22. Menunggu

26.3K 1.5K 29
                                    

Suasana yang paling tidak ku sukai, suasana yang membuatku mual, membuatku ingin mengeluarkan semua isi perutku. Perkataan Fandi seakan memukul perutku. Aku terdiam, lidahku kelu. Melirik ke arah Raffa yang juga terdiam. Kenapa dia tidak bicara dan menyanggah perkataan Fandi?

"Aku tidak percaya. Tolong jangan buat ini bertambah rumit. Cukup membuat hidupku dan Tissa hancur. Kapan kamu akan berhenti," ucap Raffa melemah.

"Heh, lalu apa ini? Kejadiannya sudah lama dan buktinya ini. Kehamilan Nevara. Bukti yang aku dapatkan darinya sendiri."

Serentak kami menoleh ke arah Nevara. Dia tertunduk dan menutup wajahnya.

"Neva, katakan apa itu benar atau tidak. Tolong, dengan jujur." Aku menarik nafas menahan air mataku.

Dia mengangguk. Dadaku sesak dan tubuhku meluruh ke tanah. Aku tidak bisa menahan air mataku lagi. Aku ingin menangis sampai aku puas dan berteriak pada semua orang. Kenapa aku harus mengalami semua ini? Tidak ada yang bisa menjawabku.

"Tidak, itu tidak mungkin! Nevara, kejadiannya sudah 2 bulan yang lalu! Kenapa baru sekarang!" teriak Jason seraya mencengkeram bahu Nevara.

"Apa? Dua bulan? Pesta saat itu masih satu bulan yang lalu. Jason, maksudnya dua bulan itu apa?" tanya Raffa dengan wajah serius.

Mimik Jason berubah. Dia melepaskan cengkeramannya. Nevara terdiam dan melihat wajah Jason dengan sedih.

"Aku memang hamil. Tapi, aku tidak tahu siapa Ayah dari anak ini."

-

Raffa POV

Jason diam dan melamun di hadapanku. Dia sama sekali tidak menjawab semua pertanyaan yang aku lontarkan. Saat ini aku hanya berdua dengannya dan berada di rumah Tissa. Tian dan Nevara membawa pulang Fandi. Sedangkan Tissa, tidak ingin berbicara padaku dan mengurung diri di kamar.

Aku semakin bingung. Jason tidak ingin membuka mulut. Aku yakin ada sesuatu antara dia dan Nevara.

"Jason, jawab semua pertanyaanku."

Dia melirikku, membuang nafasnya keras-keras. Lalu menutup wajahnya.

"Kami... one night stand. Dua bulan yang lalu."

Sesuai dugaanku. "Lalu, anak yang ia kandung?"

"Aku tidak tahu. Kami sama-sama mabuk saat itu, jadi aku tidak sadar. Dan dia pun tidak menyalahkanku."

Kenapa kejadiannya mirip denganku? Aku takut dengan kemungkinan bayi itu adalah anakku. Aku tidak akan pernah menerimanya jika itu benar. Aku hanya mencintai Tissa. Anakku hanya anak Tissa.

"Jadi, bagaimana sekarang? Aku sudah memiliki Tissa dan aku membuatnya sangat sedih. Aku tidak menyangka Nevara akan hamil. Baru dua minggu lagi, membuat kita semakin bingung."

"Lebih baik tes. Aku juga tidak ingin melihat kebahagiaan kalian terancam lagi. Biar aku saja yang tanggung jawab sekalipun itu anakmu," jawab Jason dengan wajah serius.

Aku menangkup wajahku. Walaupun itu anakku? Mana bisa aku mencampakkan wanita yang mengandung anakku? Tapi, bagaimana dengan Tissa. Aku memang tidak ingin menerima kenyataan itu tapi aku tidaklah jahat.

Aku harus bagaimana. Aku tidak tahu. Kenapa ini bisa terjadi. Fandi sialan, ini semua karena dia. Aku doakan agar dia cepat mati. Dia sudah menghancurkan hidup orang lain tanpa merasa bersalah sama sekali.

"Aku balik ke hotel dulu, apa kamu mau disini? Aku akan mengambil barang-barangmu."

"Ah, tidak usah. Biar aku saja yang mengambilnya," jawabku seraya berangkat dari sofa.

After The WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang