Beautiful Tomorrow | 9

893 128 8
                                    

Seorang namja baru saja sampai di depan sebuah bangunan bertingkat modern yang sudah lama tidak ia kunjungi. Setelah memarkirkan mobilnya ia berjalan masuk ke dalam lift dan menekan tombol menuju tempat yang akan ditujunya.

Setelah tepat berhenti di hadapan sebuah pintu Jungkook berusaha menekan password pintu tersebut. Tidak disangka seseorang telah menunggunya di dalam di balik pintu untuk kedatangannya.

"Hyung?" ucap Jungkook tersenyum pada Wonwoo di hadapannya. "Untuk apa kau di situ?" sambungnya membuka sepatunya.

"Tentu saja menyambut kedatanganmu. Apa kau akan tidur di sini kali ini?" tanya Wonwoo merangkul dongsaeng kesayangannya itu.

"Eung, tidak ada siapapun di rumah. Eomma dan Appa kembali ke Busan untuk mengurus kepindahan mereka ke Seoul." jelas Jungkook, kini mereka berdua duduk di sebuah sofa.

"Arraseo, bagaimana dengan keadaanmu sekarang? Sudah makan malam?" tanya Wonwoo.

"Eung, ajig. Untuk apa aku kemari kalau bukan menikmati masakanmu?" ucap Jungkook terkekeh kecil.

"Haha arraseo, tunggulah. Aku akan memasakan makanan untukmu. Kau boleh berganti pakaianmu sementara aku memasak, aku harap kau tidak lupa letak kamarmu dimana." ejek Wonwoo.

"Ide bagus. Kalau begitu aku akan segera kembali. Tidak usah khawatir, kamarku masih di sana bukan?" tanya Jungkook bercanda menunjuk pintu kamar yang sebenarnya adalah kamar Wonwoo. Mereka berdua tertawa bersama.

Jungkook masuk kedalam kamar minimalis serba putihnya yang sudah lama tidak ia datangi. Ia membuka kemejanya dan mengganti pakaiannya dengan kaos putih polos dan celana panjang olahraga hitam dengan dua garis putih di sampingnya. Jika kau melihat isi lemarinya, tidak banyak warna di sana. Hanya hitam dan putih, karena itu memang warna kesukaan Jungkook.

Setelah selesai Jungkook berbaring sebentar, sudah lama ia meninggalkan ranjang empuknya setelah kecelakaan itu. Dia rasa ini sudah hampir sebulan sejak kejadian itu, tapi tidak banyak yang terjadi. Ia tidak banyak mengingat kejadian lalu, yang ada hanyalah sakit di kepalanya jika ia memaksakan.

Setiap pagi selalu sama, seperti ada yang hilang dalam kehidupan Jungkook. Ia selalu memimpikan sesuatu yang tidak bisa ia ingat sendiri. Sungguh Jungkook sangat terganggu, meskipun semuanya terlihat sama tapi Jungkook terasa kesepian. Tidak ada lagi yang berani membahas Sana pada Jungkook karena itu akan membuatnya marah, sangat marah. Biarlah ia mengingatnya secara perlahan, itulah harapan semua orang. Termasuk Sana.

Meskipun begitu Jungkook merasa terganggu. Munafik. Jungkook tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya pada Sana. Di JK's pun Jungkook selalu memperhatikan Sana, segala yang yeoja itu lakukan. Meskipun tidak bertatap langsung ia selalu mencari sesuatu dari Sana.

"Sana." ucap Jungkook memijat keningnya.

Jungkook bangkit dan berjalan menuju meja kecil di sebelah ranjangnya untuk mengisi ulang daya ponselnya. Ia membuka laci mencari dimana terakhir kali ia menyimpan charger nya. Tidak ada, yang ia temukan disana hanya beberapa helai kertas berukuran kecil lebih mirip dengan kartu nama.

"Toko bunga?" ucap Jungkook pelan. Ia menemukan beberapa kartu toko bunga. "Untuk apa aku menyimpan ini semua?" sambungnya.

Jungkook berjalan keluar kamarnya hendak menemui Wonwoo dan bertanya padanya.

"Hyung, apa ini milikmu?" tanya Jungkook pada Wonwoo yang sedang fokus di depan penggorengan.

"Mwo? Apa itu? O, kartu nama? Itu milikmu," ucap Wonwoo masih mengaduk masakannya. "Kau sibuk mencari beberapa toko bunga saat itu untuk menemukan bunga baby breath Sana sangat menyukainya bukan?"

Beautiful Tomorrow (Completed) Where stories live. Discover now