Beautiful Tomorrow | 14

1K 130 7
                                    

Seorang namja tengah duduk di koridor rumah sakit menyenderkan tubuhnya menunggu seseorang. Sejak pagi tadi ia menemaninya untuk melakukan beberapa test yang membantunya terlepas dari tuduhan.

Ya, hari ini Mark sedang menemani Sana melakukan beberapa test laboratorium diantaranya test urin, darah dan melakukan beberapa screening. Ini membantunya untuk menentukan apakah ia terlibat dalam pemakaian obat-obatan atau tidak. Sana baru saja keluar dari ruangan, dengan senyum manisnya Sana mendekati Mark yang duduk menunggunya.

"O, kau sudah selesai?" tanya Mark.

"Ne, mereka mengatakan hasilnya akan keluar dua sampai tiga hari lagi. Ahhh selama itu apa yang harus aku lakukan seorang diri jika bukan bekerja?" ucap Sana menerawang.

"Ahh benar kau diberhentikan kerja sampai hasilnya keluar. Gwaenchana?" tanya Mark memegang bahu Sana.

"Yaaa mengapa kau ini? Dari kemarin kau menanyakan gwaenchana? Sana-ya gwaenchana? Selalu begitu. Aku baik-baik saja Mark, percayalah. Mentalku ini terbuat dari baja. Hal seperti ini hanya sebutir benih bagiku." ujar Sana sembari memegang lengan Mark menjauh dari bahunya.

"Eung, aku mengerti. Maafkan aku karena tidak mempercayaimu. Kali ini aku akan percaya dan yakin bahwa kau Minatozaki Sana bisa melewati ini semua. Tapi, jika kau butuh bantuan atau sesuatu yang menyulitkanmu, apapun itu datanglah padaku? Arraseo?" jelas Mark.

"Yes, sir." ucap Sana mantap.

Sana dan Mark berjalan berdampingan menyusuri setiap koridor rumah sakit. Sebenarnya Sana tidak sekuat itu, terkadang ia menangis di malam hari begitu mengingat Jungkook ataupun saat ia merasa sedih dengan segala macam rintangan dihidupnya saat ini.

"Ahh tapi Mark-ah," ucap Sana memberhentikan langkahnya. "Apa tidak ada yang perlu kau lakuakan di JK's? Aku sudah tidak apa, kau bisa pergi sekarang." ucap Sana.

"Tidak, aku sengaja mengosongkan waktu hari ini. Agar bisa menemanimu seharian." ucapnya tersenyum menunjukan gigi besarnya.

"Jinjja? Yak! Bagaimana bisa kau melakukan itu. Cepat, kembalilah sekarang juga." ujar Sana mendesak Mark untuk segera pergi.

"Tidak, tentu saja bisa. Selalu bisa jika itu kau, Sana. Aku hanya akan di sini bersamamu. Tidak bisakah?" ucap Mark menatap Sana yang nematung begitu mendengar perkataan Mark.

"Baiklah kemana seharusnya kita pergi sekarang?" tanya Mark memegang tangan Sana dan menariknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Baiklah kemana seharusnya kita pergi sekarang?" tanya Mark memegang tangan Sana dan menariknya. Sana hanya menurut dan mengikuti Mark.

****

****

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Beautiful Tomorrow (Completed) Where stories live. Discover now