15. Party

2.8K 415 36
                                    

Sudah satu minggu berlalu sejak keempat muda-mudi itu tinggal di bawah satu atap. Archer tidur di kamar tamu, Luke di lantai sedangkan Elois memilih tidur di sofa panjang yang ada di ruang tengah. Sebenarnya Chris merasa tidak enak, namun ia sudah berjanji tidak akan mengatakan apapun pada keluarganya tentang tinggal bersama ini. Elois tidak suka kerusuhan dan Archer malas untuk pindah, mereka sama-sama yakin jika para orangtua -termasuk paman dan bibi- mengetahui hal ini maka mereka akan mendapati sebuah mansion mewah esok harinya yang jauh dari kampus dengan pelayanan hotel bintang lima lengkap dengan antar-jemput khusus. Terlalu mencolok.

Berbeda dengan Archer dan Chris yang hidup dari uang bulanan mereka, Elois dan Luke memilih bekerja di sebuah coffee shop dekat universitas. Di jalan utama London yang biasa dilalui para muda-mudi. Elois sebenarnya mendapatkan uang saku dari ibunya, tapi ia memutuskan untuk tidak memakainya. Sementara Luke, akan mengikuti semua yang Elois lakukan. Daripada julukan follower, Luke lebih suka menyebutnya dengan friendship goals.

"Aku tidak akan heran kalau sebentar lagi akan muncul gosip bahwa kalian adalah pasangan gay." Sindir Chris begitu melihat Luke keluar dari kamarnya untuk bersiap-siap. Sementara Elois masih berada di kamar mandi.

"What? Ohhh... Aku tidak peduli apa yang mereka katakan. Tapi, sahabat harus selalu ada disisi temannya yang kesulitan."

"Aku tidak melihat kalau Elois sedang kesulitan."

"Kau hanya belum mengenalnya. Dia akan kelelahan lalu jatuh sakit dan..."

"Jangan mulai mengarang cerita, Luke." Tegur Elois memotong kalimat panjang Luke.

Chris melirik kakaknya yang tertua itu sambil melipat kedua lengannya di depan dada.

"Kau tidak keberatan kalau ngengat ini terus mengikutimu?" Tanyanya tajam sambil melirik Luke jengah.

"Ngengat?" Tanya Elois, mengalihkan perhatiannya dari cermin.

"Maksudnya adalah Luke." Jelas Archer yang menyahut dari kegiatan membaca bukunya. Ia harus membaca beberapa materi untuk presentasi besok. Ketika memasuki masa kuliah maka hari demi hari hanya akan diisi dengan tugas, presentasi dan kelompok. Sekarang semua itu sudah membuat Archer terbiasa untuk berinteraksi dengan manusia-manusia lain selain dirinya dan anggota keluarganya.

"Oh? Tidak. Terkadang ia sangat membantu. Dia tampan, penjualan di coffee shop kami meningkat dengan baik."

Luke menganggukkan kepalanya dengan bangga begitu mendengar kalimat pembelaan dari Elois, meski Elois sendiri tidak tahu bahwa saat ini Luke -lagi dan lagi- sedang bersitegang dengan Chris. Bahkan Archer sampai tidak tahu harus melakukan apa untuk membuat keduanya berhenti.

"Oh! Atau kau ingin aku untuk mengikutimu kemana pun?" Tanya Luke sambil mengedipkan sebelah matanya

"Oh My God! In your dreams!" Balas Chris yang kemudian melangkahkan kakinya menuju dapur untuk menghindari kalimat-kalimat menggelikan lainnya yang akan keluar dari mulut Luke.

"Kau ingin kita bertemu dimimpi? Oh, kau terlalu pemalu." Sahut Luke.

Archer kehilangan konsentrasinya dan berusaha menahan tawa. Sementara Elois hanya tersenyum tipis sambil memasang sepatu kets kemudian mengikat talinya.

"PERGI SEKARANG ATAU AKU AKAN MENDORONGMU KELUAR DARI BALKON!" Teriak Chris dari arah dapur.

"Oh! Sepupumu cantik, tapi menakutkan." Canda Luke pada Elois yang sudah bergegas dan berada di depan pintu.

"Kalau dia mau, dia bisa benar-benar mencekikmu di malam hari." Sahut Elois.

"Berarti aku harus mengunci pintu kamar." Putus Luke yang langsung keluar begitu melihat Chris muncul dari dapur dengan segelas air mineral yang mungkin akan melayang ke arahnya.

Closer [END]Where stories live. Discover now