11. Rumor

2.4K 452 13
                                    

Chris melangkahkan kakinya dengan penuh percaya diri ketika ia memasuki pelataran kampus. Ia merasa ada sesuatu yang terjadi di sini tanpa sepengetahuannya. Suasana kampus begitu asing bahkan orang-orang yang biasanya antusias menanti kedatangannya. Gaya berpakaian Chris memang mulai menjadi hits sejak dua minggu yang lalu. Kali ini semua orang sibuk berlarian menuju papan pengumuman di depan pintu masuk.

"I think something happen in here." Ucap Cerry, salah satu teman dari kelompoknya.

"Mari kita cari tahu!" putus Chris.

Mereka pun menyeruak diantara kerumuman itu hingga akhirnya mencapai baris paling depan. Chris menatap tulisan yang dibuat dari font chiller dengan warna merah.

-Archer is an unwanted child and lucky bastard in the Collins's family-

Chris mematung di tempatnya begitu ia menatap apa yang tertera pada papan pengumuman itu. Ia membacanya ulang dengan seksama kemudian mengulurkan tangannya hendak mencopot kertas A4 itu dari sana namun ada seseorang menahan pergelangan tangannya, membuat Chris terkejut dan menoleh.

Archer Collins.

Ia berdiri di sana sambil menatap papan pengumuman itu, membacanya tanpa ekspresi. Sementara bisik-bisik di sekitarnya terus menjalar, memandangi dirinya dan Chris bergantian.

"Aku sudah mendengar kisah orangtuanya."

"Ibunya hanya seorang budak dari William Collins."

"Oh? Kukira dia anak dari Jeslyn."

"Ayahku tahu banyak tentang gelapnya keluarga itu."

"Seharusnya hanya Christina yang diakui."

Archer bisa mendengarnya, begitu juga dengan Chris. Hal ini menyulut emosi Chris namun ia segera menahannya ketika cengkraman Archer pada pergelangan tangannya semakin menguat. Gadis itu diam. Ia tidak bisa menebak apa yang Archer pikirkan dengan raut wajah tanpa ekspresi seperti itu. Bahkan disaat seperti ini pun ia masih bersikap sangat tenang meski jelas bahwa Chris sudah ingin menguliti semua orang hanya dengan pandangan matanya.

"Kita pergi." Ucap Archer pelan.

Chris hanya bisa mengikuti langkah saudara sepupunya itu, sementara orang-orang memberikan mereka jalan sambil menatap diam-diam. Keduanya jalan dalam diam. Biasanya Chris akan terus mengoceh untuk membicarakan banyak hal tentang ini dan itu, tapi sekarang ia hanya diam mengekori langkah kaki Archer.

Kemudian Archer berhenti di ujung koridor, begitu juga dengan Chris.

"Kenapa kita hanya diam?"

"Kita? Ini masalah pribadiku."

"Kau bisa menuntut seisi kampus."

Archer berbalik dan menghela nafas sebelum tersenyum tipis. Sangat tipis. Hingga Chris tidak yakin kalau itu adalah sebuah senyuman. Lelaki itu mengulurkan tangannya kemudian menepuk bahu Chris dengan lembut.

"Tidak semuanya bisa diselesaikan dengan uang."

"Aku tahu, tapi kau bisa menuntut mereka atas pencemaran nama baik."

Archer akhirnya bergerak, memilih untuk bersandar pada dinding kokoh di dekatnya kemudian menatap jalan kosong menuju gerbang depan dihadapannya sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku.

"Aku tidak bisa melawan kenyataan."

"Archer, kau harus melindungi citra mu dan..."

"Apa kau tidak lelah selalu bertopeng dan mempertahankan citra yang sempurna meski jelas ada cacat di dalamnya?"

Closer [END]Where stories live. Discover now