18. Start

2.3K 414 28
                                    

Archer melirik jam tangannya beberapa kali sebelum akhirnya mengedarkan pandangan ke seisi kelas. Tidak ada suara nyaring yang mengganggunya pagi ini, kehadiran Amber berubah menjadi sebuah kebiasaan untuknya.

"Archer?"

Ia menoleh dan mendapati Rose yang tenar itu sedang berdiri di sisi tempat duduknya. Archer tahu bahwa penyebar tentang statusnya dalam keluarga Collins adalah teman-teman Rose, meski ia tidak tahu pasti apakah gadis itu terlibat atau tidak. Dan ia bukan tipe seorang pendendam terlebih kejadian itu telah berlalu selama hampir dua bulan lalu.

"Apa ada yang kau butuhkan?" tanya Archer, mengalihkan perhatiannya dari buku tugas.

"Tidak, hanya ingin menyapa."

Dahi Archer berkerut. Mereka berada di kelas yang sama selama hampir setengah semester penuh dan sekarang gadis itu baru berinisiatif untuk menyapanya. Jika bukan tanpa alasan, ia rasa hal itu akan menjadi sangat mustahil dilakukan.

"Kau selama ini hanya sendirian."

"Aku?"

"Selain dengan Christina, Luke dan Elois?"

"Elois? Kau tahu tentangnya?" tanya Archer.

Ketika di kampus ini ada seseorang yang tertarik dengan Elois merupakan sebuah kejadian yang langka. Sejak pesta beberapa waktu lalu, ia memang tampil dengan sangat memesona namun dengan kepribadian dan penampilan hariannya yang jauh dari kesan modis lagi-lagi membuat tatapan dengan mudah berlalu darinya. Tapi begitu kembali pada kehidupan kampusnya, Elois hanyalah seorang mahasiswa dengan penampilan paling biasa dan tidak terkenal.

"Dia selalu berada di sekeliling Luke." Jawab Rose singkat.

Yang benar adalah Luke selalu mengekor Elois, ucap Archer dalam hati dan tentu ia tidak akan mengatakannya. Yang berhak memutuskan untuk mengungkap identitas Elois adalah Elois sendiri. Jika Elois masih diam, maka itu pilihannya.

Rose menunjukkan senyumnya namun seseorang langsung mendorong tubuhnya hingga membuat gadis itu bergerak dua langkah mundur. Tentu saja Rose dan Archer terkejut dengan kejadian mendadak itu hingga akhirnya mereka mengenali siapa pelakunya.

"Amber? Kupikir kau tidak masuk kuliah." Tegur Archer pada seorang gadis berambut pendek dengan pakaian kasualnya.

"Aku tidak ingin nilai ku memburuk. Dan untuk apa seorang tuan putri di sini?" Tanya Amber sambil melirik Archer dan Rose bergantian.

Archer membalas tatapan itu dengan polos sementara Rose menghela nafas jengah. Amber baru saja mengganggu pendekatan awalnya pada Archer dan itu sangat menyebalkan. Ia menatap gadis itu dari atas ke bawah lalu diulanginya sekali lagi, memberikan penilaian. Amber melihat hal itu dan ia memutar bola matanya dengan jengah. Ia tidak berteman dengan Rose sehingga gadis itu tidak seharusnya menatap seperti itu.

"Rupanya kau cukup tidak sopan." Komentar Amber sambil balas menatap Rose.

Archer tidak mengatakan apa-apa, hanya sebuah senyuman samar terlukis di bibir tipisnya. Bukan karena ia membenci Rose dan memberikan pembelaan terhadap temannya, tapi ia merasa aneh dengan sapaan Rose dan segala sikap yang gadis itu tunjukan belakangan ini. Memandanginya dengan terang-terangan, tentu hal itu membuatnya merasa risih.

"Kau tidak berhak mengomentari caraku bersikap.

"Dan kau tidak berhak memberikan penilaian setengah matangmu itu kepada ku."

Rose mengepalkan telapak tangannya dan Archer melihat kilatan emosi di sepasang bola mata gadis itu. Ia tidak ingin ada keributan yang disebabkan oleh hal tidak penting. Sehingga ia langsung berdiri dan mendorong bahu Amber, lembut.

Closer [END]Where stories live. Discover now