Chapter VIII Sangat Mengagumkan

5.8K 729 46
                                    

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (=')

++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Pesta tahun ajaran baru yang indah dimulai. Kecuali untuk mahasiswa baru.

Mahasiswa tingkat dua, ketiga dan keempat. Mahasiswa laki-laki maupun perempuan biasanya sudah siap untuk bergerak. Di hari pertama masuk kuliah merupakan waktu pertama untuk berjalan-jalan sambil menikmati waktu berkencan. Tentu saja, Mahasiswa baru yang biasanya paling diincar. Ini sangat tidak bisa dipahami. Rasanya seperti orang yang sedang memilih sayur segar untuk dibeli. Mo Ka biasanya tidak tertarik soal itu. Toh, dimanapun ada keadaan ramai, maka di sana pasti tidak ada Mo Ka

Mo Ka yang belajar sampai malam di dalam kelas bisa mendengar musik dan sorakan dari kejauhan, dia tahu pesta pasti sudah dimulai. Dia melihat ke arah jam, kemudian mengambil bukunya untuk bersiap pulang.

Bulan sabit terlihat menggantung di langit malam yang besar bertabur dengan beberapa bintang, bersinar dengan cahaya yang samar. Mo Ka tidak pernah mendapatkan keberuntungan dalam kehidupan ini, dia bahkan tidak pernah melihat bintang jatuh atau apapun itu.

Dia menendang kerikil yang ada di jalan, sambil berdendang menyanyikan lagu pendek, setelah berjalan sejenak dia melihat sebuah toko potong rambut di sebelah kedai sate di pinggir jalan. Cahaya lampu berwarna-warni bersinar di depan toko itu. Mo Ka berhenti sejenak sambil merasa enggan.

Belakangan ini *Operasi Shao Huang[1] sedang gencar dilakukan, kemungkinan Shao Huang belum selesai melakukan penyelidikannya sampai kemari, terutama ke toko yang terlihat mencurigakan begini

Mo Ka berpikir begini sejenak, sampai dia pada akhirnya melihat seorang wanita paruh baya mengenakan baju yang terlihat sangat sederhana. Pada akhirnya dia memutuskan untuk masuk, sambil seperti setengah berlari untuk sampai di tengah ruangan.

Nyonya pemilik toko potong rambut ini orang yang baik. Tidak seperti kedai potong rambut yang lain. Dia hanya berdiri tenang dibelakang Mo Ka dan terlihat serius memotong rambut. Meskipun keahliannya tidak hebat, tapi cukup bisa diterima.

Mo Ka menatap ke arah kaca, dia merasa sangat segar dengan penampilannya.

Setelah merasa puas dan membayar, Mo Ka berjalan keluar toko, lalu mencium bau sate di kedai yang berada di sebelahnya, wanginya menarik perhatian Mo Ka . Karena merasa sedikit lapar dia menyentuh perutnya. Memutuskan untuk makan makanan penyebab kanker. Ini seperti cara berpikir seorang perokok, toh, banyak sekali orang merokok, dan banyak juga yang kena kanker paru-paru, tapi selama belum melihat peti mati, jadi tidak ada isak tangis.

Mo Ka memesan makanan kesukaannya, lalu memesan sebotol bir dan duduk dipojokkan. Kali ini sedang tidak banyak pengunjung. Hanya ada satu atau dua orang yang duduk menyebar, pemandangan ini terlihat setiap orang saling menjauh satu sama lain.

Makan sendirian memang rasanya sepi, tapi tingkat kesepian yang seperti ini Mo Ka sudah merasa terbiasa. Dia sekarang menuangkan bir ke dalam gelas, busa berwarna putih memenuhi gelas bersamaan dengan tetesannya yang jatuh ke meja. Sudah lama dia tidak meminum alkohol, dan hari ini dia ingin minum.

Mo Ka menenggak segelas birnya sampai habis, lalu menekan gelas ke atas meja.

Dari kejauhan terlihat sosok seseorang sedang berjalan keluar dari kampus, disinari oleh lampu jalan. Dari saat sosok itu terlihat kabur sampai menjadi jelas, Mo Ka mampu mengenali Chen Ge bahkan dipencahayaan yang samar sekalipun. Saat ini cahaya lembut menyinari wajah tampan Chen Ge. Kalau Mo Ka bilang dia tidak merasa kagum setiap melihatnya, hal ini pasti bohong.

🆃🅰🅼🅰🆃 Dunia Sedikit Manis ✓Where stories live. Discover now