Chapter XLV Sesuatu yang Tidak akan Pernah Kulakukan

4.4K 498 12
                                    

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (=')

++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Moka mengambil tugas tambahan yang diberikan oleh dosennya, dan bersiap untuk mencari informasi di perpustakaan. Perpustakaan berada di di barat laut ujung kampus, gedungnya berwarna merah hitam dengan berbentuk setengah lingkaran. Karena lebih dulu di bangun, jadi usianya memang lebih tua dari gedung ajar di sebelahnya. Ketika mendorong pintu kaca, Mo Ka melangkah dengan se–ringan mungkin. Karena tidak banyak mahasiswa yang berada di waktu seperti ini. Beberapa mahasiswa terlihat sedang mencari buku, dan beberapa hanya berbaring di atas meja sambil membaca, dan beberapa ada yang tidur dengan menutupi wajahnya memakai buku yang terbuka.

Jajaran rak buku yang tinggi tertata rapi, menyebar di setiap sudut mata memandang. Di bagian atas rak terdapat jajaran buku yang sangat padat. Mo Ka mendongak dan melihat dengan seksama nomer buku sesuai tema yang diperlihatkan pada ujung kiri atas setiap rak buku. Semakin masuk ke dalam ruangan, semakin sedikit orang yang ada sana. Butuh waktu 10 menit bagi Mo Ka sampai melihat tema buku yang sedang di cari.

Barisan rak buku di tempat ini benar-benar tidak biasa

Mo Ka membisikkan judul buku sambil mencari di setiap buku yang berjajar. Tanpa sadar ternyata ada seseorang yang sedang duduk di lantai sambil membaca buku di sebelahnya.

"Ah~"

Gadis ini berseru, dan buku yang dibawahnya terjatuh ke lantai karena terkena kaki Mo Ka yang sedang bergeser. Mo Ka segera menarik kakinya, dan buru-buru menunduk untuk mengambil buku yang terjatuh. Saat mendongak, punggung Mo Ka langsung berubah dingin.

Ternyata gadis yang sedang berada dihadapannya ini bukan orang lain, dia adalah Su Rui.

Mo Ka dan Su Rui sederhana saja, memiliki hubungan yang tidak biasa. Entah kenapa selalu saja tidak sengaja bertemu kemanapun perginya;

"Senior Mo Ka!"

Su Rui berbisik dan menunjuk;

"Ini kamu?"

"Em, kamu, kamu kenapa ada di sini?"

"Tentu saja, datang ke perpustakaan untuk membaca buku 'kan"

Su Rui berdiri;

"Kamu sedang mencari buku ya, biarkan aku membantumu"

"Tidak perlu repot-repot"

"Repot-repot apa, tentu tidak repot. Senior Mo Ka benar-benar sopan. Ada banyak sekali buku di barisan ini. Akan butuh waktu lama jika mencari sendiri. Dua orang lebih cepat 'kan, aku merasa tidak keberatan"

Ini canggung dan terlalu memalukan.

Yang paling Mo Ka takuti sebenarnya adalah berduaan dengan Su Rui. Karena dia tidak tahu akan berbicara apa setelahnya dan harus bersikap seperti apa. Namun seandainya dia menolak pun, tidak akan berhasil.

Hal yang paling menyakitkan bagi Mo Ka adalah berjuang untuk memaksa dirinya berbincang dengan orang lain. Bahkan sulit baginya untuk mencari alasan melarikan diri.

"Benar, benar-benar tidak perlu repot-repot"

"Ini kembalian, untuk semangat yang diberikan waktu itu"

Walaupun Mo Ka sudah menolak, tapi tetap saja dia mengatakan pada Su Rui judul bukunya. Kedua orang itu pada akhirnya mencari bersama yang satu di ujung kiri dan yang satu diujung kanan

🆃🅰🅼🅰🆃 Dunia Sedikit Manis ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang