Towards The Spring (chapter 22)

12.7K 1K 426
                                    


"Saat kau mengharapkan sesuatu percayalah dan yakinlah apa yang kau harapkan pasti akan terjadi. Asal kau berusaha dan berdoa, meski dunia membencimu tetaplah tersenyum dan berkata 'aku baik-baik saja'. Karena apa? tidak semua orang membencimu, masih ada segelintir orang yang menyayangimu dan mempercayaimu. Karena memang di dunia ini, ada yang baik dan ada yang jahat.... karena itulah dunia, dan kita harus bisa menjalaninya... karena percayalah, kau akan mendapatkah kebahagiaan pada akhirnya dengan cara yang indah dan tak pernah kau bayangkan..."

-Jeon Jungkook­-

..............

(Author **** POV)

Jam berdetak, waktu terus berjalan dari detik ke menit... Jungkook mengulas senyum tipisnya. Senyum malaikatnya...

Jung Myun mengusap punggung dan puncak kepala putranya dirasa tubuh kurus putranya yang menghangat, ia senang kini ia akan membahagiakan Jungkook membawa lari dari penderitaan yang selalu menimpanya. Ya... semua akan dimulai besok, dia akan membawa Jungkook ke luar negeri, membangun perusahaan dan tempat tinggal disana. Menyekolahkan Jungkook setinggi-tingginya seperti harapannya dan putra pertamanya, Yoongi Suga.

Perlu di ketahui, sebelum Suga pergi meninggalkan mereka untuk selamanya. Masih terngiang dengan jelas permintaan putra sulungnya, untuk memberikan beasiswa sekolah ke luar negeri untuk Jungkook. Beasiswa yang dimiliki putra pertamanya...

Jung Myun bangga, sangat bangga menjadi ayah mereka... dan ia berterima kasih pada Tuhan.

Jungkook semakin erat memeluk ayahnya, dapat dengan jelas telinganya mendengar detak jantung sang ayah. Dirasakannya dada sang ayah yang bergerak beraturan saat menghirup oksigen, bahkan Jungkook masih setia dengan senyum tipisnya. Dan juga Jungkook masih merasakan belaian dan kehangatan kasih sayang ayah untuknya...

Hingga...

Akhirnya....

Kelopak namja tampan dengan wajah manisnya, namja yang bernama Jeon Jungkook. namja yang dibenci ibu dan kakak keduanya Taehyung, namun disayang oleh ayah dan mendiang kakak pertamanya Suga.

Menutup, dalam pelukan sayang ayahnya....

.........

2017, 08.00 pagi...

Hembusan angin lembut menerpa tumbuhan bunga yang tumbuh di sekitar pemakaman membuat tumbuhan itu bergerak ke kanan dan ke kiri seakan menari-nari. Seakan tumbuhan itu bergoyang menyambut kedatangan sang mentari yang sibuk melakukan tugasnya untuk menerangi bumi.

Hembusan angin yang tadinya menerpa dedaunan itu kini bergerak menerpa rambut hitam seseorang dengan jaket putihnya, seorang namja tampan dengan wajah manisnya yang sedang duduk di samping sebuah makam. Tangan putihnya kini memegang sebuah batu nisan, sebuah nama seseorang yang ia sayangi dan juga nama orang menyayanginya.

Jungkook itulah namanya, namja tampan yang menatap sendu batu nisan di depannya. Tangannya tak henti-hentinya mengusap batu nisan yang sudah berdiri di atas gundukan tanah. Tercium juga aroma bunga yang baru saja ditabur oleh namja dengan gigi kelincinya. Bunga mawar dan melati yang menjadi satu, Jungkook mengulas senyum sendunya dengan air mata yang menetes. Jungkook sangat merindukannya kenangan bersama orang yang kini beristirahat di depannya dengan damai, bahkan kenangan akan kebersamaannya masih berputar dalam otaknya. Ia sangat menyayangi pemilik batu nisan itu, karena dia juga menyayangi Jungkook.

Jungkook berusaha tegar dan berdiri, namun tatapannya tak teralihkan pada gundukan tanah itu. tak lama ia menaruh sebuket bunga mawar putih nan cantik, bersamaan dengan hal itu Jungkook tersenyum dalam rasa kesedihannya. Manik matanya hanya mampu melihat sebuah foto, foto sang pemilik batu nisan. Senyumnya, wajah tampannya dan juga ekspresi kebahagiaan di foto itu terlihat jelas dan nyata. Menandakan bahwa dia adalah orang baik, dan selalu tersenyum... dan itulah yang disukai oleh Jeon Jungkook terhadap si pemilik batu nisan itu, siapa lagi kalau bukan kakak kesayangannya Yoongi Suga.

Please, Don't Hate Me (sad story Jeon Jungkook) [END]√حيث تعيش القصص. اكتشف الآن