama dengan orang normal seperti perasaan susah, sedih, bahagia, dan tersanjung. Tapi dia tidak ingin memperlihatkan emosinya ini pada orang lain. Dia hanya tidak ingin orang lain menyukainya, tidak juga ingin orang lain membencinya. Dia selalu bergerak perlahan setiap melakukan sesuatu, dan tidak suka ikut-ikutan orang lain seperti memainkan *mencuri sayuran[1] yang sedang terkenal kala itu.

Setiap orang di sekitarnya terlihat gila dan waspada dari waktu ke waktu untuk bisa mencuri bahan makanan yang tidak bisa dimakan. Hao Shuai bahkan bertingkah berlebihan sampai menggunakan sebuah catatan untuk menjadwalkan 'waktu panen' di lingkaran teman-temannya, setelah itu menggunakan alarm ponsel untuk mengingatkan. Tidak perduli mau kapanpun, dan dimanapun dia berada. Sepanjang alarm di ponselnya berbunyi, kamu pasti bisa melihat Hao Shuai dengan mata berbinar bergerak menuju ke depan komputernya.

Suatu hari Mo Ka memergoki sahabatnya itu sedang duduk di depan komputer sambil menatap serius ke arah layar. Awalnya dia berpikir Hao Shuai sedang menonton film, namun dia tidak mendengar suara apapun. Sehingga Mo Ka berjalan mendekat dan menemukan bahwa kawannya sedang menatap ke sebuah ladang sayur pemain lain. Lalu Mo Ka bertanya;

"Apa yang sedang kamu lakukan?"

Temannya menjawab dengan suka rela;

"Menunggu yang lainnya matang"

Mo Ka menatap ke arah game yang menunjukkan waktu panen masih 7 jam 40 menit.

Saat ini Mo Ka tidak mengerti, kenapa permainan ini sangat digandrungi. Mungkin setelah satu atau dua tahun lagi, saat orang-orang mulai berhenti memainkan permainan ini, Mo Ka akan memutuskan untuk mencoba. Seperti Weibo yang masih terkenal sekarang. Mo Ka sama sekali tidak punya keinginan untuk memainkannya. Dia bahkan tidak mengerti kenapa orang-orang punya banyak sekali perasaan dan sesuatu yang ingin di bagi oleh orang lain. Karena dia tidak memiliki semua itu, maka dia tidak bermain. Mungkin suatu hari, ketika seluruh umat manusia di dunia ini berhenti memainkan Weibo, Mo Ka akan mulai bermain.[Mo Ka, kamu sepertinya perlu belajar sama Kucing(Gendut) Ganteng Sedunia(๑❛ ‿❛๑)]

Hao Shuai sekarang sedang mengangkat barbel sambil terlihat sedikit termangun, membiarkan Mo Ka bertanya;

"Ada apa?"

Hao Shuai meletakkan barbelnya, kemudian bicara;

"Belakangan ini Shanshan tidak ingin berbicara padaku. Menurutmu masalahnya apa ya?"

Mo Ka melirik ke arah Hao Shuai, kemudian bicara;

"Apa staminamu menurun?"

"Jangan bercanda. Aku sedang berpikir, tidakkah dia menyukai lelaki lain. Menurutku wanita cantik sepertinya sangat tidak bisa dipercaya 'kan?"

"Kamu masih mencarinya meskipun dia tidak bisa dipercaya 'kan"

"Kupikir Shanshan berbeda"

"Dia memang sangat berbeda 'kan? Menurutku wanita seperti Gao Shanshan itu tidak berguna. Tingkahmu sudah seperti melayani orang yang dituakan. Dasar, memangnya tidak punya harga diri sebagai pria"

"Memang kamu tahu apa, seseorang sepertiku pada akhirnya bisa menemukan pacar secantik itu. Yang bisa kulakukan cuma mengajak segerombolan kawan pria untuk diajak pergi bersama."

🆃🅰🅼🅰🆃 Dunia Sedikit Manis ✓Onde histórias criam vida. Descubra agora