Beautiful Tomorrow | 22

976 97 4
                                    

"Yang aku khawatirkan adalah kau. Apa kau akan bahagia dengan Jungkook? Seharusnya kau menikah saja denganku." ucapan Mingyu langsung mendapatkan pukulan tepat di pundaknya oleh Sana.

"Yakk! Aku bilang hentikan. Orang akan salah paham nanti."

"Hahahaha baiklah, kau bisa pergi. Bye, berhati-hatilah saat mengemudi." ucap Mingyu melambaikan tangannya pada Sana sembari tersenyum. Tapi senyumnya hilang begitu Sana menjauh, sejak Sana menjadi manajernya Mingyu sangat senang dan lama-lama perasaan itu tumbuh menjadi lebih.

Mingyu tidak rela cintanya yang tidak terbalas selama ini hilang begitu saja. Ia pikir tidak apa bagi Sana untuk bersama Jungkook selama ia bisa dekat dengannya ia berpikir masih ada celah baginya, tapi untuk menikah? Itu berarti ia tidak bisa bersamanya  dengan bebas dan otomatis perasaanya tidak terbalas telak.

Kim Mingyu tidak suka, ia mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras. Tatapannya tajam menatap Sana, ia geram mengetahui Sana begitu saja pergi meninggalkan dirinya yang sudah berusaha menunjukan perasaanya selama ini.

"Aku tidak terima Sana-ya, kau harus bersamaku." ucapnya semakin mengepal tangannya erat.

"Kim Mingyu-ssi!"

Tiba-tiba saja suara Mark menyadarkan Mingyu, ekspresi wajahnya berubah 180° begitu mengalihkan pandangannya pada Mark. Ia menunjukan tatapan hangat dan jangan lupa senyumnya yang menawan. Dengan baik Mingyu berjalan mendekati Mark.

"Ahhh Mark daepyo." Mingyu menyapa Mark begitu tepat di hadapannya. "Apa kabar daepyonim?" ucap Mingyu membungkukan tubuhnya.

"Aku baik-baik saja. Jadwalmu besok kosong bukan? Sana akan menikah lusa nanti. Sementara jadwalmu Chaeng yang mengurus, kau sudah tahu?" tanya Mark.

"Ne, daepyonim. Aku sedikit sedih mendengar Sana akan menikah." ucap Mingyu dengan raut wajah sedihnya, Mark mengerutkan keningnya melihat ekspresi Mingyu. "Aku bercanda hahaha," sambungnya.

"Ahh hahaha sesaat aku pikir kau menyukai Sana." ujar Mark.

"Aku menyukainya daepyonim, dan aku tidak rela." balasnya, lagi-lagi Mark menautkan alisnya. "Aku bercanda daepyonim. Haha kenapa kau sangat mudah dibohongi?" ujar Mark tertawa memperlihatkan gigi taringnya.

Mark tertawa renyah. "Ahahaha, baiklah kalau begitu kau bisa memanfaatkan waktumu besok. Beristirahatlah." ujar Mark hendak meninggalkan Mingyu.

"Daepyonim." panggil Mingyu, Mark membalikkan badannya. "Kau mau minum nanti malam? Apa kau tidak merasa tersakiti? Kau menyukai Sana juga bukan? Kajja kita ke bar, aku yang akan mentraktir malam ini." ucapnya tersenyum lebar.

Mark terdiam, bagaimana bisa Mingyu mengetahui perasaannya pada Sana? 'Juga? Kau menyukainya Kim Mingyu.' batin Mark.

"Aku sudah merelakannya bahagia dengan Jungkook." balas Mark singkat dan pergi meninggalkan Mingyu. Mingyu merasa dirinya baru saja di hina oleh Mark, ia mengepalkan tangannya kembali. Kali ini tatapan tajam mengarah pada Mark.

"Tidak ada yang bisa merelakan cintanya demi orang lain. Kau tidak benar mencintainya Mark Tuan." ucap Mingyu geram.

[Flashback off]

"Jadi kau tidak ikut ke bar bersamanya malam itu? Lalu aroma alkohol yang aku cium saat kau datang ke rumah sakit saat itu apa?" tanya Sana begitu selesai mendengar penjelasan Mark.

"Ahh kau menyadarinya juga? Yahh aku minum saat itu, tapi tidak di bar. Aku datang ke truk kedai pinggir jalan dekat JK's malam itu. Aku pikir dengan sedikit soju dan sundae bisa menenangkan pikiranku." ucap Mark.

Beautiful Tomorrow (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang