Chapter 1

2K 174 761
                                    

Note: Ini adalah draft kasar pertama Colorado Desire. Tidak sepenuhnya direvisi. Tidak diedit. Karena ditulis melalui ponsel. Maaf kalau ada typo bertebaran.

Griffin


"AWAS! Dia di belakangmu!"

Aku berupaya menghindari Rider, kuda paling mengerikan yang pernah kutangani. Dia keras. Ketika akan memasukkannya ke kerangkeng, kupikir itu satu-satunya cara agar Rider tenang sejak Hereford, banteng liar dari Colorado Springs, yang kutemukannya di padang rumput seorang diri. Hereford sangat tangguh, tapi agresif. Rider menggebu-gebu di belakangku. Ada getaran tiba-tiba yang nyaris membuatku jatuh ke tanah.

Celana jins tebal di lutut sobek. Aku melompati tumpukan pipa air besar dan bersembunyi. Dadaku naik-turun secara cepat. Melepaskan topi koboi, yang kemudian mengibaskannya di depan wajahku. Rider membuatku berkeringat seperti orang baru mandi.

Mr. Hawk-petugas bank di Lakewood--datang berbasa-basi untuk mengambil seluruh ternakku kepadanya. Karena Dad punya utang cukup besar dengan Mr. Hawk. Dia melakukan itu akibat kekalahan dalam rodeo tempo lalu sebelum divonis serangan jantung. Usianya enam puluhan, tetapi semangat sebagai pria koboi masih membara sehingga dia secara mati-matian mengajarkan kami (aku punya saudara laki-laki tertua, tapi dia kabur karena tunangannya yang sekarang sudah memiliki anak perempuan sebelum menikah. Mereka akhirnya menikah saat usia kandungan Holly sekitar sebulan. Tetap itu sangat memalukan) tentang kehidupan liar. Dia sudah seperti Indiana Jones, tapi itu benar. Atau Billy The Kid. Atau The Tough Man. Dad punya banyak julukan oleh orang-orang.

Dad meninggal. Jadi, dia mewariskan ternaknya kepadaku, sementara Larry-entah di mana kakak sialan itu berada. Dia berubah setelah menikah dengan Holly di Meksiko. Terakhir kali kudengar mereka mengalami hal sama seperti Dad. Jika pria keparat itu datang ke sini untuk mencuri hasil kerja kerasku selama dua-puluh-tahun. Artinya, dia mencari mati.

Charlie menghampiri. Lalu berlutut bersembunyi dari Rider. "Kau baik-baik saja?"

"Kalau kau pikir begitu, maka ya."

"Kau sama membingungkan seperti tunanganmu."

"Jangan sebut dia di hadapanku." Aku melongok, dan lari saat Rider mengetahuiku. Charlie menjerit. Rider di belakang kami. Menoleh ke Charlie di sebelah kiriku. Sejujurnya, aku perlu sepatu bot yang baru. "Jaga peternakan kita sebelum si keparat Hawk menggusurnya!"

Charlie mengangguk. Pergi.

Di depan kerangkeng aku berbelok ke kiri dan segera menguncinya begitu Rider masuk. Masih marah, suaranya nyaring, akan tetapi tidak bisa mengangkat kakinya sambil bergerak-gerak seakan menunjukkan bahwa dia terhebat di penjuru Colorado. Aku pernah bilang benci Colorado, setidaknya ingat aku lahir di negara bagian Amerika. Meksiko tak terlalu buruk.

Aku tahu Charlie berada di pantai. Dia bertanggungjawab penuh sebagai pengawal renang. Sepanjang hari dilakukannya hanya mengawasi sekitar pantai kalau-kalau ada pengunjung tersesat atau diserang hiu dan paus atau melahirkan anak.

Pernah sekali dia harus membantu persalinan ibu-ibu sewaktu bersantai di bibir pantai. Suaminya minggat. Charlie pulang dengan gemetar, lalu menceritakan secara detail oleh peristiwa menggelikan itu. Takkan lagi mau menolong wanita melahirkan karena itu sungguh sangat menakutkanku, katanya. Kukatakan padanya menjadi seorang pengawal renang pantai tidaklah mudah. Kau harus berani mengambil risiko terhadap segala sesuatu menimpa dirimu.

