Beautiful Tomorrow | 6

973 119 5
                                    

'Entah mengapa, aku menangis saat terbangun di pagi hari. Terkadang hal itu biasa terjadi. Mimpi yang kualami itu selalu saja tidak bisa kuingat. Hanya saja, entah mengapa rasanya ada sesuatu yang hilang, dan meskipun terbangun, rasa itu tetap tersisa. Selama ini aku terus mencari sesuatu dan seseorang, perasaan ini mulai menghantuiku, mungkin sejak hari itu. Tatapan nanar perempuan itu telah mengusikku, entah apa yang ada dipikirannya aku selalu ingin tahu. Siapa dia sebenarnya?' -Jeon Jungkook-

****
Mimpi itu mulai kembali, sejak Jungkook keluar rumah sakit mimpi yang tidak bisa ia ingat selalu mengganggunya. Di mimpi itu Jungkook sedang bercanda dan tertawa bersama, saling berpegangan tangan dan melalukan banyak hal bersama. Hanya saja Jungkook tidak tahu ia melakukan itu semua dengan siapa?

Jungkook memegang kepalanya yang sedikit pusing, ia turun dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Hari ini Jungkook akan kembali kerja setelah insiden kecelakaan itu, semenjak pulang dari rumah sakit, tuan dan nyonya Jeon memutuskan untuk membawa Jungkook ke rumah agar mereka bisa lebih mudah memantau Jungkook

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari ini Jungkook akan kembali kerja setelah insiden kecelakaan itu, semenjak pulang dari rumah sakit, tuan dan nyonya Jeon memutuskan untuk membawa Jungkook ke rumah agar mereka bisa lebih mudah memantau Jungkook. Sedangkan Wonwoo tetap mengisi apartemen tempat sebelumnya Jungkook dan Wonwoo tinggal.

"Jungkook-ah, sarapan sudah siap." teriak nyonya Jeon.

"Ne, eomma. Aku akam segera turun." ucap Jungkook setelah selesai mengecek penampilanya di hadapan cermin.

Setelah itu Jungkook menuruni tangga dan langsung menuju ruang makan. Disana Jungkook menyapa kedua orang tuanya seperti biasa dengan mengecup kedua pipi mereka. Jungkook lalu duduk di hadapan tuan Jeon yang sedari tadi memperhatikannya.

"Bagaimana perasaanmu sekarang?" tanya tuan Jeon.

"Emmh aku baik-baik saja."

"Kau jangan lupa untuk melakukan treatment Jungkook-ah." ucap nyonya Jeon. "Eomma tidak bisa melihat Sana bersedih terlalu lama." perkataan eommanya itu membuat Jungkook berhenti mengunyah, ia menatap eommanya.

"Eomma! Tidak bisakah kau tidak membahas Sana? Aku tahu kalau kau sangat menyukainya, tapi bagaimanapun aku tidak mengingatnya sama sekali. Tidak ada dalam memoriku sedikitpun tentang dia, eomma. Bagaimana aku bisa percaya jika ia tunanganku?" ucap Jungkook sedikit meninggikat nada suaranya. Tuan dan nyonya Jeon tidak ada yang berani menjawab.

"Aku pergi." ucap Jungkook singkat, bangkit dari duduknya.

"Hati-hati dijalan uri adeul." ucap nyonya Jeon.

Jungkook hendak membuka pintu mobil sampai ia mengurungkan niatnya. Jungkook melihat sekelebat ingatan saat ia memegang pintu mobil, tapi di ingatan itu ia seperti sedang marah masuk kedalam mobil, ia bahkan membanting pintunya.

Beautiful Tomorrow (Completed) Where stories live. Discover now