Beautiful Tomorrow | 8

948 126 7
                                    

Memory. I’m lost, looking for
The pieces of the memories. It’s suddenly. In case you suddenly come to me. I’m prepared. With the small hope of seeing you some day
I wait. -Ben "Memory"-
〰〰〰


Langkah kaki seorang namja menyusuri lorong serba putih yang sangat kentara dengan bebauan khas rumah sakit membuat setiap orang yang menatap terkesan dengan ketampanannya. Langkah itu berhenti tepat di depan sebuah pintu, perlahan ia menggeser pintu tersebut dan mendapati seseorang yang tengah duduk dengan pakaian putih kebesarannya.

"Ahh kau datang? Masuklah, aku tidak menyangka setelah kau keluar akhirnya kau memutuskan untuk kembali." ucap orang tersebut. "Jadi, bagaimana keadaanmu sekarang, Jungkook-ssi?"

"Masih sama, profesor Kim. Obat yang kau berikan itu sama sekali tidak membantu mengembalikan ingatanku." ucap Jungkook yang kini sudah duduk dihadapannya.

"Hahahaha," Namjoon tertawa mendengar perkataan Jungkook. "Tentu saja, obat yang aku berikan hanyalah obat antidepresan dan ansietas. Itu membantumu agar kau tidak depresi. Tapi sepertinya itu juga tidak berhasil, wae? Apa ada yang mengganggu pikiranmu?" tanya Namjoon.

"Akhir-akhir ini aku sering melihat sekelebat bayangan kejadian muncul begitu saja jika aku melihat seorang yeoja." ucap Jungkook.

"Tunggu," ucap Namjoon berdiri mendekat pada kursi panjang berwarna coklat di seberang mejanya. "Duduklah disini , aku rasa banyak hal yang ingin kau sampaikan." titahnya.

Jungkook menuruti perkataan Namjoon dan duduk memposisikan dirinya berbaring di kursi panjang berwarna coklat tadi. Ia mengatur posisinya senyaman mungkin sebelum melanjutkan ceritanya.

"Apakah sudah nyaman?" tanya Namjoon yang kini duduk dengan bangku kecil di hadapannya. "Lalu, apa kau mengenal yeoja itu?"

"Awalnya aku tidak mengenal dia, semua orang mengatakan dia adalah tunanganku. Tapi aku tidak percaya karena entah mengapa setiap melihat wajahnya yang aku rasakan hanyalah kekecewaan dan kemarahan. Aku sangat membencinya." ungkap Jungkook.

"Lalu, apa menurutmu hubunganmu dengannya? Mengapa potongan ingatan itu muncul saat kau melihatnya?"

"Molla, itulah yang sedang aku cari tahu." jawab Jungkook singkat menatap langit-langit.

"Ingatan seperti apa yang muncul saat kau melihatnya?" tanya Namjoon.

"Kebahagiaan. Di ingatan itu aku selalu tertawa dan sangat bahagia, hanya saja aku tidak tahu dengan siapa aku merasakan kebahagiaan itu. Sebenarnya bukan hanya saat aku melihat yeoja itu, akhir-akhir ini juga mimpiku selalu membuatku menangis saat aku terbangun." jelasnya.

"Apa kau mau mencobanya?" tawar Namjoon.

"Ne?"

"Hypnoterapi? Ini berupa hipnotis sugesti. Hypnosis menciptakan keadaan relaksasi yang dalam dan tenang dalam pikiran. Saat terhipnotis, kau dapat berkonsentrasi lebih intensif dan spesifik. Kau bisa lebih terbuka terhadap sugesti, mungkin akan membantumu." jelas Namjoon.

"Aku harus tahu masa laluku. Aku ingin tahu siapa dia." ucap Jungkook mantap.

Namjoon memberikan perintah agar Jungkook menutup matanya,  fokus, rileks dan mendengarkan segala instruksi yang diberikan olehnya.

Tikk,
Namjoon menjentikan tangannya, membuat Jungkook semakin jatuh di alam bawah sadarnya.

[Flasback On]
"Seharusnya kau tidak membuatnya menangis!" teriak seseorang marah memegang kerah Jungkook sangat erat.

"Kau tidak berhak ikut campur urusanku." timbal Jungkook menepis lengan Mark kasar.

"Kau seharusnya percaya padanya! Apa ini? Apa benar kau kekasihnya?!"

Beautiful Tomorrow (Completed) Where stories live. Discover now