"Itu benar," kata Charlie. "Kau harus melupakan tunangan bajinganmu itu."

"Sulit menjauhkan pikiran dari kepalaku," kataku kepada Charlie. Dia mendesah. "Sungguh. Dia terlalu cantik sehingga sulit mendeskripsikan lebih tentangnya."

"Karena dia sangat menggairahkan," balasnya. "Kau selalu menghabiskan sisa hidup payahmu untuk melakukan seks dengannya. Tidakkah kau pikir akan menyakitkan wanita?"

"Pertama-tama, aku tak percaya cinta," ujarku, menaruh tangan di bahunya. "Tidak ada 'cinta pertama' dalam hidupku. Karena aku hanya percaya gairah."

"Madison mematahkan hatimu. Itulah sebabnya kau menganggap wanita pembawa gairah."

"Bukankah itu benar?" Alisku terangkat, meyakinkan Charlie bahwa itu benar. "Madison adalah masa lalu. Kau tahu, SMA payah."

Dia alih-alih setuju. "Tidak-tidak. Kau salah. SMA sangat menggembirakan. Kau tahu, pesta-pesta."

"Ada banyak gadis di sana," cengirku. "Gadis-gadis berdansa di bawah sorot lampu juga berpakaian panas. Pria takkan pernah mampu menahan tubuh mereka."

Adikku tertawa pendek. "Dasar mata jelalatan."

"Apalagi di kelab Country. Banyak sekali cewek Country seksi dari Jackson."

"Sungguh?"

Aku mengangguk.

"Cukup menggetarkanku," katanya. "Aku suka cewek-cewek Jackson. Karena ... mereka seksi. Dulu aku punya pacar dari Long Island. Dia berkulit cokelat. Rambut hitam panjang yang indah. Sayangnya, orangtua dia tidak suka padaku karena aku pemuda dari pinggiran kota Lakewood."

Memutar bola mata. Sumpah demi Tuhan takkan pernah mau berteman dengan cewek kota, kecuali mereka baik dan seksi. "Oof! Aku tahu bagaimana perasaanmu."

Charlie mendesah sebelum akhirnya berdiri. Menunduk memandangku, "Kau seakan wanita tersedak patah hati."

"Dan, itu sama sekali tidak masuk akal."

Menunggangi kuda. Aku berdecak pelan pada Horsie dan berlari meninggalkan pantai. Horsie berbeda dari Rider. Dia lebih mudah dijinakkan daripada Rider Si SuperKeras Kepala. Sementara Charlie kembali bertugas, kubawa Horsie ke peternakan.

Ada sisa jerami yang belum kubuang. Setelah mengunci kerangkeng aku keluar menuju pohon apel di belakang peternakan. Buah itu belum sepenuhnya subur akibat cuaca Colorado yang masih panas.

Memetik satu apel, lalu menggigit pelan sebelum masuk ke kerongkongan dan ke lambung. Meninggalkan air manis buah itu di bibir. Rasanya jauh lebih menyegarkan dan tenang daripada melakukan aktivitas seks bersama Anitta-mantan tunanganku.

Dia sering kali berjanji padaku takkan pernah meninggalkanku seorang diri di daerah sunyi Lakewood. Kami ke kelab Country pada malam Selasa dan ketika itu aku sedang meneguk sebotol sampanye, sementara Anitta berdansa di antara kumpulan orang tolol. Mataku membulat berang melihatnya berdansa bersama pria kerdil buruk. Dan, kupukul dia hingga punggungnya menghantam meja dan patah. Aku dipenjara selama delapan bulan. Sialan Sheriff.

Saat ini pikiranku kacau. Aku ingin seseorang yang dapat menghiburku. Di atas ranjang. Namun, mendapatkan wanita hebat di daerah sunyi ini sangat sulit. Sebab, kebanyakan dari mereka merantau ke Jackson atau ke Los Angeles. Aku suka cewek country Meksiko atau Puerto Rico atau bahkan Brazil. Mereka punya pantat indah.

Colorado DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang