11. Fidūcíä

12.6K 1.2K 19
                                    

Jangan lupa Vote dan Comen kalian ya Readers. Sorry about typo and lain-lain.

Happy readings..... :)

___________________°°

Cinta dapat diumpamakan seperti pohon, tiap hari harus disiram dan diberi pupuk kesetiaan dan pengertian.

Mary Roberts Rinehart.

(1876-1958)
 


Samuel

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Samuel

Cornelia menangis, tapi suara tangisannya tertahan di tenggorokannya karna rasa takutnya. Dia menatap ngeri pada laki-laki brengsek yang sudah memperlakukannya seperti jalang. Laki-laki itu tampak akan memulai niat busuknya dengan membuka risleting celananya.

Sekarang dengan siapa dia harus meminta tolong? Cornelia merutuki dirinya dalam hati, bagaimana bisa dia berjalan-jalan ditempat sesepi ini sendirian dan akhirnya malah bertemu dengan makhluk biadab seperti Sam.

Bagus! Hari ini semua orang menampakkan wujud aslinya didepan Cornelia. Setelah ayahnya lalu sekarang Sam. Gill? Tidak, dia tidak masuk kedalam hitungan, sebenarnya semua itu tidak akan terjadi kalau Cornelia lebih mengerti dia, dia selama ini terbiasa dengan sikap pengertian Cornelia yang sangat mudah memahaminya tapi saat Cornelia tidak bisa melihat situasi dimana ia harus memahaminya Cornelia dia malah berubah menjadi orang yang ingin dipahami bukan orang yang memahami. Bahkan sekarang ini Cornelia masih sempat berharap Gill datang menolongnya.

Cornelia tidak tahu lagi harus bagaimana, dia sendirian, tidak ada seorangpun yang bisa Cornelia percayai, tidak ada....

Cornelia menangis kuat, seolah dengan itu dia bisa menghilangkan ketakutannya. Bibirnya terasa perih saat ia mengeluarkan suara, sepertinya luka akibat tamparan Sam benar-benar melukai bibirnya.

Baguslah, wajahnya yang tidak pernah terluka setelah sekian lama akhirnya mempunyai luka juga, pertama dari si kakek dan kedua dari si makhluk bejat yang mau melalukan sesuatu entah apa walaupun sebenarnya Cornelia sudah tahu apa yang akan dia lakukan pada Cornelia.

memikirkan itu membuat air matanya semakin meleleh lagi.

Tiga luka terakhir diwajahnya selalu berhubungan dengan hal menyakitkan, luka yang ketiga adalah saat Emer menamparnya dulu, bahkan perihnya masih terasa kalau Cornelia mau hiperbola sekarang.

"Nah sayang, mendesahlah sekuat mungkin...."

Kata-katanya membuat Cornelia jijik. Gill lebih pantas bicara seperti itu dibanding dia, Gill malah terdengar seperti dekat dengannya saat dia mengatakan semu hal mesumnya pada Cornelia, dia seolah mau membuang batasan antara Cornelia dan dirinya agar Cornelia bisa semakin dekat dengannya. Walaupun caranya salah dan selalu Cornelia anggap sebagai tindakan mesum, hal itu sekarang justru menyadarkan Cornelia bahwa Gill mencoba sekuat mungkin agar Cornelia terbiasa dengannya, buktinya baru sebentar Cornelia mengenalnya tapi itu terasa sangat lama ia mengenal, seolah mereka teman baik yang baru saja dipertemukan kembali. Aku memikirkannya lagi, Gill, aku harus bagaimana...

CORNELIA : Sweet Enemy [COMPLETE]Where stories live. Discover now