EKSTRA PART 2: Cerita di Gang-gang Sempit

13.3K 1K 45
                                    

Hampir Satu tahun yang lalu.

Republik Ceko.

Cornelia berjalan-jalan menyusuri jalan setapak keluar dari rumah sakit terelit di Republik Ceko. Minggu ini mereka mendapat tugas melakukan pembelajaran disini untuk menganalisis penyakit kolera yang tengah menyeb ar di Republik Ceko dan waktu yang diberikan untuk mereka mendapatkan vaksin adalah 24 jam. Bukan Cornelia kalau tidak bisa menyelesaikan tugasnya dalam kurun waktu 2 jam.

Disaat para rekan-rekannya sedang sibuk mencari vaksin maka Cornelia kini sedang bersantai-santainya berjalan-jalan. Mempunyai otak yang sedikit lebih pintar ternyata menguntungkan juga. Haha. Tentu saja.

Cornelia terkadang merasa rindu dengan rumahnya. Dia rindu ayahnya yang baik dan perhatian, dia rindu tatapan penuh sayang ayahnya dan dia rindu kebawelan ayahnya kalau menyangkut Cornelia. Walau rasa benci masih tertanam disana. Dia sebenarnya tidak kuat untuk membenci dan semakin hari kebenciannya pada ayahnya semakin hilang, tapi dia mencoba menanamkan kebencian secara paksa lagi. Dia tidak ingin memaafkan walau hatinya terus menjerit ingin memeluk ayahnya erat-erat sekarang.

Sudah lebih dari satu tahun dia di karantina dan semuanya terasa begitu cepat. Mungkin karna kesibukan yang mereka jalani.

Cornelia dengan seribu keberaniannya memasuki sebuah gang kecil karna penasaran tanpa memperdulikan bagaimana cara kembali lagi. Dia mungkin akan menemukan pasien gang kumuh itu dan menjadi malaikat penolong lalu pasiennya akan berterimakasih dan dia akan sedang senang hati bilang bahwa dia adalah seorang peri imut yang berasal dari surga bernama Indonesia.

Ah, betapa senangnya Cornelia kalau dia bisa membanggakan negaranya sendiri.
Bahkan mentri pendidikan Indonesia sempat menghubunginya secara pribadi dan memberinya semangat. Dia bahkan akan memberikan beasiswa penuh dan fasilitas lainnnya untuk Cornelia. Cornelia sangat berterimakasih walau sebenarnya dia tidam butuh itu, mereka tidak tahu saja bahwa dia adalah Mamorin.

Dan yang membuat Cornelia semakin semangat belajar adalah si mentri berkata bahwa dia akan meminta Cornelia secara langsung untuk bekerja di indonesia dan menjadikan Cornelia orang yang spesial.

Cornelia benar-benar mengagumi kata-katanya saat Cornelia bilang dia tidak akan memgambil beasiswa itu dan malah akan ikut karantina ini sampai tuntas, dengan elegan dia berkata :

"Kembalilah saat negara membutuhkanmu."

Kalimat biasa tapi yang menjadikannya istimewa adalah bahwa Cornelia merasa menjadi orang yang sangat dibutuhkan. Seolah Cornelia adalah orang istimewa kebanggaan negaranya. Tentu saja senang, mendapatkan keistimewaan tanpa bama Mamorin dibelakangnya.

Cornelia melihat ada beberapa lelaki berkulit hitam sedang mengobrol dan tertawa bersama di gang itu. Ada yang menyender ditembok sambil tertawa terbahak-bahak dan adan yang meminum sesuatu dengan botol yang berwarna hijau, minuman keras?

Abaikan Cornelia, abaikan..... yang seperti itu sudah pasti bukan pasien, abaikan....

Cornelia berjalan melewati mereka seperti angin, Cornelia tidak takut, lagipula apa yang dia harapkan? Mereka akan mencegatnya dan seperti di drama-drama mereka akan menggodanya lalu berniat memperkosanya, tapi berbeda jadinya kalau ada pangeran tampan yang akan menolongnya. Pangeran yang sedikit mirip seperti edward Cullen mungkin?

Lucu sekali, Cornelia sampai memutar bola matanya menertawakan dalam hati apa yang dia pikirkan. Pangeran dengkulmu!

"Suiiit!."

Shit! Apa yang manusia-manusia idiot itu lakukan. Mereka mengikuti Cornelia dari belakang dan menyengir-nyengir menjijikkan. Sungguh Cornelia sama sekali tidak berminat lagi pada adegan pemerkosaan setelah dengan Sam waktu itu.

CORNELIA : Sweet Enemy [COMPLETE]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora