52. Final Desicion

2.7K 329 59
                                    

Pemakaman berlangsung. Wanita cantik itu berbaring dalam peti mati kayu dengan hiasan bunga berwarna putih di atasnya. Seluruh orang hadir di gereja untuk melantunkan doa sekaligus memberikan penghormatan terakhir.

Setelah beberapa bulan berlalu, di sinilah Elois dan Chris bertemu. Archer menepuk bahu Elois, memberikan dukungannya untuk kakak sepupu itu. Apapun keputusannya nanti, mereka tetaplah bersaudara dan ia tidak ingin itu berubah.

Kerumunan berpakaian serba hitam itu memudar. Archer mengantarkan Amber dan Joanna dengan mobilnya, menyisakan Elois dan Chris. Max menghampiri dari kejauhan lalu tersenyum tipis dan membawa Mikaela pergi bersamanya. Tidak, hanya Max yang tahu dan pria itu tidak ingin membuat Mikaela cemas maka ia langsung membawa wanita yang tanpa sempat menyapa Chris itu.

"Ada yang ingin aku bicarakan." Ucap Christina pada akhirnya yang memulai pembicaraan dalam suasana canggung itu.

Elois menganggukkan kepala, memberikan waktu untuk gadis itu berbicara sekarang. Namun Chris tetap diam di tempatnya, membuat dahi laki-laki itu berkerut.

"Bukankah kau ingin bicara?"

"Tidak di sini."

"Lalu?"

"Hotel."

"Baiklah."

Keduanya pergi mengendarai mobil masing-masing menuju satu tempat yang sama. Tempat persembunyian mereka.

Di sisi lain, Archer yang sudah mendengar semuanya dari Luke hanya bisa menatap kosong ke depan sementara mesin mobil sudah menyala sejak tadi. Barusan ia melihat kepergian dua mobil yang amat sangat ia kenali dan membuat perasaannya menjadi semakin tidak tenang. Rasanya ia ingin berada diantara keduanya untuk mencegah mereka melakukan hal bodoh.

Ia tersadar dari lamunannya begitu merasakan genggaman dari seseorang yang duduk di sampingnya, Amber.

"Apa ada sesuatu?"

"El dan Chris."

Amber mengerti. Sebagai wanita ia tahu arti dari tatapan Chris selama ini dan Archer tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.

"Jadi, apa kita akan tetap di sini?" Tegur Joanna yang duduk di jok belakang.

Archer dan Amber tertawa pelan mendengar nada kesal di sana. Mereka tahu bahwa Joanna telah memiliki janji dengan seorang lelaki yang baru dikenalnya beberapa waktu lalu. Archer pun mengendarai mobilnya, mengantarkan Joanna ke tempat janjian sebelum pergi ke suatu tempat bersama Amber.

Mereka juga memiliki jadwal kencan sendiri.

**

Chris melangkahkan kaki jenjangnya lebih dulu di depan Elois yang mengekornya dengan tenang. Aura penuh wibawa dari keduanya terpancar dengan jelas, membuat beberapa tamu hotel sore itu menatap keduanya dengan penuh kekaguman. Bahkan beberapa terang-terangan mencoba menyapa melalui senyuman. Chris sama sekali tidak membalas, berbeda dengan Elois yang membalas setiap sapaan itu dengan senyuman ramahnya.

Selalu seperti itu! Keluh Chris dalam hati sambil memerhatikan sikap Elois di depan publik. Begitu sempurna. Tanpa cela. Tipikal Lynford yang entah kenapa memiliki sikap seperti itu secara turun temurun.

Keduanya masuk ke dalam lift.

Tidak ada pembicaraan. Bisu keheningan menyelimuti dalam suasana canggung yang terasa sampai suara lift kembali terdengar, menandakan mereka tiba di lantai yang dituju.

Klek

Pintu kamar hotel itu terbuka. Chris melepaskan high heelsnya dan melangkah dengan bertelanjang kaki. Kemudian meletakkan tasnya di atas sofa. Ia terus melangkah memunggungi Elois yang masuk tanpa melepaskan alas kaki, lelaki itu duduk di sofa panjang menantikan Chris bicara.

Closer [END]Where stories live. Discover now