Chapter 18

28.8K 2.6K 209
                                    

Semilir angin membelai wajahnya yang berkeringat. Ia tersenyum seraya memejamkan mata saat angin segar menerpa wajahnya. Dan kembali fokus pada kegiatannya ketika embusan angin itu berakhir.

Angin tidak hanya memberinya kesejukan saat dirinya beraktivitas. Angin juga membawa aroma tidak sedap yang datang dari bagian kirinya. Tetapi ia tidak terganggu dengan aroma tersebut. Eliza menikmatinya sebagai bagian dari kegiatan barunya yang ternyata sangat menyenangkan.

Eliza kembali menyiangi tanaman bunga di depannya. Mrs. Dilwyn dengan hati-hati memupuk bunga marigold yang ditanam berjajar oleh Elizabeth pada awal musim semi yang lalu. Dan Eliza membantunya dengan melepaskan daun yang layu dan daun berlebih yang akan memperlambat pertumbuhan marigold.

Awalnya, Mrs. Dilwyn melarang Eliza untuk ikut membantu dalam pemberian pupuk yang dilakukan setiap dua minggu sekali. Alasannya karena Eliza adalah nyonya rumah mereka dan seorang duchess. Tapi Eliza berkeras untuk membantu. Yang membuat Mr. Dilwyn tersenyum geli da bergumam sesuatu tentang keras kepala dan dowager duchess.

Jadi, selama satu bulan lebih menjalani pernikahan yang kaku dan dingin, Eliza menyibukkan diri dengan semua kegiatan yang akan menghiburnya.

Saat Eliza meraih ember pupuk di sebelah kirinya, Mrs. Dilwyn menyingkirkan ember tersebut ke tempat terjauh hingga Eliza tidak dapat menjangkaunya.

Eliza mendengkus. "Oh ayolah, Mrs. Dilwyn. Aku juga ingin memupuk bunga-bunga ini," gerutu Eliza.

"Anda tidak boleh mengerjakan pekerjaan tukang kebun, Your Grace. Aku sudah mengizinkan Anda untuk membantu. Tapi tidak untuk meratakan benda bau itu. Lihat, gaun siang Anda yang indah sudah kotor dengan tanah," tegur Mrs. Dilwyn.

Eliza menunduk untuk melihat bagian bawah gaunnya. Percikan tanah sudah menempel di beberapa bagian gaunnya. Eliza tidak mempermasalahkannya.

"Ya Tuhan. Pakailah bonnet, Your Grace. Wajah Anda akan terbakar matahari jika terus dibiarkan seperti itu. Bulan Juli adalah puncak musim panas," cecar Mrs. Dilwyn.

Eliza mengabaikan omelan Mrs. Dilwyn dan berusaha menggapai ember pupuk yang didekatkan Mrs. Dilwyn untuk memupuk. "Astaga. Keras kepala." Mrs. Dilwyn kembali menjauhkan ember tersebut.

"Aku sungguh ingin mencobanya lagi. Kau tiran, Mrs. Dilwyn. Bahkan Mr. Dilwyn mengizinkanku untuk memupuk tanaman dua minggu yang lalu. Ke mana Mr. Dilwyn pergi?" gerutu Eliza.

"Mr. Dilwyn sedang menangani masalah yang terjadi di rumah kaca. Lebih baik Anda menyiram tanaman yang telah saya pupuk, Your Grace," ujar Mrs. Dilwyn seraya menyerahkan wadah besi seperti ceret ukuran besar. Ujung moncongnya dilubangi sehingga terdapat banyak lubang yang akan mengalirkan air ke luar secara perlahan.

"Siramlah mulai dari bawah, Your Grace. Bunga dan daun marigold akan layu jika Anda menyiramnya dengan deras dan dari atas. Siram perlahan-lahan," titah Mrs. Dilwyn.

Dengan senang hati Eliza mulai menyirami marigold yang belum berbunga itu. Karena baru ditanam pada awal musim semi, bunganya akan mekar saat awal musim gugur dan mati pada saat musim dingin.

"Omong-omong, bagaimana kau dan suamimu menjadi tukang kebun di tempat yang sama?" tanya Eliza. Ia bergeser dalam posisi jongkok untuk menyiram ketika Mrs. Dilwyn selesai memupuk satu tanaman dan bergeser ke tanaman yang lain.

"Saat itu aku adalah tukang kebun estat Duke di Yorkshire. Beberapa tanaman mati tanpa sebab sehingga duke yang lama mendatangkan Mr. Dilwyn yang bekerja di sini untuk menyelidikinya. Well, kami saling tertarik. Dan setelah Mr. Dilwyn kembali ke Devonshire House, kami saling berkirim surat," jelas Mrs. Dilwyn dengan mata menerawang.

Pleasures Of a Wicked Duke [Revisi]Where stories live. Discover now